Mohon tunggu...
Tesya Novitasari
Tesya Novitasari Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA UIN LAMPUNG

selalu berusaha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Muslim Sejati Bersaudara Tanpa Harus Memerangi

3 Desember 2019   19:45 Diperbarui: 3 Desember 2019   20:17 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara kesatuan dengan menjunjung tinggi pancasila sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, indonesia bukan negara sekuler bukan pula negara agama, melainkan negara pancasila, yang memiliki enam agama diantaranya Islam, Kristen, Kristen Katolik, Hindu, Budha, Konghuchu. Karena banyaknya agama mengakibatkan adanya pandangan dari agama tertentu yang beranggapan bahwa agama yang dianutnyalah yang paling benar dan umat agama lain di pandang lebih rendah. Adapun kekerasan dan kerusuhan  yang sering terjadi, dari berbagai media masa kita dapat melihat berbagai bentuk kerusuhan di belahan bumi Indonesia misalnya konflik religius yaitu pembakaran rumah ibadah di Aceh yang bersumber dari Tempo.com, bahwa terjadi kerusuhan antara warga setempat( islam) dan umat  kristen, bahwasanya umat islam membakar gereja  kristen yang disebabkan oleh umat kristen membangun gereja tanpa izin masyarakat setempat(islam). Kejadian tersebut terjadi didesa  Suka makamur, Gunung Meriah, Aceh Singkil, Aceh pada Selasa 13 Oktober 2015. Penyebab bentrok terjadi antar warga yang diduga satu korban tewas, kisruh diduga terjadi akibat desakan warga muslim "penduduk mayoritas" diwilayah itu mereka meminta agar pemerintah setempat membongkar gereja tak  berizin. Jika tuntutan itu tidak dipenuhi, warga akan membongkar sendiri. atas desakan itu, Pemerintah Singkil menggelar rapat membahas masalah tersebut di kantor bupati dalam Musyawarah Pimpinan Daerah Kabupaten Singkil memutuskan akan melakukan pembongkaran gereja sepekan lagi.  Akan tetapi warga menentang keputusan tersebut, dan mengambil tindakan dengan membakar rumah ibadah umat Nasrani.

Islam merupakan agama damai dan seharusnya kita sebagai umat muslim tidak harus mengambil tindakan sendiri dalam mengambil keputusan karena di dalam islam kita tidak boleh merusak tempat ibadah baik tempat ibadah sendiri maupun tempat ibadah agama lain (non muslim), karena di dalam syariat islam tidak di perbolehkan merusak tempat ibadah (suatu agama) itu diperbolehkan.

Dalam hal ini, Imam Syafi'i mengatakan  dalam kitab Al-Umm, yang menjelasakan bahwa allah SWT  memerintahkan  tindakan perdamaian sebelum mengadakan perang. Ini menunjukan bahwa peperangan akan berdampak kepada banyaknya korban jiwa, banyak yang terluka, bahkan akan kehilangan harta benda dan bahkan nyawa. Pandangan imam syafi'i seperti ini telah mengandung makna bahwa tindakan peperangan adalah tindakan yang harus dihindari.

(tafsir Imam Syafi'i, Vol.VI No.2 hlm.216).

Rasulallah SAW bersabda dalam suatu hadis: "Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin 'Abdul 'Aziz Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yahya Telah menceritakan kepada kami Haiwah dari Bakr bin 'Amru dari Bukair dari Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa seseorang datang kepadanya seraya berkata; 'Wahai Abu Abdurrahman, apakah anda tidak mendengar apa yang Allah sebutkan di dalam kitabnya: Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya, (Al Hujurat: 9). Lalu apa yang menghalangi anda dari berperang sebagaimana yang telah Allah perintahkan? Ibnu Umar menjawab; 'Wahai anak saudaraku, apakah aku akan menipu dengan ayat ini, tidak berperang bagiku lebih aku sukai dari pada aku harus menipu dengan ayat ini. Bukankah Allah juga berfirman; Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam... (An Nisa: 93). Selanjutnya orang itu berkata; 'Sesungguhnya Allah berfirman; Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah.. (Al Anfal: 39). Ibnu Umar menjawab; 'Kami telah melaksanakannya pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yaitu ketika Islam masih sedikit hingga diantara mereka agamanya terancam dan difitnah baik itu di bunuh atau pun di ikat hingga akhirnya Islam semakin besar dan tidak ada fitnah lagi. Tatkala orang itu melihat Ibnu Umar tidak setuju dengan pendapatnya, orang itu bertanya; 'Lalu apa pendapatmu mengenai Ali dan Utsman? Ibnu Umar menjawab; pendapatku tentang Ali dan Utsman; adapun Utsman ia adalah orang yang telah dimaafkan Allah, sedangkan kalian tidak mau memaafkannya. Adapun Ali, maka dia adalah putra paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan menantunya -kemudian Ibnu Umar menunjuk dengan tangannya- dan inilsah putrinya sebagaimana yang kamu lihat." (HR. BUKHARI)

Berdasarkan hadist tersebut menjalaskan bahwa  allah SWT  memerintahkan tindakan perdamaian sebelum berperang. agama pada prinsipnya mengajarkan kebenaran, toleransi terhadap sesama umat beragama dan hidup berdampingan satu sama lain. Agama juga mengajarkan agar umatnya untuk menjadi yang lebih baik, yaitu saling mengenal memahami, menghargai, mengasihi, dan bahkan juga saling tolong menolong, menghormati dengan cara selalu menjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam beragama.

closing statement dari saya sebagai umat muslim, kita beragama  bukanlah untuk membeda-bedakan agama satu dengan yang lain, Karena banyaknya agama mengakibatkan adanya pandangan dari agama tertentu yang beranggapan bahwa agama yang di anutnyalah yang paling benar dan umat agama lain di pandang lebih rendah. Begitu banyak perbedaan yang perlu di perhatikan dalam mencapai perdamaian tersebut. damai dalam hal ini dapat di artikan tidak ada kerusuhan, tidak ada permusuhan, dan tidak ada saling membunuh. Damai yang tetap menghargai nilai-nilai dalam masing-masing agama tanpa ada paksaan atau rekayasa, perintah untuk memerangi non-Muslim dengan pemahaman yang tidak benar dan akan bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang memberikan pilihan kepada manusia untuk memilih agama sesuai yang diyakininya.

kita sebagai muslim sejati harus bisa memaknai hakikat sebenarnya dari muslim sejati itu, muslim sejati tidak boleh memerangi siapapun itu walaupun mereka (orang kafir) sekalipun, karena hakikat dari muslim adalah rahmatallilalamin yaitu sebagai penebar rahmat atau kasih sayang diseluruh dunia bukan sebagai oknum yang sebaliknya yakni oknum yang gemar membuat kerusakan dan konflik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun