[caption id="attachment_368420" align="aligncenter" width="300" caption="Workshop BNN dan Blogger (Semua foto dok. pribadi)"][/caption]
Ibu mana yang tidak khawatir dengan kondisi anak-anak saat ini. Pergaulan di luar sangat rawan dengan kekerasan, pornografi dan kriminalitas termasuk di dalamnya peredaran narkoba.
Sebagai ibu rumah tangga yang tinggal di perbatasan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung, semestinya tidak perlu risau mengingat anak-anak jauh dari hingar bingar pergaulan kota yang identik dengan kecanggihan teknologi, kemajuan jaman serta pergaulan bebas. Namun siapa sangka, kenyataannya, tinggal di perbatasan, meski terbilang di pelosok, kenakalan remaja serta hal-hal yang sangat dikhawatirkan orangtua justru banyak terjadi.
Lokasi perbatasan inilah yang sepertinya jadi titik tolak. Tempat bertemunya antara sikap dan gaya hidup dari kota terhadap keluguan serta kepolosan warga kampung. Arus ini tidak bisa dibendung karena di satu sisi anak-anak kota ingin menyebarkan “lahan” serta bisnisnya, di sisi lain, warga kampung merasa ingin tahu dan penasaran untuk mencoba.
Tidak menutup mata, keresahan sebagai seorang ibu khususnya, melihat remaja kampung dengan pakaian seragam sekolah banyak yang bergerombol, mengerubungi seseorang yang lebih dewasa dari mereka dengan penampilan necis dan gaul. Apa maksudnya jika terhadap anak-anak sekolah kampung itu rokok saja disediakannya gratis (kalau tidak bisa dibilang dibagi).
Sudah menjadi sikap dan pembawaan remaja, yang selalu ingin tahu dan mencoba. Terhadap hal positif tidak masalah. Tapi jika mencoba hal-hal yang dilarang hukum, seperti narkoba bagaimana? Ibu mana yang tidak akan resah? Karenanya menjadi sebuah keharusan untuk saya mencari informasi sebanyak-banyaknya guna membendung hal buruk tersebut merangsak masuk lebih jauh menjamah anak-anak di kampung. Acara workshop yang digelar Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama para blogger pun tak ingin saya lewatkan.
Separah apa akibat narkoba sampai muncul gerakan #IndonesiaDaruratNarkoba? Bukannya sudah banyak pengedar dan bandar yang dihukum mati, berarti peredaran narkoba di Indonesia mulai berkurang dong?
[caption id="attachment_368423" align="aligncenter" width="300" caption="Pak Antar Sianturi Deputi Pencegahan BNN"]
Jangan salah menafsirkan. Seperti penjelasan dari Bapak Antar Sianturi selaku Deputi Pencegahan BNN pada saat Workshop P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) bersama blogger di Restoran Nusa Dua Jakarta, beliau menjelaskan Justru semakin banyak penangkapan semakin banyak kasus narkoba yang terungkap. Semakin banyak yang dihukum mati, semakin banyak para pengedar dan bandar dan mereka semakin tidak takut. Kenapa?
Ciri pemakai (sekaligus pengedar) yang tidak lagi peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungannya. Dimata dan pikirannya hanya ada bahwa bisnis narkoba itu sangat menjanjikan. Dengan mudah bisa menghasilkan uang yang melimpah.
Beberapa tahun lalu dirata-ratakan jumlah yang meninggal karena narkoba itu sebanyak 50 orang per hari. Saat ini, menjadi 33 orang per hari. Jika dilihat dari kuantitas, memang menjadi sedikit. Padahal, sebenarnya tidak. Yang terjadi adalah perubahan metode yang digunakan para pecandu. Dulu mereka menggunakan putaw, jarum suntik, sehingga menularkan HIV dan sebagainya. Kini mereka lebih modern memakai semacam bong. Permasalahannya hanya sistem kematian yang diperlambat atau dipercepat oleh mereka.
Demikian juga paparan Pak Slamet Pribadi, Kepala Bagian Humas BNN dalam acara yang sama menjelaskan, bahwa penerapan hukuman penjara kepada pengguna narkoba saat ini sudah beralih kepada sistem rehabilitasi. Dimana para pengguna yang masih bisa dipulihkan berhak sembuh. Negara mewajibkan para pecandu untuk mendapatkan rehabilitas. Adalah hak pecandu untuk sehat. Sementara bandar dan kurir yang sudah terbukti dihukum seberat-beratnya maksimal hukuman mati dan penjara seumur hidup.
[caption id="attachment_368424" align="aligncenter" width="300" caption="Bapak Slamet Pribadi, Kabag Humas BNN"]
Pengguna narkoba yang masih coba-coba jika dijebloskan ke penjara, bukannya akan insyaf dan memperbaiki diri, justru akan semakin banyak “belajar”.Akibatnya yang belum parah justru semakin parah. Yang tidak tahu jadi banyak belajar dan alih-alih tidak mengkonsumsi lagi narkoba, yang ada saat keluar penjara justru jadi kurir dan atau bandar skala besar!
[caption id="attachment_368426" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber BNNK Cianjur"]
Pemerintah saat ini sedang gencar mengadakan rehabilitasi untuk para pengguna narkoba. Tidak tanggung, sebanyak seratus ribu jiwa yang dianggarkan siap direhabilitasi secara cuma-cuma alias gratis. Kesempatan baik untuk siapa saja yang sudah mencoba untuk segera sembuh dan bangkit dari keterpurukan. Jangan sampai lebih jauh melangkah dengan resiko kematian yang pasti menanti.
Dalam pemeriksaan pengedar dan pemakai narkoba, kasus yang dilihat dari segi kasus narkobanya dan kasus pencucian uang yang dihasilkannya. Termasuk penyitaan aset oleh pemerintah yang pada tahun 2013 saja terkumpul sebanyak 52,3 miliar rupiah.
[caption id="attachment_368427" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber BNNK Cianjur"]
Peran Orangtua
Kekhawatiran para ibu seperti saya khususnya, umumnya para orangtua akan pergaulan anaknya bukan berarti bisa berkurang dengan adanya informasi tersebut. Semakin pintar pihak aparat, semakin lihai para gembong mencari cara untuk mengelabuinya. Sasaran anak-anak dan remaja menjadikan hal yang sepertinya tidak mungkin kini menjadi jalan mereka untuk terus mengedarkan narkoba. Dulu, mana kepikiran jualan narkoba melalui kue dan permen?
Satu yang tetap harus kita --para ibu serta orangtua-- lakukan adalah beri anak-anak kasih sayang serta perhatian sehingga mereka merasa nyaman dan aman. Hal ini bisa menjadi sepele karena sangat mudah dilakukan, namun juga bisa menjadi hal yang teramat susah dilakukan seiring tingkat kesibukan para orangtua terutama di kota-kota besar.
Keharmonisan sebuah keluarga menjadi kunci untuk kestabilan pertumbuhan serta pergaulan anak. Harmonis bukan berarti tercukupi semua kebutuhan (kaya/berada) melainkan ada komunikasi yang baik serta sikap terbuka antar semua anggota keluarga. Harus dipahami para orangtua bahwa anak akan tumbuh tergantung kepada orangtuanya. Jika perilaku orangtua sehat maka si anak pun akan bergaul dengan orang-orang hebat. Jika orangtuanya pecah, dalam arti tidak harmonis, dipastikan pergaulan si anak pun akan parah. Anak akan mencari sosok lain yang bisa membuat dirinya nyaman, tidak peduli berkedok “vitamin gratisan”.
[caption id="attachment_368428" align="aligncenter" width="300" caption="Para orangtua sangat berperan penting dalam membentengi anak, memberantas narkoba"]
Sebagai orangtua hendaknya sejak dini selalu menerapkan kebebasan dalam bicara terhadap anaknya. Biasakan anak mempunyai waktu untuk menceritakan apa yang dialami dan dilakukan selama berada di luar rumah. Arahkan kepada yang positif untuk terus menjadikannya pribadi yang baik, dan segera beri tindakan untuk meluruskannya dengan penyampaian yang santun dan bersahabat, jika anak mulai memberikan tanda-tanda yang mencurigakan.
Tahukah jika orangtua adalah percontohan bagi anak-anaknya? Maka segera benahi sikap serta tingkah laku kita. Paling tidak segera melakukan mengurangi merokok di hadapan anak-anak jika belum bisa total berhenti merokok. Sampaikan oleh para ibu kepada suami yang merokok untuk melakukan hal tersebut dengan sopan dan santun. Jangan sampai menyinggung perasaan, alih-alih keharmonisan yang didapat, justru pertengkaran nantinya yang terjadi.
Demi kesuksesan anak-anak kita, dan kelangsungan hidup yang lebih baik bagi generasi muda bangsa Indonesia, mari para ibu kita perangi narkoba. Mari sama-sama peduli karena memerangi narkoba bukan hanya tugas BNN atau aparat penegak hukum saja. Kita sebagai ibu, sebagai orangtua juga sangat berperan penting dalam melahirkan generasi-generasi bersih yang kuat tidak akan termakan bujuk rayu narkoba. Curahkan kasih sayang sepenuhnya demi menghindarkan anak terjerumus narkoba. (ol)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H