Seperti halnya perjalanan keluarga Mami Laterina bersama keluarga menemukan tulang belulang tulang yang hilang, perjalanan membuat film ini juga tidaklah mudah dan penuh liku. Produser  Shierly Kosasih menuturkan, perjalanan film ini
cukup berliku dan panjang.
Film yang membawa semangat kekeluargaan, relationship healing antar generasi serta indah dan kentalnya tradisi Indonesia memberikan kesan mendalam. Hingga semangat menghasilkan cerita film yang bermutu mengantarkan film ini akhirnya tayang di bioskop-bioskop Tanah Air.
"Ada kesenangan luar biasa untuk bisa ada di lingkungan produksi kreatif yang nyaman, terlebih dengan adanya ruang eksplorasi bagi para sineas perempuan. Adhya Pictures sangat excited bisa mempersembahkan film ini kepada penonton Indonesia," ucapnya usai screening film bersama media beserta para cast dan para kru di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis 19 September 2024.
Film ini semakin berkesan karena mengeksplorasi keindahan Danau Toba. Â Membuat "Tulang Belulang Tulang" bukan sekedar film sarat budaya Batak, tetapi juga mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia yang indah dan cantik.
"Berada di perjalanan yang melintasi Danau Toba, tentu saja disuguhi pemandangan
yang indah dan udara yang dingin. Danau Toba adalah sesuatu yang majestic. Ada
semacam makna simbolis juga antara latar Danau Toba dan permasalahan yang
dihadapi keluarga Batak di film ini," tutur
sutradara "Tulang Belulang Tulang"
Sammaria Sari Simanjuntak.
Sammaria berharap, film ini bisa membawa kebahagiaan dan kesenangan. Terlebih film ini juga mengajak penonton untuk merayakan setiap perjuangan yang dilalui dalam hidup. Juga mensyukuri bakat yang dimiliki.
Sementara itu, Atiqah Hasiholan yang berperan sebagai Mami Laterina
menambahkan, di balik keindahan Danau Toba yang menjadi latar film ini, juga
seperti menjadi cerminan perjalanan film "Tulang Belulang Tulang."
"Sama seperti danau Toba, untuk menikmati keindahannya kita juga dihadapkan pada jalanan yang berliku, keluarga di film ini pun menghadapi tantangannya. Seperti perjalanan filmnya, yang panjang namun pada akhirnya bisa dipersembahkan untuk penonton Indonesia," kata Atiqah Hasiholan yang mengaku sempat "shock" kembali berperan dalam film bernuansa budaya Batak.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, menyampaikan tayangnya film ini di bioskop menandakan terjaga dan makin kuatnya ekosistem dunia perfilman Indonesia secara baik.
"Kemendikbudristek selalu mendukung serta memfasilitasi sineas Indonesia agar terus berkembang, terutama melalui program-program yang kami laksanakan. Kami mengapresiasi atas pembuatan dan tayangnya film ini," ujar Hilmar.