Menerapkan pola hidup sehat yang sejalan dengan kaidah berpuasa. Belajar dari pengalaman seorang pramugari.
Saat bekerja di Taiwan, pertama mau menjalankan ibadah puasa didahului adanya kontroversi antara majikan dan orangtuanya. Majikan mempersilahkan saya menjalankan puasa selama tidak menggangu pekerjaan. Tapi Ama (Nenek) alias orang tuanya majikan menentang dengan keras, dengan alasan kalau tidak makan minum nanti saya bisa mati, kalau saya mati di rumah mereka, mereka yang kerepotan.
Bersyukur majikan yang profesinya sebagai pramugari (majikan laki-laki juga pramugara) dari maskapai penerbangan China Airlines dengan perlahan menerangkan kepada Ama, dari berbagai sudut pandang tentang puasa, diet dan pola hidup sehat.
Mom (panggilan saya kepada majikan perempuan) menerangkan kalau puasa itu kewajiban bagi saya selaku Muslim. Di seluruh penjuru dunia, semua orang Islam menjalankan puasa. Bahkan di perusahaan tempat majikan bekerja, ada "pelajaran" dan etika khusus dalam penerbangan selama bulan Ramadan dalam melayani penumpang Muslim.
"Mom, please tell Ama, nobody was dead because fasting." Modal bahasa isyarat saya nekat mengusulkan informasi itu ke majikan. Abisnya jadi gregetan dibilang kalau puasa bisa mati dan nyusahin.
Mom memberi pengertian kepada Ama dengan bahasanya yang halus mengibaratkan jika puasa itu sama dengan diet, seperti penerapan pola hidup sehat yang sangat ketat dijalankan majikan --yang perempuan khususnya, kalau masih mau bekerja di perusahaan yang selama ini telah meningkatkan finansial kehidupan mereka.
"Kalau tidak diet, badan bisa melar, gimana aku bisa kerja?" begitu perkataan Mom kepada orang tua nya.
"Sama dengan Lily, ia puasa sama dengan diet, biar kehidupannya lebih baik." Entah benar entah tidak tapi saya yakin maksud Mom baik. Dan benar saja, dengan penjelasan itu, Ama manggut-manggut dan menyetujui kalau saya puasa. Dengan syarat kalau tidak kuat segera makan.
Ashiap! Betapa gembiranya saya dan berterimakasih kepada Mom. Hingga berkali-kali melewati bulan Ramadan, setiap tahunnya saya bisa menjalankan puasa dengan nyaman. Bahkan Ama sering menyisihkan makanan halal untuk saya makan setelah berbuka.
Diam-diam saya jadi kepikiran ucapan majikan. Jika saya menjalankan puasa, maka ia melakukan diet dan pola hidup sehat. Padahal jika diperhatikan, diet dan pola hidup sehat Mom sebagai seorang pramugari, lebih ketat dari saya yang berpuasa sekadar memindahkan waktu makan saja --jangan ditiru ya.
Awalnya saya gak ngeh, kok bisa Mom tetap memiliki badan yang langsing, padahal sudah memiliki dua anak yang setiap hari saya antar jemput ke sekolah. Kulitnya yang kencang, sinar matanya yang tajam, semua itu saya tahu bukan karena olesan skincare atau softlens saja, tetapi juga karena ditunjang pola hidup sehat (menurutnya) yang sangat ketat dilakukan.
Pola hidup sehat Mom yang saya perhatikan dan bikin ia tetap langsing (ini hanya yang bisa saya ingat aja) di antaranya:
1.Sarapan
Saat libur terbang dalam arti ia ada di rumah, Mom tidak pernah telat sarapan. Sarapan katanya bermanfaat untuk proses metabolisme dan juga kekuatan.
Sama seperti saat kita berpuasa, makan saat sahur adalah bentuk sarapan dari orang yang menjalankan puasa.
2.Perbanyak makan sayur dan buah.
Semakin banyak makan sayur dan buah saat sarapan katanya semakin baik untuk kesehatan. Kita saat berpuasa pun agar pencernaan lancar, sebaiknya memang mengonsumsi makanan berserat kan ya?
3.Tidak mager
Olahraga sangat baik bagi kesehatan. Selain itu juga dapat menjaga bentuk tubuh. Tapi Mom tudak pernah ke gym sebagaimana pramugari lainnya. Ia cukup dengan melakukan kebiasaan sehari-hari seperti berjalan kaki atau naik-turun tangga. Kebetulan rumah majikan berada di lantai lima tanpa lift.
Bagi kita yang berpuasa, selain mengerjakan pekerjaan sehari-hari, konsisten melaksanakan solat tarawih itu sudah termasuk juga menggerakkan badan alias olahraga. Apalagi solat tarawih dilakukan setelah kita makan besar.
Keringat yang bercucuran saat melakukan tarawih bisa jadi sebanding bahkan lebih dengan berlari beberapa keliling di lapangan Tree Generasi Hospital, Rumah sakit tempat Akong (Kakek), lansia yang saya jaga dirawat. Apalagi kalau pas bulan Ramadan bertepatan dengan musim panas, serasa di sauna aja deh, saking gerahnya. Diperkirakan kalori bisa terbakar dengan sempurna.
4.Porsi mini
Orang Chinese pada umumnya mereka makan nasi sangat sedikit. Mereka lebih memperbanyak lauk pauk, sayur dan sop. Jadi saat makna besar sekalipun, nasinya tetap seujung sendok nasi.
Kita yang beragama Muslim bukankah sudah dianjurkan oleh Rasulullah untuk makan setelah merasa lapar dan berhenti sebelum merasa kenyang?
5.Berbagi isi piring
Kebiasaan Mom yang selalu saya lihat, sebelum mulai makan, ia terbiasa menyisihkan seperempat porsi makanannya. Tidak jarang ia bagi nasi bagiannya ke dalam mangkuk saya. Katanya saya harus makan lebih banyak biar tenaga full dan maksimal dalam bekerja.
Kalau saya telaah, pelajaran dari berbagi isi piring ini sebetulnya adalah belajar ikhlas dalam memberikan sesuatu meski yang kita miliki hanya sesuap.
Apakah kita akan tega membiarkan orang lain kelaparan sementara kita memasak sayur di dapur sepanci penuh? Makan secukupnya akan terasa lebih baik daripada makan berlebihan.
6.Banyak minum air putih
Mom memilih memperbanyak minum air putih daripada menghabiskan sup sarang burung walet yang terkenal berkhasiat dan mahal itu.
Andaikan dekat dan ada, pasti minum air zamzam juga akan dilakukannya. Ia tidak gengsi kemanapun pergi, selalu bawa botol minum sendiri. Setidaknya ia pastikan minum air putih minimal 8 gelas dalam sehari.
7.Tidak makan sambil nonton
Kebiasaan yang dengan sangat ketat Mom lakukan dan diturunkan kepada buah hatinya. Mom tidak segan menghukum anaknya kalau ketahuan makan sambil nonton. Alasannya jika mata menonton, maka tangan dan mulut tidak akan bertugas dengan baik.
Maksud lainnya mungkin waktu makan ya fokus makan. Supaya organ tubuh bisa menikmati dan mencerna makanan dengan baik. Bukankah orang berpuasa juga memiliki waktu tersendiri kapan bisa makan dan kapan harus menahan?
8.Tidak makan jelang tidur
Supaya tidak berlebihan lemak dan kalori menjaga berat badan bisa dengan menghindari makan besar sebelum tidur. Kalori memberi energi pada tubuh, saat kita tidur  tidak memerlukan energi, bukan? Pastikan tidur yang cukup. 7-8 jam per hari.
9.Tidak konsumsi gula sachet
Mom sangat menyukai minum kopi ketika mendapatkan long flight. Tapi ia tidak sembarang mencampurkan gula atau pemanis pada kopinya. Bila ingin rasa manis Mom lebih suka mengganti gula dengan madu atau sirup.
Bagaimana dengan kita saat berpuasa? Saya alami alih-alih menghindari makanan manis, yang jadi tradisi justru berbuka dengan yang manis-manis. Tidak cukup dengan kolak, tapi juga soup buah, juice sampe es krim. Hadeuh... bagaimana tubuh tidak melar ya, hehe.
10.Bekal camilan sehat
Daripada jajan di luar Mom lebih memilih makan buah potong dan atau membawanya sebagai bekal. Gak kaya saya yang alasan mau ngabuburit, padahal nyari gorengan dan menghindari buah kurma. Wkwkwkwkkk...
Begitulah pola hidup sehat yang dijalankan majikan, dan kalau dibandingkan, tidak jauh beda dengan kondisi saya jika sedang berpuasa. Jika saja Mom tidak perlu ke gym setiap hari atau diet mati-matian untuk menjaga tubuh tetap ideal, saya rasa kita yang berpuasa pastinya lebih dari bisa kalau menjalankan puasanya disertai dengan niat dan bukan asal memindahkan waktu makan.
Apa yang dilakukan kita saat berpuasa sebenarnya adalah apa yang dilakukan mereka yang sedang diet juga. Hasilnya tidak akan jauh dari berat badan tetap terjaga atau tetap langsing.
Jika kita berpuasa tapi tubuh tetap melar, jangan salahkan siapa-siapa, tapi coba telusuri tips pola hidup sehat apa saja yang sudah kita langgar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H