Mohon tunggu...
Okti Li
Okti Li Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga suka menulis dan membaca.

"Pengejar mimpi yang tak pernah tidur!" Salah satu Kompasianer Backpacker... Keluarga Petualang, Mantan TKW, Indosuara, Citizen Journalist, Tukang icip kuliner, Blogger Reporter, Backpacker,

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Angkat dan Kembangkan Potensi Pariwisata Daerah Menuju #Wonderfullndonesia

21 Januari 2015   03:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:42 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_347228" align="alignleft" width="300" caption="Majikan di Taiwan beserta keluarganya (Dok. Pribadi)"]

14217611361222165431
14217611361222165431
[/caption]

Satu lagi yang dianggap kendala, adalah tidak adanya atau kurangnya informasi mengenai objek-objek wisata di segenap penjuru tanah air Indonesia. Majikan dan teman-temannya hanya tahu kalau tempat
bagus yang ada di Indonesia hanya Pulau Bali saja. Saat itu, sekitar tahun 2005 memang belum banyak informasi destinasi wisata Indonesia di internet seperti sekarang ini.

Terbukti setelah banyak traveler yang menuliskan semua pengalamannya di blog atau menerbitkannya lewat buku, banyak destinasi wisata baru di tanah air yang dikenali oleh wisatawan asing. Akun jejaring sosial, blog, instagram dan lain sebagainya kini ikut berperan dalam promosi pariwisata Indonesia.

***
Dari pendapat majikan saya di Taiwan beserta teman-temannya secara khusus tersebut di atas, kiranya pihak Kementrian Pariwisata bisa mengambil point penting  dan segera melakukan hal yang bisa direalisasikan di Indonesia demi terwujudnya rasa aman serta nyaman bagi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Memajukan pariwisata Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama, bukan hanya tugas Kementerian Pariwisata saja. Hanya sebagai pucuk pimpinan pemegang kekuasaan, kedepannya Kementrian Pariwisata diharapkan bisa memberikan peluang kepada objek wisata di daerah untuk terus berkembang, maju dan sejajar dengan objek wisata yang sudah lebih dulu terkenal. Yakin kalau setiap objek wisata di daerah mempunyai keunikan serta kearifan lokal tersendiri yang bisa dikembangkan dan jadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Caranya, selain dengan publikasikan serta promosi, Kementrian Pariwisata juga diharapkan bisa membantu atau mungkin bekerja sama dengan pemerintah daerah di setiap kabupaten/kota untuk mendorong memperbaiki sarana serta prasarana termasuk fasilitas umumnya. Kementrian Pariwisata diharapkan bisa memeriksa dan menindak tegas bagi pihak-pihak yang diduga menyelewengkan anggaran untuk itu.

Contoh kongkrit dan bukti nyata, lokasi wisata yang ada di Kabupaten Cianjur bagian selatan. Karena jalannya rusak parah, tidak ada sarana serta prasarana, apalagi fasilitas umum, orang jadi enggan untuk datang ke sana. Banyak lokasi wisata air terjun yang belum terekspos. Lokasi wisata pantai juga belum banyak dijamah manusia.

Padahal pantai-pantai di Kabupaten Cianjur tak kalah indah dengan pantai lain di tanah air. Pantai di Kabupaten Cianjur justru masih perawan, lho. Sampai sekarang belum dibenahi dan belum tersentuh polesan dinas pariwisata setempat.

Apa tidak timbul pertanyaan kenapa pantai Sawarna di Banten, Pantai Pelabuhan Ratu di Sukabumi, Pantai Santolo di Garut, Pantai Pamijahan di Tasikmalaya, Pantai Pangandaran di Pangandaran (Ciamis) kok bisa sangat terkenal dan menjadi icon wisata setiap kota/kabupaten, sementara kenapa (hanya) pantai di Cianjur saja yang sampai saat ini belum tersentuh dinas pariwisata? Padahal pantai-pantai tersebut sama-sama terletak memanjang di pesisir selatan Jawa Barat (sebelum Banten jadi propinsi sendiri)? Apa yang salah dengan pantai di Cianjur Selatan?

Jalan ke lokasi wisata Gunung Padang saja, diperbaiki dan dipercantik itu pada saat Mantan Presiden SBY akan datang saja. Dan karena kerjanya memakai sistem kebut, asal bapak senang, tidak lama kemudian, jalan yang saat SBY lewat mulus licin, kini sudah berlubang-lubang kembali, retak serta longsor. Padahal itu belum berselang tahun.

Jika ada kontrol dari Kementrian Pariwisata, mungkin sedikit banyak pariwisata di pelosok akan terlindungi. Bagaimana mekanismenya, saya kira pihak Kementrian Pariwisata sudah lebih tahu harus bagaimana dan bekerja sama dengan pihak terkait mana. Terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun