Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - hanya ibu rumah tangga biasa

Hobby sederhana: membaca, menulis, memasak, travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kuliah Umum Manajemen Kematian, dari Takut Menjadi Berani Memuliakan Jenazah Keluarga Sendiri

24 Juni 2024   19:37 Diperbarui: 25 Juni 2024   04:51 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menutupi aurat jenazah saat akan dimandikan (Dokumen pribadi)

Kuliah umum ini mengupas beberapa materi. Yaitu manajemen kematian; manajemen saat sakit; manajemen saat sakratul maut; manajemen saat terjadi kematian; manajemen pemuliaan jenazah; memandikan, mengkafani, menshalatkan; menguburkan dan simulasi memandikan jenazah.

Ustadz menyampaikan, dalam Islam, pengurusan jenazah hukumnya fardhu kifayah. Itu artinya wajib dilakukan. Namun, jika sudah dikerjakan oleh muslim lain maka kewajiban ini gugur. Jika tidak ada yang menjalankannya, maka orang-orang di sekitar berdosa semua.

Semakin banyak penyelenggara pengurusan jenazah, semakin baik. Menandakan jenazah bersangkutan memiliki kerabat dan silaturrahmi yang baik.

Sementara yang datang bertakziah atau menghadiri kematian juga akan memperoleh pahala. Karena itu, masyarakat tidak perlu takut ikut dalam keterlibatan pengurusan jenazah.

Ustadz menyampaikan sejatinya kewajiban pengurusan jenazah utamanya terletak pada keluarga, bukan yang lain. Sebagaimana Nabi Muhammad bersabda, yang diriwayatkan Bukhari Muslim.

Rasulullah mengatakan kepada Aisyah, "Seandainya Aisyah meninggal lebih dulu daripada aku, aku akan memandikannya dengan tanganku sendiri dan mempersiapkan sebaik-baiknya untuk perjalanannya. Kemudian aku akan memakaikan kafan dan menyalatinya secara khusyuk. Setelah itu aku akan mengucapkan doa-doa."

Menutupi aurat jenazah saat akan dimandikan (Dokumen pribadi)
Menutupi aurat jenazah saat akan dimandikan (Dokumen pribadi)

Pertolongan pertama pada jenazah atau P3J atau saat terjadi kematian

Orang yang meninggalnya biasanya diketahui dari pandangan mata terangkat, mata terbelalak, melotot, ngorok panjang. Dibuktikan lagi dengan denyut urat nadinya sudah tidak ada, baik di leher maupun detak jantung. Untuk lebih menyakinkan lagi, datangkanlah dokter atau petugas kesehatan.

Dari Ummu Salamah Radhiyallahu anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi Abu Salamah yang telah wafat, kedua mata terbelalak, kemudian beliau memejamkan kedua mata Abu Salamah dan berkata, 'Sesungguhnya bila ruh telah dicabut, maka pandangan matanya mengikutinya."

Pertolongan pertama pada jenazah yaitu pejamkan matanya kalau matanya melotot. Lumrah orang mati matanya melotot. Kalau mulutnya mangap, maka katupkan. Bisa diikat dengan tali dari kain kafan. Luruskan urat-urat jika memungkinkan.

Lepaskan pakaian dan atribut aksesoris di tubuhnya dengan lemah lembut. Sedekapkan tangannya dengan tangan kanan di atas. Tutup tubuhnya dengan kain. Tempatkan mayit di tempat layak. Lalu doakan mayit tersebut. Segerakan pengurusan mayatnya. Lebih cepat lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun