Di samping melakukan kerja rutin sebagai pekerja rumah tangga di Hongkong, ia juga bekerja keras untuk menempuh pendidikan tinggi.Tak heran, setelah enam tahun menjadi TKI, Heni kembali ke Indonesia dengan menyandang gelar sarjana bidang kewirausahaan dari UniversitasSaint Mary Hongkong untuk kelulusan angkatan pertama dan sekaligus mengantongi ijasah pendidikan D3 di bidang IT. Dan ia lulus sebagai salah satu mahasiswa terbaik.
TKI seperti Heni masih terbilang langka. TKI yang melanjutkan pendidikannya sampai tingkat sarjana memang banyak. Tetapi mereka kuliahnya setelah kembali ke Indonesia. Sementara Heni menempuh pendidikan tinggi dan meraih sarjananya saat masih menjadi TKI. Sulit membayangkan bagaimana seorang TKI bisa bekerja di negara orang sambil kuliah.
Heni pantas menjadi inspirasi. Kerja nyatanya patut mendapat apresiasi. Ia bekerja membangun kemandirian ummat, menguatkan pondasi masa depan anak-anak petani dan keluarganya. Tangan-tangan lain harus menguatkan perjuangannya. Seorang Heni mampu menginspirasi ratusan bahkan ribuan orang terutama di social media untuk melakukan hal yang sama, berbuat kebaikan setiap harinya. Indonesia perlu lebih banyak Heni-heni yang lain untuk ditempatkan di berbagai wilayah pelosok tanah air untuk membawa perubahan kebaikan.
Heni yang mantan pekerja rumah tangga di Hong Kong mampu memberikan kontribusi yang besar untuk masyarakat di sekitarnya. Ia bagai lentera. Disaat orang-orang gelap mata mengejar kemewahan Heni malah mengejar anak-anak petani di pelosok kampung yang tengah berjuang untuk bisa terus sekolah.
Heni mengetuk banyak pintu hati untuk peduli pada mereka yang seringkali dipandang sebelah mata. Heni mengingatkan kita semua untuk terus berlomba-lomba dalam kebaikan melalui tujuan hidupnya yang sederhana, bermanfaat untuk sesama.
[caption id="attachment_364286" align="aligncenter" width="300" caption="Kolam ikan hias di AgroEdu Jampang"]
Semoga apa yang dilakukan Heni jadi teladan bagi perempuan Indonesia. Bagaimana cara ia mencari jalan keluar dari rantai kemiskinan yang dialaminya, juga dialami warga Jampang dan sekitarnya. Bagaimana ia menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapi untuk terus bergerak maju membawa perubahan anak-anak tidak mampu ke arah lebih baik ini dapat menginspirasi perempuan Indonesia.
Semangat yang ditularkan Heni bahwa menjadi mandiri itu penting, tetapi yang tidak kalah penting adalah mengajarkan lagi kemandirian itu kepada orang lain. (ol)
[caption id="attachment_364275" align="aligncenter" width="300" caption="Bersama relawan"]
[caption id="attachment_364276" align="aligncenter" width="300" caption="Membawa #anakpetanicerdas mengenal "]
[caption id="attachment_364277" align="aligncenter" width="300" caption="Suami Heni bukan hanya mendukung tapi juga memberikan bukti dengan turut mengajar "]
[caption id="attachment_364278" align="aligncenter" width="300" caption="Meski anak kampung, kalau belajar dan diajarkan, mereka bisa karena terpaksa juga bicara dengan bule :)"]
[caption id="attachment_364287" align="aligncenter" width="300" caption="Kambing yang dikelola warga Jampang"]
[caption id="attachment_364489" align="aligncenter" width="300" caption="Keluargaku bersama Heni, Aditia Ginantaka, donatur dan relawan di Perpustakaan Abatasa, sekalaigus tempat tinggal Heni di Talaga Kahuripan, Bogor"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H