Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - hanya ibu rumah tangga biasa

Hobby sederhana: membaca, menulis, memasak, travelling

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

"Kesasar" Gara-Gara Nama Halte TransJakarta Berganti

27 Juli 2024   15:40 Diperbarui: 28 Juli 2024   00:30 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis 25 Juli 2024, saya ada agenda kegiatan di Sekretariat Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Lokasi tempat ini dekat dengan RS Ibu dan Anak Harapan Kita (RSIA Harkit), yang berada di wilayah Jakarta Barat.

Sudah lama tidak ke sini. Seingat saya, terakhir itu masih zamannya Covid-19 deh. Anggaplah sudah 2 tahun tidak menjejakkan kaki ke Sekretariat PP IAI yang beralamat di Jalan Wijaya Kusuma No. 17, Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat.

Meski sudah lama tidak ke sana, saya masih ingat jelas rutenya. Kalau naik bus Trans Jakarta biasanya saya turun di Halte RS Harapan Kita. Lanjut berjalan menuju area rumah sakit sampai ke bagian IGD. Dari sini, belok kiri ke arah perumahan, terus jalan kaki deh. 

Rute ini kemudian saya sampaikan ke kawan saya, Ashriati, yang belum pernah ke sana. Kebetulan dia juga naik bus Trans Jakarta.

Saya dan teman saya, Dewi Syafrianis, naik dari halte Widya Chandra (sebelumnya bernama halte Gatot Subroto LIPI). Kebetulan kami usai menghadiri acara di sekitar Mampang, Jakarta Selatan, yang dekat dengan Halte Warung Jati.

Kami naik koridor 9 Pinang Ranti - Pluit (bisa juga naik koridor 9A Pinang Ranti - PGC). Penumpang yang menaiki koridor ini tidak terlalu padat. Kami masih bisa mendapat tempat duduk. Kami duduk sambil memperhatikan run text rute di pintu dekat kabin pengemudi dan mendengarkan informasi mengenai halte selanjutnya.

"Slipi Kemanggisan" begitu bunyi informasi yang kami dengar. Setelah berhenti di halte ini, bus Trans Jakarta kembali melaju. Rute selanjutnya "Kota Bambu". Kota Bambu? Batin saya. Perasaan baru dengar. Memang ada ya Kota Bambu?

Setelah berhenti di halte ini, bus pun melaju. Tapi kok halte RS Harapan Kita tidak ada ya. Tidak terdengar juga diinformasikan. Di run text juga tidak disebutkan. Bus melaju eh kok tiba-tiba sudah sampai saja di halte Grogol Reformasi yang dekat Universitas Trisakti.

Wah, berarti terlewati dong. Tapi selama perjalanan itu, saya sama sekali tidak mendengar nama halte RS Harapan Kita disebutkan. Saya juga tidak membaca nama halte RS Harapan Kita di setiap kali bus berhenti di halte. Saya sendiri duduk dekat jendela sebelah kanan. Jadi nama halte pasti terbaca oleh saya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Kami akhirnya turun di halte Grogol Reformasi lanjut transit ke arah Pinang Ranti. Sengaja duduk dekat jendela sebelah kiri biar bisa melihat jelas RS Harapan Kita. Ketika gedung RS ini terlihat, kami pun bersiap turun. Setelah halte berhenti, ternyata nama haltenya "Kota Bambu".

Oh ternyata "Kota Bambu" itu halte RS Harapan Kita. Sejak kapan berganti nama? Kalau tahu mah, tadi kami turun di Kota Bambu, jadi tidak perlu putar arah. Menghemat waktu dan tenaga. Dari sini baru kami jalan menuju RS Harapan Kita hingga ke bagian IGD, belok kiri ke arah perumahan.

Ternyata, bukan kami saja yang mengalami demikian. Kawan kami, Ashriati, juga terlewati hingga ke Grogol Reformasi. Setelah ia bertanya kepada petugas, kawan saya diarahkan untuk turun di halte Kota Bambu. Jadi, dia pun transit di Grogol Reformasi.

"Gara-gara" ini kami pun telat sampai di acara (meski tanpa "kesasar" kami tetap terlambat juga sih tapi setidaknya masih bisa terkejar). Tapi syukurlah, yang empunya acara masih ada dan menyambut kami dengan ramah. Sambil bercerita mengenai kami yang "tersesat".

"Kota Bambu itu apa?" tanya saya pada Mbak Tresnawati, pengurus PP IAI bidang Hubungan Masyarakat, yang juga wartawan Suara Merdeka biro Jakarta.

"Itu, nama kelurahan di belakang sana," jawabnya sambil jarinya menunjuk-nunjuk.

"Oh begitu, baru tahu," kata saya. Setelah saya cek nama Kota Bambu itu adalah nama wilayah yang berada di Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat. Ada dua kelurahan di wilayah ini, yaitu Kota Bambu Utara dan Kota Bambu Selatan.

Saya lantas mencari informasi mengenai sejak kapan pergantian nama ini berlaku. Ternyata pergantian nama halte ini mulai berlaku sejak Januari 2024. Saya sih memang sudah sering mendengar informasi ini tapi tidak menggali lebih jauh lagi halte-halte mana saja yang berganti nama sampai akhirnya tersadarkan oleh peristiwa tadi.

RSIA Harapan Kita | Dokumentasi pribadi
RSIA Harapan Kita | Dokumentasi pribadi

Tapi untuk halte yang biasa saya tuju seperti Halte Cikoko (sebelumnya bernama Cikoko Stasiun Cawang) tidak pernah terlewati karena memang sudah sering. Kalau yang RS Harapan Kita jarang banget turun di halte itu yang kini berganti nama menjadi Kota Bambu. Sehingga tidak terlalu memperhatikan selain halte tujuan.

Alasan perubahan nama halte ini masih berkaitan dengan hak penamaan atau naming right halte. Halte Transjakarta yang selama ini menggunakan nama bangunan atau instansi diubah menjadi nama kelurahan atau daerah. Ada 13 koridor halte Transjakarta yang mengalami perubahan nama.

Pihak Transjakarta menjelaskan alasan banyak halte Transjakarta yang sudah terintegrasi dengan berbagai transportasi umum lainnya di Jakarta. Salah satunya, halte Transjakarta BNN yang sudah terintegrasi dengan Stasiun LRT Cawang. Karena itu, Halte BNN berubah nama menjadi Halte Cawang.

Tentunya hal ini dapat memudahkan pelanggan dalam mengingat rute yang dituju jika harus menggunakan lebih dari satu jenis transportasi umum dalam sekali jalan. Begitu penjelasan pihak Trans Jakarta yang saya baca.

Alasan lain perubahan nama halte juga didasarkan pada kebutuhan untuk pemetaan yang lebih akurat. Dengan mempertimbangkan faktor geografis dan lingkungan sekitar halte. Dengan demikian, penumpang dapat merencanakan perjalanan dengan lebih efektif.

Selain itu, adanya perubahan nama halte karena respons terhadap perkembangan wilayah mengingat Jakarta yang terus berkembang. Beberapa wilayah juga mengalami perubahan signifikan. Dengan mengganti nama halte, Transjakarta ingin menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada penumpang.

Tapi sepertinya sih perlu sosialisasi biar banyak penumpang yang tidak tersasar. Khususnya penumpang yang jarang menuju halte itu. Atau di dalam bus, petugas memberikan informasi, misalnya, halte A dulunya bernama B. Biar penumpang menjadi tahu kalau ada perubahan nama. 

Meski berganti nama, perubahan ini tidak mengubah titik lokasi halte. Jadi, tidak perlu khawatir dengan perjalanan terganggu. Belajar dari pengalaman saya tadi, hanya perlu lebih teliti terhadap pemberhentian halte yang dituju. So, jangan sampai kesasar ya! Jangan sampai salah turun juga, ya!

Kami yang tersasar bersama Mbak Tresnawari (baju abu-abu) | Dokumentasi pribadi
Kami yang tersasar bersama Mbak Tresnawari (baju abu-abu) | Dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun