"Mau tidak mau netizen harus menguasainya karena jika tidak, akan jalan di tempat atau justru malah jauh tertinggal."
Saat jaman berubah setelah memasuki revolusi 4.0 bukan lagi orang yang door to door datang ke setiap pintu rumah orang, melainkan konten. Itu salah satu kekuatan literasi digital saat ini.
Konten yang dibutuhkan industri untuk mempercepat marketing bisa jadi acuan kita untuk menjadi branding seorang blogger. Content marketing ibarat sebuah kerjasama bisnis, siapa yg lebih dahulu mengambil kesempatan maka ia yang akan mengambil keuntungan.
Agar netizen dilirik oleh brand untuk membuat content, Mas Isjet selaku co-founder Kompasiana ini memberikan beberapa tips. Seperti blogger harus memiliki branding. Blogger harus Jadi diri sendiri dengan segala keunikan.
Blogger harus menghindari tindakan melakukan copas dan atau plagiat. Menyampaikan kutipan pun ada tipsnya lho, tips dari Mas Isjet adalah baca dulu keseluruhan, serap idenya, lalu sampaikan dengan gaya dan bahasa kita sendiri. Jika memungkinkan tambahkan unsur yang bersifat aktual.
Orang melakukan segala cara demi bisa bersaing namun blogger atau buzzer yang baik tetap akan mengedepankan ciri khas etika serta aturan. Tenang saja, karena yakin rezeki tidak akan tertukar.
Hampir menjelang magrib pembahasan Mas Isjet yang teramat bergizi itu harus diakhiri. Saatnya solat, istirahat dan makan. Maka setelah terpotong drama gempa di tempat makan itu tadi, yang belakangan diketahui sesuai konferensi pers BMKG, Jumat (2/8/2019), jika titik pusat gempa berada di Banten dengan magnitudo dimutakhirkan dari 7,2 sr jadi 6,9 sr, selanjutnya peserta siap menghadapi sesi ketiga: Kelas Menulis bidang Ekonomi bersama Pak Isson. Yeay!
Diselingi informasi dari Pak Yon mengenai adanya menulis serentak di Kompasiana malam itu juga, semangat para peserta semakin terlihat untuk membuktikan diri masing-masing sebagai penulis terbaik. Apalagi diiming-imingi tulisan terpilih akan mendapatkan hadiah. Super sekali hiruk-pikuk malam itu. Sungguh sebuah perjuangan para pejuang konten.
Tahukah kalau menjadi penulis tema ekonomi itu masa panennya tidak akan pernah ada habisnya? Selama manusia ada maka bahasan ekonomi dan lingkarannya akan semakin banyak bermunculan.