[caption id="attachment_303070" align="alignleft" width="300" caption="Dufan #MemorableMoment (Dok. Pribadi)"][/caption]
Ngidam naik giant ferris wheel? Itu lho, wahana permainan lingkaran memutar dari atas ke bawah seperti kincir raksasa yang biasa disebut bianglala. Nah, saat ngidam naik bianglala ini, eh, di Dunia Fantasi (Dufan) Ancol Jakarta tidak sengaja malah dapat bonus jumpa Wali Band dan nonton konsernya!
Saat usia kehamilan menginjak bulan ke tiga, tiba-tiba saja ada perasaan ingin naik bianglala. Teringatnya sih ke bianglala di Miramar Entertainment Park. Salah satu tempat hiburan di Distrik Neihu, Jalan Jingye, Taipei City yang pernah aku naiki saat bekerja dulu di Taiwan. Tapi tidak mungkin dong aku ke sana lagi. Apalagi dengan kondisi tengah berbadan dua.
Setelah mencari-cari informasi akhirnya aku memilih naik bianglala yang ada di Dufan, meski jarak tempuh naik kendaraannya sekitar 7 jam dari rumahku di Sukanagara, Cianjur.
[caption id="attachment_303071" align="alignright" width="300" caption="Bianglala di Dufan #NeverEndingFun (Dok. Pribadi)"]
Entah bagaimana bisa kok ngidam ingin naik bianglala segala. Beruntung juga tidak ngeyel ingin naik giant ferris wheel tertinggi di dunia Singapore Flyer yang tingginya 165 meter. Atau naik London Eye dengan ketinggian 135 meter. Dengan naik bianglala di Dufan yang tingginya hanya 33 meter saja rasanya keinginan ini sudah terlaksanakan.
Akses transportasi menuju Dufan sangat mudah. Dari terminal Kampung Rambutan aku tinggal naik busway ke arah Kampung Melayu. Transit di sana untuk naik kembali busway menuju koridor jurusan Ancol. Tiba di akhir halte busway, maka sudah tepat berada di depan pintu masuk Taman Impian Jaya Ancol.
Saat itu aku membayar karcis masuk Ancol sebesar Rp.15.000 per orang. Cukup dekat dari pintu masuk halte busway Ancol tinggal jalan lurus sekitar 300 meter, atau naik ojek sekitar Rp.5.000 maka sudah sampai di depan loket pembelian tiket Dufan.
Meski hari minggu, saat itu pengunjung tidak terlalu banyak. Setelah membeli tiket sebesar Rp.250 ribu per orang untuk bisa menikmati semua fasilitas wahana yang ada di dalam Dufan aku langsung masuk dan segera menuju lokasi Bianglala berada.maskot
Cuaca cerah dan bersahabat. Meski udara panas tapi tiupan angin seolah mampu meredakannya seketika. Ditambah hembusan setiap kipas angin yang dialiri uap air di beberapa tempat tertentu menambah sejuk saat kita lewat di depannya.
[caption id="attachment_303073" align="aligncenter" width="300" caption="Wahana yang ada di Dufan @IniDufanKami (Dok. Pribadi)"]
Suara musik tradisional mengalun menemani langkah kaki. Pemandangan hijau dan asri menyambut dengan ramah akan kedatangan para pengunjung. Bunga-bunga hiasan sengaja dipajang untuk mempercantik jalan-jalan serta wahana permainan sekitar Dufan.
Suara teriakan serta senda gurau anak-anak ramai terdengar. Bau harum sajian makanan dari beberapa kedai yang dilalui sepanjang jalan tercium kuat menggugah selera untuk segera mencicipi. Di Dufan ini memang identik dengan suasana ceria serta bahagia. #NeverEndingFun pokoknya!
Di beberapa lokasi wahana hiburan banyak orang antri untuk menunggu giliran merasakan sensasi menaiki permainan yang disuguhkan. Lokasi favorit pengunjung anak muda diantaranya tornado, kora-kora dan histeria. Terlihat dari panjangnya antrian yang mengular.
Beruntung di wahana bianglala aku tidak terlalu lama menunggu untuk dapat giliran masuk. Rasanya bagai mimpi saja akhirnya keinginanku naik bianglala bisa terlaksana. Dengan kecepatan lambat bianglala terus membawaku naik memutar menuju titik tertigginya. Pemandangan sekitar mulai tampak dan jangkauannya semakin meluas sejauh mata memandang.
Saat berada di titik tertinggi, hamparan laut di bagian utara Jakarta terlihat dengan jelas. Beberapa kapal perahu yang melaju di permukaan laut juga tampak berwarna-warni. Sementara di bawah bianglala sendiri pucuk-pucuk daun dari pepohonan besar yang menjulang tampak hijau bertumpuk-tumpuk. Sungguh indah pemandangan yang terlihat dari atas.
Pukul tiga sore, setelah puas naik wahana bianglala menuju jalan pulang aku melewati beberapa wahana lain diantaranya tornado yang ramai oleh suara jerit dan tawa para remaja. Saat lebih dekat lagi semakin jelas terdengat suara pembawa acara dari suatu acara yang sepertinya cukup familiar bagi pemiarsa televisi.
Ternyata agak ke belakang dari wahana tornado sedang ada pertunjukan live music yang secara langsung disiarkan oleh salah satu stasiun televisi nasional kita. Taman Impian Jaya Ancol termasuk di Dufan memang sering dijadikan lokasi syuting acara live music, baik itu pada hari-hari biasa maupun hari besar seperti malam pergantian tahun baru dan atau Hari Raya Keagamaan lainnya.
Iseng, aku medekati kerumunan yang dipastikan mereka adalah para penonton yang sedang asyik joged dan nonton artis idola mereka. Memberanikan diri desak-desakkan sambil menjaga perut akhirnya aku berhasil sampai di jajaran depan, menembus sekian banyak para muda-mudi.
Eh! Ternyata yang sedang dikerubung adalah Wali Band, group musik papan atas Indonesia pavoritnya anak-anak muda masa kini. Beruntung aku bisa foto bareng, bahkan bisa ngobrol sama Tommy, Paank, Apoy dan juga Aan yang berasal dari Bogor. Sempat pula kami bercanda dengan guyonan bahasa daerah Sunda. Seru banget… #MemorableMoment pisan dech pokoknya...
Mengetahui aku dari Cianjur mereka tampak semakin akrab dan sangat kental rasa kekeluargaannya. Seolah sudah lama kenal saja, hingga giliran mereka naik panggung untuk mengisi acara kami masih tetap saling canda dan tertawa-tawa.
Hari semakin sore dan aku memilih meninggalkan panggung dengan hingar bingar acaranya. Bergegas pulang meninggalkan lokasi wisata Dufan yang telah memberikan banyak hiburan.
Kelak setelah melahirkan, aku pasti akan kembali! #IniDufanKami
Tulisan ini dishare dari sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H