Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tamparan Seragam dan Kartu Pengenal

5 Januari 2011   16:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:55 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Taiwan, serendah apapun pekerjaan itu (kalau ada yang menganggapnya rendah) dan disediakan seragam atau tanda pengenal oleh perusahaannya, si pekerja pasti dengan bangga mengenakan atribut yang sudah sedia itu selama masa kerjanya. Entah orangnya cantik, ganteng, biasa saja, kalau saatnya menjalankan kerja, tampaknya suka dan senang mengenakan tanda pengenal tersebut.

Tadi pagi, hujan mengguyur bumi. Suhu berkisar 12'C terasa semakin menggigit tulang manakala keluar membuka pintu gerbang. Seorang pengantar barang menyodorkan slip tanda terima dan memintaku menandatanganinya. Tak disangka, dia bisa berbahasa Indonesia!

Basa-basi, aku iseng bertanya kok bisa bicara bahasa Indonesia, padahal aku yakin dia Taiwanese. Thayu dialeknya juga kuat. Katanya di tempat kerjanya juga ada TKA Indonesia, dan dia belajar sedikit demi sedikit bahasa Indonesia darinya. Hem, sudah bisa berkomunikasi sih bukan "sedikit-sedikit" atuh...

Mungkin dia kedinginan, aku iseng bilang nyuruh dia supaya pake jaket lagi. "Kalau pake baju lagi, ini baju kerja ga terlihat,"  katanya.

"Apa salahnya?"

"Ini kan waktu kerja. Tanda pengenal ini harus dipakai." Katanya singkat. Kemudian dia pamit dan menuju mobilnya.

Aku tertegun...

Tanda pengenal ini harus dipakai kata-kata dia serasa terngiang terus di telingaku.  Aku serasa tertampar! Selama ini, aku memang sering melihat, yang mengenakan rompi, T shirt, topi, katru pengenal, dsb selalu aku temui dalam kehidupan dan rutinitas sehari-hari orang-orang di Taiwan. Mereka menandakan tengah menjalankan tugas dan atau pekerjaannya.  Tidak ada kata malu, gengsi atau rendah, apapun tanda pengenal yang menjabarkan apa profesinya!

Sementara aku?

Setiap ada kegiatan selalu datang paling akhir, berharap kaos seragam kehabisan. Kartu identitas tidak pernah aku pakai (yang lain biasanya dikalungkan dan atau di semat di dada) aku terbiasa di simpan di tas. Kalaupun dikeluarkan, itu bila ada yang belum kenal dan menanyakan kartu identitasku. Kalaupun harus dikenakan, aku tak kalah akal, masih juga si tanda pengenal dipasang terbalik atau dilapisi dengan gambar lain! Segitu enggan nya kah ketahuan identitas?

Aku sendiri ga tahu kenapa, rasanya malu saja harus "memajang" siapa saya kepada khalayak ramai. Menyebabkan enggan untuk meggunakannya kalau tidak kepepet. Gengsikah? Malu? ah, entahlah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun