Mohon tunggu...
Tesya Sonia
Tesya Sonia Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan dan Membaca dapat Membangun Persepektif Seseorang

Pengalaman Menjadi Juara Pembentukan Proses Hidup

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

[Spoiler Review] Menilik Bahasa Toxic Relationship dalam film Story Of Kale: When Someone's in Love

6 November 2020   10:33 Diperbarui: 27 April 2021   14:53 1697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Story Of Kale: When Someone's in Love (twitter.com)

Pada masa kini, isu mengenai toxic relationship di kalangan anak muda semakin ramai diperbincangkan. Toxic relationship dapat dijumpai pada sebagian pasangan mulai dari kalangan muda hingga dewasa. Hal ini menjadi sebuah masalah yang umum namun sulit untuk diidentifikasi oleh orang diluar hubungan tersebut. 

Sebuah cerita mengenai kesulitan untuk terlepas dari toxic relationship dikemas secara apik dalam film Story of Kale: When Someone’s in Love. Film tersebut berisi permasalahan yang seringkali ditemukan dalam proses berkomunikasi antara pasangan yang memiliki hubungan tidak sehat.

Story of Kale: When Someone’s in Love (2020) merupakan prekuel dari film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2019) karya sutradara Angga Dwimas Sasongko yang saat ini sedang tayang di website www.bioskoponline.com. Film ini mengangkat kisah masa lalu pemeran Kale (Ardhito Pramono) yang terjebak dalam lika-liku percintaan yang tergolong dalam toxic relationship

Hubungan yang dimulai oleh Kale setelah adanya aksi membela Dinda (Aurelie Moeremans) yang selalu mendapat kekerasan verbal dari mantan kekasihnya tak semulus yang diharapkan. Pasalnya, kejadian tersebut terulang di dalam hubungannya bersama Dinda. Kale yang sangat mencintai Dinda berubah menjadi seseorang yang posesif, pencemburu, dan keras. 

Kata-kata yang mengguncang batin seakan-akan keluar dengan mudah dari mulut manis yang pernah menjadi sosok pahlawan bagi Dinda. Alih-alih memberikan yang terbaik untuk kekasih, perilaku tersebut justru kembali melukai dan memaksa Dinda untuk keluar dari hubungan tersebut. Namun, tak hanya dari sisi Kale, Dinda juga turut melakukan tindakan yang tergolong toxic, yakni berselingkuh dengan orang lain.

Dalam film ini, Dinda merasa bahwa hubungannya dengan Argo tidak salah karena Argo dianggap hanya sedang emosi sesaat ketika melakukan kekerasan verbal. Argo mengatakan “Tidak usah nangis! Kamu salah!” menjadi ciri awal toxic relationship dan didukung dengan Dinda mengatakan “Dia (Argo) kayak begitu kalo lagi emosi doang” dan “Dia (Argo) kayak begitu karena dia sayang kok” hal ini menyebabkan tekanan serta kekecewaan yang ada dalam hubungan Dinda dan Argo. 

Komunikasi yang dilakukan oleh keduanya dilakukan tidak berimbang dimana Argo tidak memberikan Dinda kesempatan untuk berbicara dan menyuruhnya berhenti dari pekerjaan yang ia jalani saat itu. Sedangkan dari sisi Kale, ia mengekang Dinda dengan melarang untuk pergi menemui Nina, Adik Argo. Selain itu, Kale menginginkan Dinda untuk memprioritaskan dirinya saja.

Kale menjadi sangat percaya diri, karena Dinda ingin menjalin hubungan dengannya setelah mengakhiri hubungan yang tidak sehat bersama Argo. Pada bagian ini, Dinda merasa bahwa rasa sayang yang Kale tunjukkan terlalu berlebihan dan berubah menjadi pribadi yang posesif dan pencemburu. 

Adegan berikutnya ketika Argo memberikan undangan pernikahannya kepada Dinda di hotel tempat menginap bersama Band Arah, kemudian Kale bertemu dengan Argo secara tidak sengaja dan menuduh Dinda masih memiliki hubungan dengan Argo secara diam-diam. 

Hal ini membuat emosi Kale membuncah dan berubah menjadi pribadi yang kasar membuat Dinda merasa Kale sama saja seperti Argo. Pada adegan ini, Dinda mengatakan bahwa “Aku sama dia (Argo) hampir mau nikah dulu, aku cuma butuh mengakhiri hubungan aku sama dia dengan baik-baik, biar aku bisa maafin dia dan maafin diri aku juga, aku memang butuh itu” dari sisi ini kita mengetahui tindakan Dinda yang ada benarnya untuk menenangkan batin.

Film ini menimbulkan pendapat dan kesan yang luas dari masyarakat. Salah satunya adalah narasumber berinisial ZE (23). Menurutnya, penonton film Story of Kale: When Someone’s in Love yang pernah mengalami toxic relationship dapat merasakan cerita terkait dalam kehidupan nyata. Ia menjelaskan bahwa dirinya pernah mengalami kekerasan verbal maupun fisik ketika menjalani hubungan dengan mantan kekasih. 

Kekerasan fisik seperti ditampar dan dipukuli bahkan sampai disekap, kemudian disiram air di dalam kamar mandi. ZE juga dipermalukan di muka umum serta di hadapan teman-temannya dengan makian yang dilontarkan dari sang mantan kekasih. Hal ini seperti yang digambarkan pada adegan Argo memaki Dinda di hadapan rekan kerjanya tanpa memikirkan dampak yang dihasilkan bagi korban.

Menurut pandangan narasumber berikutnya, Achi (24) film Story of Kale: When Someone’s in Love cukup menguras emosi. Pasalnya, ia pernah berada di posisi seperti ‘Kale’ yang posesif terhadap pasangannya. Segala usaha baik dari segi waktu dan materi telah diberikan untuk mempertahankan hubungannya, namun pasangannya tersebut menyalahartikan dan menunjukkan sikap yang tidak mencukupi apa yang diinginkan.

Dari adanya cerita yang disajikan pada film Story of Kale: When Someone’s in Love, toxic relationship menjadi sebuah fenomena yang cukup banyak dirasakan oleh pasangan. Pasalnya, cerita yang diangkat sangat dekat dengan kehidupan dan permasalahan yang dihadapi dalam suatu hubungan. Begitu juga dengan penggambaran masalah yang dihadapi oleh pasangan Kale dan Dinda. 

Film ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pelajaran kepada penontonnya bahwa hubungan yang diisi dengan hal-hal yang tidak sehat akan memberikan dampak yang buruk bagi individunya masing-masing, ujar Achi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun