Entah ketakutan, atau bagaimana yang pasti ibu saya seperti tidak setuju saya menyimpan miniatur tengkorak-tengkorak itu.
"Kalau tidak bermanfaat secara nyata, lebih baik jangan disimpan. Jangan menyimpan barang lama-lama di rumah hanya karena beranggapan barang tersebut nantinya akan berguna."
Saya pikir, pernak pernik tengkorak ini sebenarnya memang tidak diperlukan, saya aja yang masih ingin menyimpannya. Saya merasa kesulitan dalam memilih barang mana yang perlu disimpan dan dibuang, jadi memilih menyimpan semuanya. Buat saya pernak pernik tengkorak ini bernilai, unik. Namun bagi orang lain mungkin justru kebalikannya.
Seperti ibu saya, merasa barang yang disimpan anaknya ini  sudah tidak layak disimpan, maka ia meminta untuk membuangnya. Tapi kalau dibuang kan sayang...
"Kamu lupa ya, apapun yang kita simpan nanti itu akan ada hisabnya di hari kemudian hari." Ujar ibu saya.
Deg! Astaghfirullah...
Saya memang tidak mengoleksi pakaian, sepatu, tas atau lainnya. Tapi ada pasmina yang hanya sesekali dipakai, ada beberapa pasang kaos kaki yang gak dipakai.
Dan mungkin masih ada barang-batang tak terpakai lainnya?
Ya, barang-barang tak terpakai itu jika kita simpan begitu saja tak akan membawa manfaat apa-apa buat kita. Tapi yang kita pakai dan kita sedekahkan, itulah yang bermanfaat.
Sementara yang disimpan-simpan itu justru kelak akan dihisab dan justru akan mengusahakan diri kita sendiri. Pernak pernik tengkorak itu kebanyakan saya beli hanya karena ingin mengumpulkannya, walau sebenarnya tidak berguna bagi diri kita. Duh, mungkin ini yang ibu saya takutkan, takut saya termasuk golongan orang yang menumpuk numpuk barang. Dan kelak semua akan dihisab.
Seperti mengetahui kegalauan saya, ibu bilang jika sedekah akan menghapus dosa, sebagaimana air mematikan api. Sebagaimana firman Allah SWT: