Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Bagaimana Jadinya Jika Ibu Rumah Tangga Ngefans (Belajar) Sama Toyota?

18 Juni 2015   02:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:08 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara global, Pak Turmudi menjelaskan bahwa di Pabrik TMMIN ini proses pekerjaan pembuatan dimuali mulai dari peleburan bahan yang kemudian dibentuk menjadi bagian-bagian mesin (komponen), engine asembly atau proses perakitan komponen menjadi mesin yang utuh. Selain itu ada juga pekerjaan press dimana baja yang sudah dilebur dibuat menjadi kerangka mobil, welding atau pengelasan kerangka mobil, painting atau pengecatan dengan berbagai kualitas warna maupun jenis warna, hingga proses asembly atau perakitan hingga terbentuk satu unit mobil utuh.

Di Pabrik TMMIN ada juga fasilitas quality control yaitu proses pengecekan secara detail setiap komponen yang dihasilkan maupun hasil rakitan. Selain itu ada tes course facility, packing dan vanning, sampai ke shipping atau pemasaran yang meliputi pasar domestik atau pasar dalam negeri dan pasar ekspor atau pasar luar negeri.

Nah, luar biasa bukan? Betapa anak bangsa yang bekerja di TMMIN hebat -hebat, ya? Jelas bangga dong, saat generasi muda bangsa kita mampu memproduski mobil lokal untuk pasar internasional. Nikmat mana lagi untuk kemerdekaan ini?

Satu hal penting yang disampaikan Pak Turmudi bahwa TMMIN memiliki filosofi hidup "monozukuri" yang secara bahasa, mono berarti barang dan zukuri berarti proses pembuatan. Dengan pengartian lain, Toyota mempunyai filosofi perusahaan bagaimana membuat atau memproduksi barang dengan proses perbaikan secara terus menerus supaya menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Sungguh sebuah pelajaran hidup yang berharga, bukan?

Filosofi monozukuri tidak hanya diterapkan dalam perusahaan Toyota, tetapi sesungguhnya di dalam kehidupan kita pribadi sehari-haripun bisa kita terapkan. Sesungguhnya kehidupan itu perubahan, dimana jaman terus berubah dan kecanggihan teknologi terus meningkat. Sebagai pribadi yang baik, memang seharusnya kita membuka diri, menerima saran serta kritik dari luar. Tidak perlu marah, atau merasa gengsi karena manusia memang tempatnya salah dan keliru. Tetapi dengan menerapkan prinsip hidup ala Toyota yaitu Monozukuri, sesungguhnya kita sudah menjadi pribadi yang maju, pribadi yang mau berlapang dada mengalah untuk menang.

Demikian jika saya terapkan dalam kehidupan saya pribadi. Meski tinggal di pelosok, tapi saya yakin, jika menerapkan Monozikuri paling tidak pada diri saya sendiri, lebih jauh dalam keluarg kecil saya dan umumnya lingkungan masyarakat sekitar, niscaya perubahan ke arah yang lebih baik akan membuat masyarakat atau lingkungan tersebut lebih maju dan mandiri.

Filosofi hidup Monozukuri itulah yang saya sebut sebagai ilmu dan pengalaman yang sangat berharga, melebihi harga sebuah mobil produksi Toyota sekalipun!

Tidak heran jika Toyota yang sudah lebih dari 40 tahun memproduksi berbagai jenis komponen serta kendaraan ini kian tahun kian unggul dan memperlihatkan keperkasaannya dalam melebarkan sayap perusahaan. Terbukti selain membuat kendaraan untuk pasaran tanah air, kini Toyota juga mengekspor mobil serta komponen Toyota hingga ke sebanyak 70 negara di dunia.

Bahasan yang disampaikan Pak Turmudi seputar TMMIN pun menyangkut dengan terobosan Toyota yang mampu mengendalikan pemborosan dengan adanya Toyota Produksi Sistem (TPS) yang terbagi menjadi dua yaitu Just in time dan Jidoka. Just in time maksudnya Toyota hanya memproduksi barang jika memang ada permintaan pasar. Sementara jidoka adalah pengutamaan dalam hal kualitas. Just in time dan jidoka ini kembali menginduk kepada Kaizen yaitu sebuah proses inovasi untuk terus belajar dan siap kritik serta perubahan.

Usai paparan dari Pak Turmudi, dilanjutkan dengan sambutan dari Pak Jatmiko, selaku Manager PAD Sunter Plant 1. Pada kesempatan ini Pak Jatmiko menjelaskan tentang kondisi pabrik TMMIN pada umumnya yang menampung karyawan sebanyak 2.366 orang yang mana dibagi menjadi 6 divisi. Terdiri dari para karyawan muda yang mayoritas lulusan dari Selokah Lanjutan Tingkat Atas. Dengan usia rata-rata 21-25 tahun, dipastikan kinerja karyawan masib greng dan penuh dedikasi.

Pak Jatmiko juga menjelaskan jika di Sunter Plant 1 ini dilakukan pekerjaan mulai dari cor besi, dilanjutkan meleburnya, kemudian membentuk komponen untuk selanjutnya dirakit dan menjadi barang jadi hingga dipasarkan baik di Indonesia maupun ekspor ke luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun