Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Helm [Oleh-oleh Kunjungan Kompasiana Visit Honda]

17 Desember 2014   05:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:09 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Bapak Wiyarto Mulyono atau biasa dipanggil Pak Sakti selaku kepala korporat departemen komunikasi PT. Wahana Makmur Sejati (WMS) / Dok. Kompasiana"][/caption] Selasa 16 Desember 2014 saya dan 19 orang Kompasianer ditambah admin Kompasiana dan beberapa orang team dari Kompas.com berkesempatan mengikuti tour ke Pabrik Sepeda Motor Honda yang berada di Cikarang Bekasi, Jawa Barat. Selain mendapat pengalaman yang tak akan terlupa saat menyaksikan para karyawan PT. Astra Honda Motor (AHM) merakit sebuah komponen terkecil hingga menjadi sebuah sepeda motor matic, saya juga punya buah tangan yang tidak kalah pentingnya untuk semua pengendara motor. Ialah: HELM Si bundar pengaman kepala ini, tentu saja sangat penting perannya dan menjadi keharusan bagi pengendara sepeda motor untuk menggunakannya. Kenapa dan bagaimana bisa? Semua saya dapat informasinya dari hasil kunjungan Kompasiana Visit Honda siang tadi. Sebagaimana dijelaskan Bapak Wiyarto Mulyono atau biasa dipanggil Pak Sakti selaku kepala korporat departemen komunikasi PT. Wahana Makmur Sejati (WMS) selaku distributor serta Honda main dealer yang berhasil memasarkan Honda di Jakarta dan Tangerang dengan pencapaian tertinggi di tahun 2013 mencapai 461 ribu unit lebih. Bahwa PT. WMS dan AHM setiap tahun selalu mengadakan safety riding sebagai bentuk kepedulian terhadap para pengguna sepeda motor. Safety riding ini tidak hanya ditujukan dan dijalankan kepada konsumen saja, melainkan juga diperuntukkan kepada para karyawan dan seluruh pengguna sepeda motor pada khususnya. Kegiatan ini berjalan, selain untuk mengkampanyekan bagaimana cara berkendara yang baik dan benar, juga supaya menanamkan rasa peduli dan tanggung jawab kepada semua pihak supaya menjalankan kendaraan sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Salah satunya yaitu helm (selain jaket, sepatu, dan kaos tangan). Ternyata banyak hal yang perlu kita ketahui berkaitan dengan alat pengaman kepala ini. Berikut rinciannya: Kita semua sudah pada tahu kalau helm adalah alat yang digunakan untuk melindungi kepala. Kenapa harus pake helm? Menggunakan helm bahkan hukumnya wajib bagi pengendara sepeda motor. Merujuk pada Undang-undang 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum. Helm berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan saat terjadi kecelakaan. Kegunaan lainnya helm juga untuk melindungi mata dari angin, debu, dan kotoran serta benda keras lainnya. Namun tahukah bahwa tidak setiap helm memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan? Lalu bagaimana helm yang benar itu? Tentu saja yang pertama helmnya harus memiliki standar, khususnya Standar Nasional Indonesia (SNI). Selanjutnya helm harus pas ukurannya dengan kepala si pengendara motor. Ada gesper untuk mengunci suspaya helm tidak mudah jatuh atau lepas. Dan helm terbuat dari bahan yang kuat, tahan benturan atau pukulan. Sebagian besar kecelakaan memakan korban karena mengalami cedera atau benturan di kepala. Itulah kenapa helm sangat diwajibkan bagi pengendara sepeda motor. Sesuai penelitian, penggunaan helm yang benar bisa menurunkan resiko cedera kepala fatal. Ini saya alami sendiri saat terjatuh dari sepeda motor di jalan raya perbatasan Cianjur-Bandung. Saat saya terguling-guling dan akhirnya nyungsep di parit sisi kiri jalan, alhamdulillah saya tidak mengalami cedera berat, padahal kaca helm yang saya pakai pecah dan uplak-aplek (lepas dari bautnya) Beda dengan suami yang menggunakan helm, tetapi dia tidak diklik-kan gespernya (tidak dikuncikan) Saat dia jatuh dan terguling-guling, helm malah lepas dan menggelinding jauh. Akibatnya kening dan wajah memar-memar serta berdarah karena bergesekan dengan aspal jalanan, kerikil dan rerumputan pinggir jalan. Alhamdulillah saat itu kami berdua masih bisa dibilang selamat. Itulah kenapa sangat diwajibkan mengerti tentang safety riding. Pihak PT. WSM dan PT. AHM sudah benar-benar memperhitungkan semuanya. Tidak hanya memikirkan keuntungan dari penjualan, tetapi juga memikirkan keamanan serta keselamatan bagi konsumen dengan terus mengadakan safety riding secara kontinyu dan berkelanjutan. Bila masih mikir kalau helm itu mahal dan ribet memakainya, maka sebaiknya pikirkan juga bila kecelakaan itu terjadi menimpa kita. Pilihan ada di tangan Anda :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun