Mohon tunggu...
tessalonica
tessalonica Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Tata Rias kampus UNESA 5 Magetan

.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan dan Harapan Jurusan Tata Kecantikan Kulit dan Rambut SMKN 2 Magetan

3 Desember 2024   09:03 Diperbarui: 4 Desember 2024   07:57 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IMG-20241203-WA0013.jpg

Abstrak

Artikel ini membahas upaya pengembangan Jurusan Kecantikan di SMKN 2 Magetan dalam menghadapi berbagai tantangan. Meskipun terkendala oleh sarana dan prasarana yang terbatas dan stigma sosial,  sekolah aktif menjalin kerjasama dengan berbagai brand dan memberikan pelatihan kewirausahaan untuk meningkatkan kreativitas siswa.

Kurikulum yang disesuaikan dengan perkembangan industri menjadi upaya untuk meningkatkan kompetensi lulusan agar siap bersaing di industri kecantikan. Artikel ini juga menyoroti pentingnya mengubah stigma negatif terhadap jurusan kecantikan untuk menarik minat siswa.

SMKN 2 Magetan adalah sekolah yang berada di Kabupaten Magetan yang fokus pada pendidikan keterampilan. Salah satu kompetensi keahlian yang ditawarkan adalah Tata Kecantikan Kulit dan Rambut.  Dalam era digital yang berkembang semakin pesat, begitu pula dengan tuntutan di industri kecantikan semakin tinggi. 

SMKN 2 Magetan dengan jurusan kecantikan turut merasakan dampak. Sekolah ini masih memiliki keterbatasan dalam sarana dan prasarana dikarenakan jumlah siswa yang tergolong sedikit daripada sekolah lain sehingga dukungan dari pusat belum optimal.

Wawancara ini bertujuan untuk memahami lebih dalam mengenai tantangan yang dihadapi oleh guru, siswa, dan pihak sekolah dalam menjalankan jurusan kecantikan. Kami ingin mengetahui upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, dan saran untuk jurusan kecantikan kedepannya agar lebih berkembang. 

Kendala utama yang dihadapi siswa dalam belajar di jurusan kecantikan SMKN 2 Magetan adalah kurangnya fasilitas sarana dan prasarana untuk mendukung praktikum siswa, seperti peralatan kecantikan yang belum sepenuhnya modern dan ruang praktek yang terbatas menjadi kendala utama. Hal ini diperparah dengan keterbatasan bantuan dari pusat akibat jumlah siswa yang tidak terlalu banyak. 

Di jurusan kecantikan memiliki jumlah siswa yang paling sedikit daripada jurusan lainnya. Salah satu alasan mengapa jumlah siswa di jurusan kecantikan memiliki minat yang sedikit adalah lingkungan atau masyarakat yang memandang rendah jurusan tersebut, kurangnya pemahaman tentang potensi dan prospek karir di bidang kecantikan. 

Mereka mungkin memiliki anggapan bahwa jurusan kecantikan sebagai pilihan yang kurang dibandingkan dengan pendidikan akademik atau bidang keahlian lainnya. Selain itu, pandangan bahwa profesi di bidang kecantikan tidak memiliki masa depan yang menjanjikan.

 Padahal, industri kecantikan sangat kompetitif dan terus berkembang dengan inovasi baru, seperti munculnya teknologi perawatan kulit terbaru, trend makeup yang beragam, dan produk kecantikan yang inovatif menunjukkan bahwa bidang ini memiliki potensi yang sangat besar. Profesi di sektor kecantikan, terutama bagi mereka yang kreatif dan memiliki jaringan yang luas, dapat memberikan penghasilan yang stabil dan menjanjikan.

Menurut kami, untuk mengatasi stigma negatif terhadap jurusan kecantikan, diperlukan upaya kolaboratif bersama pihak sekolah, pemerintah, dan pelaku industri untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Edukasi intensif mengenai pentingnya keterampilan praktis, prospek karier yang cerah, dan potensi kewirausahaan di bidang kecantikan harus dilakukan secara masif. 

Contohnya, kisah sukses dari siswa lulusan jurusan kecantikan yang telah mencapai prestasi besar dapat dijadikan inspirasi bagi masyarakat dan orang tua untuk mengubah pandangan mereka. 

Selain itu, pentingnya memberikan kebebasan dalam memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, sementara orang tua perlu mendukung pilihan tersebut dan tidak dipengaruhi oleh stigma sosial. Dengan mengubah pandangan masyarakat terhadap jurusan kecantikan, kita dapat menciptakan lingkungan yang menghargai semua bidang pendidikan, termasuk kecantikan menjadi lebih inklusif dan menghormati berbagai profesi.

Namun demikian sekolah ini selalu berusaha untuk mengikuti trend terbaru di dunia tata rias dan menggunakan produk-produk kecantikan yang bagus agar tidak ketinggalan zaman menurut Ibu Titik selaku guru di jurusan kecantikan "Kami telah bekerja sama dengan brand kecantikan seperti All-in Viva, Nuface, La tulipe, dan Inez, untuk memberikan pelatihan kepada siswa dengan fasilitas yang ada, namun jumlahnya masih terbatas". Jumat, (22/11/2024)

IMG-20241203-WA0013.jpg
IMG-20241203-WA0013.jpg

Kurikulum di sekolah SMKN 2 Magetan sudah disesuaikan dengan  perkembangan terbaru dan teknologi terbaru di industri kecantikan. Untuk memastikan lulusan memiliki kompetensi yang dibutuhkan, sekolah memberikan pelatihan kewirausahaan dan mendorong siswa untuk praktek langsung dengan pelanggan. Melakukan kegiatan seperti creambath, pangkas, hair mask, dan pewarnaan menjadi bagian dari proyek nyata yang harus diselesaikan oleh siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun