hari masih tebal kabut
ketika penghuni malam teriak;
dari lalu kulihat kau bersuling
tapi sayupnya kudengar asing
maka pesuling menyahut
dari kaki bukit tengkorak;
seyogyanya kau tahu,
musik itu adalah rohani
tetapi manusia bersifat daging
dan kau terjual kepada dosa,
maka akan dengarkan suara suling
sayangnya kau tidak
tetapi sulingku bernyanyi
kau tidak menari
pabila sulingku meratap
kau tidak berduka
sebab sekalipun bertelinga
yang kau dengarkan bising
bukan suara suling
suara buluh suratan bunyi
suara suling bincangan batin
sejak menikmat desis berbisa
telinga tak lagi tala sempurna
tanpa musik, hidup mati
terus berlari jauhi pagi
telah ku dijumpa Pesuling Agung
yang tubuhnya mengalun simphoni
lagu yang terdengar adalah cahaya
aku diliputinya
ditetes telingaku dengan darahnya
diajarnya mendengar dan bermusik
maka kuterhutang meniup suling
menarikmu pada cahaya
seyogyanya kau tahu,
hukum itu musik rohani
tetapi manusia bersifat daging
dan kau terjual kepada dosa,
seandainya kau perhatikan suling
fajarmu tiba
sesudahnya pesuling berkata
dilanjutnya meniup suling
Â
Â