Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Amanah Jadi Perpanjangan Tangan Itu Berat, Jenderal!

6 Mei 2021   14:38 Diperbarui: 6 Mei 2021   14:44 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebentar lagi lebaran. Tahun ini anak-anak pengajian Al Hidayah dan beberapa anak yatim serta janda lansia yang sebelumnya selalu kami santuni mungkin dengan terpaksa tidak lagi akan mendapat bingkisan, sembako, uang jajan lebaran, dan lain sebagainya sebagaimana Ramadan sebelumnya. Harus kami akui, pandemi telah banyak mengubah situasi dan berbagai rencana yang sudah dibuat.

Notifikasi hp membuyarkan lamunan saya. "Sudah ransfer tiga ratus ribu rupiah ya, Teh. Untuk bingkisan anak-anak. Salam sayang buat semua." Bunyinya seolah mendinginkan kepala yang sebelumnya ngebul, kepanasan.

Alhamdulillah, sodaqoh dari teman yang sudah saya anggap seperti adik sendiri di Taiwan akhirnya menyelamatkan kemeriahan lebaran buat anak-anak mengaji. Padahal tadinya, saya sudah kebingungan darimana mendapatkan dana tambahan untuk sekadar membahagiakan mereka anak-anak yang belajar berpuasa dan mengapresiasi mereka ketika berhasil menamatkan puasanya sebulan penuh.

Memang sih mereka puasa atas dasar ikhlas, karena Allah SWT, bukan karena adanya iming-iming hadiah. Tapi rasanya akan lebih memacu semangat mereka untuk terus bisa istiqomah, jika pencapaian mereka kita hargai. Toh apa yang diterimanya juga mungkin tidak seberapa. Hanya jajanan anak yang kalau ditotal tidak sampai sebesar dua puluh ribu rupiah per orangnya.

Dulu, setiap Ramadan dan bulan Muharram saya dan suami selalu menerima zakat infaq dan shodaqoh dari donatur yang mempercayakan kepada kami untuk menyampaikan rezekinya kepada mereka yang berhak. Donatur yang rela menyisihkan sebagian rezekinya kepada kami untuk menjadi perpanjangan tangannya ini berada di berbagai daerah dan negara. Mayoritas mereka adalah teman blogger dan teman buruh migran yang selalu interaksi dengan saya baik secara langsung maupun sebatas di dunia maya.

Dok pribadi
Dok pribadi

Donasi yang kami terima tidak hanya berupa dana, tapi juga dalam bentuk lain seperti alat solat, buku bacaan islami, Al Quran, rekal, alat tulis dan lain-lain.

Besar kecil zakat atau donasi yang mereka kirimkan selalu saya upayakan bisa diterima merata oleh para penerima yang sebelumnya memang sudah kami miliki datanya.

Untuk memudahkan mencukupi kebutuhan si penerima, saya juga suka melihat situasi dan kondisinya. Karena kebutuhan mereka memang tidak sama. Ada yang perlu sembako, ada yang perlu uang cash, bahkan ada anak yatim yang perlu pakaian atau alat sekolah.

Jika donasi dikirim donatur diluar bulan Ramadan atau Muharram, maka saya kumpulkan dulu sampai mencukupi lalu kami belikan kain untuk dijadikan seragam anak mengaji, ongkos menjahit dan perbaikan keperluan pondok mengaji Al Hidayah lainnya.

Alhamdulillah dari kepercayaan para donatur yang tersebar di dalam maupun luar negeri itu tahap demi tahap kami bisa memperbaiki kualitas pembelajaran pengajian. Ya paling tidak mereka anak mengaji tidak terbebani untuk membeli alat solat, Al Qur'an, bahkan materi pelajaran yang selalu kami bagikan.

Namun pandemi kini telah mengubah semuanya. Dimulai Ramadan tahun lalu, beberapa donatur terus terang mengatakan tidak bisa memberikan zakat dan donasinya karena dampak dari pandemi itu tadi.

Ada yang bekerja di Hongkong tapi sakit dan harus pulang ke tanah air jadi otomatis ia tidak bisa lagi menyisihkan uang gajinya sebagai sodaqoh.

Perusahaan salah seorang donatur terancam bangkrut, jadi jangankan mengeluarkan sedekahnya, membayar hak pekerja dan melunasi hutang-hutangnya perusahaan saja belum ada bayangan dari mana.

Ada banyak juga blogger yang selama ini biasanya sering menyisihkan fee yang didapat barang sepuluh dua puluh ribu untuk menyantuni anak-anak melalui kami, namun sejak adanya PSBB jangankan bisa menyisihkan penghasilan, mendapatkan job online sekali dalam sebulan saja sudah susah. Lagi-lagi sumber donasi dari donatur kepada kami terputus.

Karena itulah, tadinya pada Ramadan kedua di masa pandemi ini saya akan hapuskan berbagai kegiatan santunan. Namun rupanya Allah masih mempercayai kami menjadi perpanjangan tangan teman untuk menyampaikan sebagian rezekinya yang dengan sudah susah payah mereka sisihkan. Alhamdulillah. Paling tidak, Ramadan kali ini tidak zonk sama sekali.

Bersyukur dengan adanya kecanggihan teknologi yang sudah mempermudah kegiatan ibadah kita sehingga semakin mudah, praktis dan accountable. Ya, saya alami sendiri, satu dolar dua dolar itu kalau sedang bekerja di luar negeri, rasanya tidak begitu berarti. Kadang uang segitu hanya gular goler, nganggur tidak dilirik meski hanya oleh sebelah mata. Padahal kalau dirupiahkan, seribu dua ribu nilainya jadi lebih besar dan bisa untuk memenuhi banyak kebutuhan.

Dari pengalaman itulah pada awalnya saya mengetuk pintu hati teman-teman untuk menyisihkan sebagian uang recehannya supaya lebih bermanfaat dan berlipat ganda.

"Saya bantu kamu menabung untuk bekal kita kelak diakhirat, insyaallah. Recehan yang kamu anggap tidak bernilai itu kumpulkan dan kirim padaku. Kalau sudah ditukar Rupiah nilainya jadi berharga. Jika kamu percaya, akan saya realisasikan semaksimal mungkin untuk membantu mereka yang membutuhkan."

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Dengan mengeluarkan dan membelanjakan harta di jalan kebaikan, bukankah pahalanya akan tambah berlipat? Meski tidak mudah, satu per satu teman ada yang setuju dengan saran saya itu. Donasi dari mereka mulai saya terima sejak tahun 2015. Untuk menjaga amanah yang diberikan, saya pun membuat laporan secara terperinci disertai foto atau video pendukung.

Zakat atau donasi online dari teman blogger maupun teman buruh migran kami terima dengan lancar. Sampai secara tiba-tiba pandemi memberikan teguran yang sangat keras kepada kita. Segala aktivitas banyak dibatasi, rencana yang dibuat hanya tinggal wacana. Semuanya menjaga jarak.

Tapi pandemi bukan sebuah alasan untuk kita tidak berbagi terhadap sesama, bukan? Saya lihat pembayaran zakat dan atau donasi online lainnya justru semakin marak di era digital seperti sekarang ini.

Berbagai lembaga yang menaungi utusan zakat dan donasi online lain justru semakin gencar melebarkan sayapnya. Tidak hanya mengurusi soal zakat infak dan sodaqoh saja, tapi ada juga program berbagi ifthor buka puasa, sedekah Al Qur'an, santunan pejuang tulang punggung keluarga, santunan yatim piatu, santunan janda lansia, ada juga program bingkisan Ramadan untuk para penggali makam, penyapu jalanan, penjaga pintu kereta, porter, guru mengaji di pelosok, dan program untuk para difabel. Sungguh, semakin canggih teknologi semakin banyak kemudahan yang bisa kita lakukan.

Tidak sedikit pula lembaga yang berani menjemput bola, memberikan berbagai fasilitas kemudahan terhadap para calon donatur sehingga di tengah pandemi ini para donatur tetap aman dan nyaman. Cukup bertransaksi ijab kabul melalui gawai di tangan.

Tapi rezeki memang Tuhan yang ngatur. Setelah saya sebelumnya pesimis Ramadan tahun ini akan kembali kosong dari berbagai kegiatan santunan, setidaknya masih bisa berbagi bingkisan jajanan untuk anak mengaji lebaran nanti.

Uang tiga ratus ribu rupiah titipan teman dari Taiwan cukup tidak cukup harus segera dibelanjakan sehingga bingkisan jajanan sudah bisa dibagikan kepada mereka tepat tanggal 25 Ramadan besok, hari akhir pengajian sebelum libur lebaran dan masuk lagi nanti tanggal 8 Syawal.

Kami belum tentu bisa jadi perpanjangan tangan yang maksimal dalam menyampaikan titipan. Tapi kami percaya, keikhlasan teman-teman semua akan dibayar Tuhan sampai tidak terhingga sebagaimana dalam firman Nya:

Dok pribadi
Dok pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun