Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peran Ibu Rumah Tangga dalam Penghematan Migas

8 Maret 2015   22:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:58 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PERAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGHEMATAN MIGAS

Istilah SKK Migas begitu melambung setelah adanya berita KPK yang berhasil menangkap tangan Rudi Rubiandini selaku Kepala Satuan Kerja Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sekitar Agustus 2013 lalu. Sejak itu saya mulai penasaran, dan mungkin juga semua yang sebelumnya merasa awam dengan istilah itu. Jadi timbul pertanyaan apa sih SKK Migas itu?


Sebagai ibu rumah tangga di pedesaan, yang hanya mendengar informasi kebanyakan dari “katanya”, ditambah dari pemberitaan di tv yang kadang hanya sebelah pihak, membuat rasa kepenasaran ini semakin besar manakala pasokan gas LPG 3 Kg (melon) di desa saya tiba-tiba macet dan kalaupun ada, harganya selangit. Apakah ada kaitannya dengan dugaan korupsi di SKK Migas?


Belum lagi ditambah keresahan warga manakala kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mendorong lebih dulu naiknya harga-harga sembako dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Ibu rumah tangga mana yang tidak resah manakala pendapatan keluarga tetap sementara pengeluaran tiba-tiba membengkak tanpa ampun. Mau tidak mau, antara SKK Migas, BBM, harga kenaikan sembako dan hilangnya pasokan gas melon jadi beban pikiran para ibu rumah tangga yang tidak bisa dihindari.


Karenanya saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk ikut acara Kompasiana Nangkring bertema “Membedah Industri Hulu Migas” pada tanggal 14 Februari 2015 lalu. Kompasiana menghadirkan pakar-pakar dari SKK Migas sebagai nara sumbernya. Saya ikut acara ini dengan alasan inilah kesempatan langka untuk lebih mengenali SKK Migas.


Bertempat di Pisa Kafe Mahakam, Jakarta hadir nara Sumber Bapak Rudianto Rimbono selaku Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi serta Bapak Joang Laksanto, pengusaha yang sering mengikuti tender migas pemerintah. Wardah Fajri dari Kompasiana dalam acara ini bertindak sebagai moderator.


Dari penjelasan Pak Rudianto Rimbono dapat dipahami bahwa kegiatan SKK Migas itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian HULU (upstream) dan bagian HILIR (down stream).

Di bagian hulu dilakukan eksplorasi dan pengembangan minyak atau gas. Mulai dari peneletian mencari lokasi sumber tambang sampang melakukan pengeboran. Lalu memproduksinya hingga disalurkan melalui pipa-pipa ke distributor pengolahan, ke kapal-kapal tanker, dan sebagian langsung export.


Di bagian hilir atau setelah sampai di tempat pengolahan minyak mentah dan atau gas dari hulu ini diolah lagi hingga menjadi bagian-bagian minyak dan gas yang sudah bisa digunakan langsung sebagai berbagai jenis bahan bakar kendaraan, gas kompor rumah tangga, industri dlsb.


SKK Migas dan BPH Migas hanya melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan Kontrak Kerja Sama. Mengawasi pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian BBM dan pengangkutan gas bumi melalui pipa-pipa khusus sebagai penyalurnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun