Sekolah alam yang dibangun Farid terus berkembang hingga sekarang. Tentu saja proses yang dilalui Farid tidak mudah, sempat jatuh bangun, butuh perjuangan, pengorbanan dan waktu yang panjang.
Saat sekolah alam pertama dibuka, Farid dan sahabatnya Suyanto Khoiru Ichwan harus mencari anak-anak yang putus sekolah untuk diajak belajar dengan fasilitas yang seadanya, hanya sebuah aula, musala kecil serta satu sanggar.
Konsep bangunan sederhana dan terbuka sengaja dipilih Farid dimaksudkan agar ruang gerak para siswanya tidak terbatas.
Untuk semua itu Farid tidak menentukan tarif biaya sekolah. Hanya dibayar dengan seikat sayur dari setiap murid pun setiap hari Farid tetap menghidupkan kegiatan belajar mengajar tetap menyenangkan.
Farid memang memperbolehkan para orang tua siswanya membayar biaya sekolah hanya dengan sayur yang dimilikinya. Tenaga pendidik di sekolah alam itu dibayar dengan sayuran! Jadi ini ada sayur untuk guru, bukan makan gratis untuk anak sekolah.
Selain diperbolehkan bayar sekolah pakai sayur dan bahkan gratis, keunikan di sekolah alam milik Farid juga tidak menekankan siswanya harus mengenakan seragam setiap hari.
Farid sengaja menyuruh siswanya berpakaian bebas dan bahkan yang tidak punya sepatu, tidak harus mengenakan nya. Seragam hanya dipakai pada hari Senin dan Selasa saja.
Waktu demi waktu terus bergulir, sekolah alam yang dirintis Farid terus mengalami kemajuan. Hingga saat ini sekolah itu bernama SMP Alam Banyuwangi Islamic School (BIS) yang dipimpin langsung oleh Farid sebagai Kepala Sekolah. Pengelolaan SD nya diserahkan pada sahabatnya, Suyanto Khoiru Ichwan.
Sekolah alam itu sekarang telah mengantongi akreditasi. Secara manajemen sistem yang diterapkan, SMP Alam BIS ini sedikit berbeda dari sekolah pada umumnya. Sekolah ini menerapkan kurikulum gabungan modern dan pondok pesantren salaf.
Selain diajari menguasai mata pelajaran umum, para siswa juga ditempa ilmu agama. Seperti Bahasa Arab dan Tahfidz al-Qur'an. Bahasa sehari-hari di sekolah diwajibkan menggunakan bahasa Inggris.