Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Bagaimana Jadinya Jika Ibu Rumah Tangga Ngefans (Belajar) Sama Toyota?

18 Juni 2015   02:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:08 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa aturan pokok diantaranya dilarang ambil foto, dilarang menerima telepon atau memegang ponsel sambil jalan, berjalan khusus pada line berwarna hijau serta berjalan di sebelah kiri (dan atau bagian yang sudah ditentukan) dan dilarang memasukan tangan ke dalam saku saat berjalan. Itu hanya sebagian saja, aturan lengkapnya akan saya ulas di tulisan lain beserta nara sumber utama yaitu Ibu Renny Yuherni.

Sesuai ketentuan, maka setiap kamera ponsel oleh pihak PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) ditutup menggunakan stiker. Adapun kamera digital saya melihat tidak diharuskan ditutup stiker. Untuk kebutuhan foto dokumentasi, pihak Kompasiana dan TMMIN sudah menunjuk beberapa orang sebagai khusus pengambil gambar.

Rombongan Kompasiana Visit tiba di TMMIN bertepatan dengan jam istirahat para karyawan. Kami pun dipersilahkan untuk sholat dan makan siang di kantin terdekat. Disitulah saya melihat bagaimana disiplin serta tertatanya para karyawan TMMIN. Sholat adalah hal yang diwajibkan di TMMIN bagi muslim, demikian keterangan dari Mba Bianca.

Memasuki kantin terdekat yang berlokasi di lantai dua sistem self service (pelayanan sendiri) langsung bisa diidentifikasi dari cara melihat bagaimana porsi serta menu makanan yang terhidang. Makanan dengan tiga menu yang berbeda terususun rapih di rak besi. Kita tinggal milih menu mana yang disukai. Saya memilih nasi timbel dengan sayur asam dan lauk pauk yang cukup banyak memenuhi nampan. Minuman dan sambal tinggal ambil sendiri. Nasi pun bisa nambah. Mba Bianca bilang, kalori serta gizi untuk para karyawan memang sangat diprioritaskan, karenanya menu sangat lengkap. Kalaupun ada makanan sisa, pihak TMMIN mengolahnya lagi menjadi pupuk untuk dipakai di lingkungan pabrik yang sangat luas. Jadi tidak ada kata mubadzir. Setelah makan, kami menyimpan kembali nampan bekas makan serapih mungkin ke tempatnya, peserta Kompasiana Visit kembali ke ruangan aula tempat pertama kali para Kompasianer disambut saat pertama datang.

Mba Dina selaku master of ceremony membuka acara dan membacakan susunan acara yang akan dilalui. Setelah sambutan dari Kang Pepih selaku admin Kompasiana, sambutan selanjutnya oleh Pak Turmudi selaku Eksekutif General Manager TMMIN.
Pak Turmudi yang lulusan UGM ini menjelaskan tentang seluk beluk pabrik Toyota yang mana terdiri dari dua lokasi. Pertama di Sunter (terbagi atas Sunter Plant 1 dan Sunter Plant 2) yang memproduksi mesin dan asembling (paket komponen). Selanjutnya hasil dari pabrik Toyota di Sunter ini di kirim ke Karawang dan sebagian diekspor. Di Sunter juga ada melayani service Toyota.

Pabrik Toyota yang kedua berlokasi di Karawang. Di sini juga terbagi menjadi Pabrik Karawang 1 dan Karawang 2 yang selain menjalankan testing komponen mesin, pembuatan panel, juga sekaligus menghasilkan rakitan komponen berupa mobil jadi produk Toyota seperti mobil kijang (Karawang 1) dan Etios, Vios, Yaris, dll untuk Karawang 2. Oya, cetakan panel di Pabrik Karawang asli buatan sendiri, lho! Dan sebagian justru diekspor ke luar negeri.

Sebelum membeberkan lebih banyak tentang "dalaman" Pabrik Toyota, Pak Turmudi mempersilahkan Kompasianer dan tim untuk menonton video Toyota. Di Video ini diperlihatkan bagaimana perjalanan panjang 40 tahun Yoyota mengabdi untuk bangsa dengan menghasilkan produk dalam negeri untuk selanjutnya dipakai di dalam negeri dan sebagian diekspor ke luar negeri. Dari video itu pula bisa didapatkan informasi betapa pihak Toyota terus-menerus membuat inovasi demi mencapai hasil yang lebih baik.

Pabrik TMMIN menjalankan sistem CBC dalam lingkungan pabriknya. CBC diambil dari kata Comfort, Bright, dan Clean. Clean disini pabrik harus tetap bersih. Sampah dibuang ke tempatnya, pembuangan sampah dipilah sesuai jenisnya dan di TMMIN ini, sampah tidak hanya dipisah berdasarkan organik dan non organik saja, melainkan dipilah menjadi enam tempat sampah yang berbeda, mulai dari plastik, kaca, kertas, metal, sampah umum dan sampah khusus berbahaya. Sisa makanan pun terus diolah menjadi pupuk, sehingga TMMIN bersih benar-benar bersih luar dalam.

Bright dalam arti cerah atau terang di Pabrik TMMIN ini dimaksudkan untuk menambah pencahayaan dan mengurangi (menghemat) energi listrik. Warna hitam bisa dibilang warna terlarang di area Pabrik TMMIN ini.

Comfort atau nyaman, dimaksud supaya kondisi serta lingkungan pabrik bisa membuat para karyawan betah sehingga bisa maksimal bekerja.

Di Pabrik TMMIN anak perusahaan Toyota Motor Coorporation yang secara general menghasilkan produksi di bidang kendaraan ini diterapkan sistem pelayanan (Service) 3TidakBoleh: tidak boleh menerima barang/komponen yang cacat, tidak boleh membuat barang cacat dan tidak boleh meneruskan (distribusi) barang cacat. Semua itu demi bisa menghasilkan barang yang berkualitas dan handal di pasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun