Suara Ardi berganti murung. Ia kecewa memandangi papan lapuk yang menurutnya gawai terbaru yang ia gunakan untuk menghubungi kekasihnya.
Segerombolan anak yang sedari tadi mengikutinya tertawa-tawa sambil melempari Ardi dengan kerikil dan ranting kering.
*Repost dari buku kumcer Meramu Cinta
Tasikmalaya, 11-2-2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H