Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peran Ibu Rumah Tangga dalam Penghematan Migas

8 Maret 2015   22:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:58 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Jadi saat pasokan gas melon di rumah tangga seret, atau harga BBM naik gila-gilaan, beberapa pihak mempertanyakannya (dan bahkan menyalahkan) kepada SKK Migas atau BPH Migas sebenarnya itu tindakan kurang tepat. Karena SKK Migas tidak lagi membidangi pemasaran hasil pengolahan migas di hilir.


Migas adalah kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui. Para pemenang tender harus benar-benar meneliti mencari sumber migas karena jika salah sasaran maka akan mengalami kerugian. Untung rugi menjadi tanggung jawab pemegang tender karena Pemerintah sendiri tidak mengeluarkan anggaran sepeserpun.


Eksplorasi dan eksploitasi tambang mulai bergeser dari wilayah barat Indonesia ke wilayah timur. Dari daratan mulai beralih ke laut lepas pantai. Jika terus-terusan diambil, migas di dalam perut bumi tanah air tentu saja akan habis. Padahal pemerintah menekankan supaya kekayaan bumi itu diolah dan dikembangkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.


Migas adalah kekayaan alam penyumbang devisa bagi negara. Migas juga menyerap banyak tenaga kerja, disamping migas sudah menjadi kebutuhan pokok rakyat. Karenanya jika cadangan migas di dalam bumi Indonesia habis, bisa dibayangkan betapa besar dampak yang akan ditimbulkannya.

Migas yang sudah menjadi kebutuhan primer memberikan pekerjaan rumah kepada kita untuk bekerja keras bagaimana caranya supaya tidak terjadi kelangkaan (kehabisan) migas.


Untuk membantu program mengembangkan kebijakan dan rencana aksi serta upaya nyata meningkatkan energi dan sumber daya mineral dengan baik, juga gerakan penghematan energi secara nasional, diperlukan peran serta seluruh warga, termasuk ibu-ibu rumah tangga.


Di sesi tanya jawab Kompasiana Nangkring ini ada point penting yang bisa saya simpulkan berkaitan dengan SKK Migas. Apa saja yang bisa dilakukan oleh ibu rumah tangga dalam menyukseskan gerakan penghematan energi nasional ini?


Diantaranya langkah-langkah kecil yang menjadi bernilai besar, yaitu:


1. Peran serta ibu-ibu yang bermukim di sepanjang jalur pipa sangat diperlukan dan membantu pihak petugas pengamanan SKK Migas. Laporan warga mengenai adanya pipa bocor, atau tindakan warga yang mengakibatkan kerusakan dan kecelakaan pada pipa penyalur migas ini didominasi oleh kaum ibu.


2. Menghemat penggunaan gas di rumah. Menggunakan ketel saat memasak air supaya saat air mendidih berbunyi dan ibu-ibu bisa segera mematikan kompornya.


3. Mengkampanyekan gas melon hanya untuk rumah tangga sederhana serta usaha kecil. Peringatkan tetangga yang sudah mampu untuk tidak ikut menggunakan gas melon, supaya yang berhak merata kebagian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun