Mohon tunggu...
Teti Taryani
Teti Taryani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru yang suka menulis. Author novel: Rembulan Merindu, Gerai Kasih, Dalam Bingkai Pusaran Cinta. Kumcer: Amplop buat Ibu, Meramu Cinta, Ilalang di Padang Tandus. Penelitian: Praktik Kerja Industri dalam Pendidikan Sistem Ganda. Kumpulan fikmin Sunda: Batok Bulu Eusi Madu, Kicimpring Bengras.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pilih Mana: Buka Sepatu atau Pakai Sepatu?

25 Oktober 2022   11:48 Diperbarui: 25 Oktober 2022   11:52 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Teti Taryani, Guru SMKN 1 Tasikmalaya

Menjaga kebersihan mutlak harus dilakukan oleh siapa pun, di mana pun, dan kapan pun. Kesadaran tentang hal ini hendaknya tertanam dalam setiap jiwa manusia, tanpa kecuali. Pembiasaan hidup bersih di lingkungan keluarga sedikit banyak bakal terbawa pada pembiasaan di lingkungan selanjutnya tempat orang tersebut berada.

Sekolah sebagai pusat pembangun budaya menjadi bukti nyata dari pelaksanaan budaya kebersihan, kerapian, dan kedisiplinan. Banyak cara yang dilakukan untuk menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih dan sehat. Yang perlu dipertimbangkan adalah efektifitas program tersebut agar mampu mendulang manfaat, bukan malah menimbulkan madarat.

Salah satu upaya yang dilakukan satu sekolah favorit adalah dengan menyediakan rak sepatu di setiap kelas. Rak ini berfungsi untuk menyimpan sepatu agar siswa tidak memakai sepatu saat berada di dalam kelas. Tujuannya agar kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar terjaga kebersihan, kesehatan, dan kerapiannya.

Namun, tidak jarang siswa memerlukan izin keluar kelas saat pembelajaran berlangsung. Setiap hari ada saja siswa yang izin ke kamar kecil, rapat organisasi, praktik atau observasi di luar kelas, dipanggil guru, melaksanakan piket, menyerahkan tugas, menuju UKS, dan berbagai keperluan lain. Untuk bergerak di luar kelas, tentu siswa harus mengenakan sepatu. Dengan sepatu bertali, tidak sedikit waktu izin tersita untuk merapikan tali sepatu.

Guna menyiasati kepraktisan bergerak di lingkungan sekolah, hampir seratus persen siswa membawa sandal. Alas kaki ini dipakai untuk bergerak selama berada di lingkungan sekolah. Di sekitar kelas tidak tersedia rak untuk menyimpan sandal. Maka sandal pun akhirnya masuk kelas. Awalnya sih, saat masuk kelas, sandal mereka tenteng demi menjaga lantai tetap bersih. Lama-lama, mereka malas menenteng sandal, akhirnya sandal jadi bebas keluar masuk kelas. Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi lantai kelas selanjutnya.

Sesekali digelar operasi tatib sandal. Bukan tidak boleh membawa sandal, melainkan harus disimpan di luar kelas. Selesai operasi tatib, selain sepatu yang berderet pada rak sepatu, tampak pula tambahan deretan sandal yang begeletakan di lantai sekitar kelas. Pemandangan pun jadi semakin bertambah ... aduh!

Selain itu, pernah terjadi siswa julid menukarkan sepatu jelek miliknya dengan sepatu bagus milik siswa lain. Ada pula siswa iseng yang mengikatkan tali sepatu dengan beberapa sepatu lainnya. Di lain waktu, ada dua siswa putri yang menangis karena sepatunya tinggal sebelah. Pengarahan dan pembinaan tidaklah kurang. Penanaman karakter dilakukan oleh setiap guru mapel. Namun membiasakan hidup jujur dan tertib memang memerlukan proses dan waktu yang tidak sebentar.

Agar sejalan dengan tatib yang dikenakan pada siswa, guru pun meletakkan sepatu di luar kelas saat pembelajaran berlangsung. Bagi beberapa guru senior yang sudah terkena serangan faktor U hingga kakinya sering terasa pegal, encok, kadang-kadang membuka sepatu menjadi tantangan tersendiri. Terutama saat berlangsung di pagi hari. Di satu sisi guru harus menjadi sosok yang digugu dan ditiru, di sisi lain dia perlu menjaga kesehatan diri. Kalau sepatu dipakai ke kelas, sama dengan tidak memberi contoh baik. Tetapi kalau tidak dipakai, dirinya terancam masalah kesehatan. Simalakama!

Sepertinya, mengenakan sepatu di dalam kelas tidaklah mengapa. Asalkan dibuat kesepakatan kelas untuk menjaga kebersihan pada setiap pagi dan saat hendak meninggalkan sekolah. Memberi kepercayaan kepada siswa sambil memberi kenyamanan bersepatu di sekolah sepertinya lebih baik daripada mendapati sepatu berjejer pada rak, tetapi sandal bebas keluar masuk kelas.

Jadi, mari kita pilih, buka sepatu atau pakai sepatu? 

Adakah solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun