Sudah tiga hari berturut-turut kami sekeluarga pulang pergi ke pesantren kaligrafi di Nyalindung, Pasirkuda. Saya dan suami mengantar jemput Fahmi, putra kami untuk belajar teknik dasar kaligrafi.
Apa sih kaligrafi? Umat Islam pastinya sudah familiar dengan tulisan kaligrafi (khat). Kaligrafi sebagai seni artistik tulisan tangan yang dihormati dalam Islam, karena kaligrafi salah satu alat utama untuk melestarikan Al-Quran. Tulisan ayat suci Al Quran banyak dijumpai di tempat ibadah, hingga tempat pengajian lainnya.
Kaligrafi salah satu ilmu seni menulis indah dan menarik. Bentuk tulisan khat arab yang mendapatkan sentuhan seni hingga melahirkan tulisan lebih indah dan cantik dipandang mata. Â Bukan hanya sebatas seni, namun memiliki makna tersendiri bagi umat muslim dalam memaknai seni dari segi agama. Kaligrafi dalam dunia Islam adalah bentuk seni tulis bahasa Arab dengan gaya kepenulisan menarik dan bahkan memiliki nilai jual yang tinggi.
Harusnya Fahmi ngobong (mondok) di pesantren kaligrafinya. Mengingat kelas yang diikuti adalah pasaran bulan puasa, yaitu semacam kelas terbuka dimana materi yang diberikan semuanya mau tidak mau harus selesai selama bulan puasa.  Tapi kami tidak siap kalau Fahmi harus ngobong, selain  anaknya belum bisa mandiri. Juga di sekolah formalnya, Fahmi ada kelas tatap muka seminggu dua kali.
Akhirnya kami antar jemput Fahmi meski jarak tempuh yang dilakukan satu jam kendaraan dengan kontur jalan yang sangat aduhai. Naik turun, berbatu, kalau hujan licinnya minta ampun karena jalannya seperti kubangan ikan lele.
Kenapa kami mendukung anak untuk belajar kaligrafi? Kami percaya anak adalah asset terbesar bagi setiap orang tua. Setiap anak memiliki masa tumbuh dan berkembang. Pada anak seusia Fahmi, sebaiknya anak didorong dan mendapat motivasi penuh, baik itu dari orang tua, keluarga, sekolah maupun lingkungan sekitar. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap keterampilan dan prestasi yang akan didapatkannya kelak.
Dengan latihan sejak kecil tentunya akan membuat kemampuan anak terus terasah dan bisa jauh lebih baik. Belajar kaligrafi ini jadi salah satu target dalam menambah skill selama bulan Ramadan kami. Karena meski yang mendaftar sebagai santri hanya Fahmi, tapi saya dan suami juga jadi ikutan belajar.
Saya sendiri menemukan ketertarikan Fahmi terhadap seni kaligrafi ketika ia sudah masuk sekolah agama Diniyah Takmiliyah Awaliyah (DTA). Fahmi selalu riang gembira ketika bertemu pelajaran menulis seni kaligrafi.