Klaten, 5 Januari 2025-Â Dalam Meningkatkan upaya Ketahanan Pangan serta Estetika Lingkungan, Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat sekaligus memperbaiki kualitas lingkungan. Penanaman bibit pohon jambu dan tabebuya menjadi langkah utama yang diambil dalam kegiatan ini, dengan harapan memberikan manfaat jangka panjang bagi desa. Tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan ketahanan pangan melalui penanaman pohon jambu yang dikenal sebagai sumber buah bergizi. Dengan adanya pohon jambu, masyarakat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi buah secara mandiri, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan dari luar wilayah. Hal ini menjadi langkah strategis menuju kemandirian pangan desa.
Selain manfaat pangan, program ini juga bertujuan untuk memperbaiki estetika dan lingkungan desa melalui penanaman tabebuya. Pohon ini dipilih karena kemampuannya memberikan keindahan dan fungsi ekologis sebagai peneduh. Penanaman tabebuya di sepanjang jalan desa juga diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan nyaman bagi warga.
Lokasi penanaman dipilih dengan pertimbangan matang. Bibit pohon jambu ditanam di area strategis di belakang Latar Tjokro yang bersebelahan dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pemilihan lokasi ini tidak hanya memanfaatkan lahan kosong secara produktif tetapi juga membantu mengubah citra area tersebut. Sementara itu, tabebuya ditanam di sepanjang jalan desa untuk menciptakan suasana yang lebih asri dan menarik.
Partisipasi masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini. Seluruh lapisan masyarakat, terutama kelompok pemuda dan wanita, dilibatkan dalam proses penanaman dan perawatan tanaman. Sebelum kegiatan dimulai, masyarakat diberikan pelatihan dan penyuluhan tentang teknik budidaya dan perawatan tanaman. Langkah ini dilakukan untuk memastikan keberhasilan pertumbuhan tanaman dalam jangka panjang. Manfaat ekonomi dari program ini juga cukup signifikan. Pohon jambu yang ditanam akan memberikan hasil buah yang dapat dikonsumsi atau dijual, sehingga meningkatkan pendapatan keluarga di desa. Selain itu, keberadaan tabebuya yang mempercantik desa diharapkan mampu menarik wisatawan dan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Dari sisi sosial, kegiatan ini mempererat rasa kebersamaan dan gotong royong antarwarga. Kolaborasi dalam penanaman dan perawatan tanaman menciptakan ikatan sosial yang lebih kuat, sekaligus menumbuhkan rasa memiliki terhadap program yang dijalankan. Hal ini menjadi modal penting bagi keberlanjutan program di masa depan. Secara lingkungan, penanaman tabebuya berkontribusi pada peningkatan kualitas udara dan pengurangan polusi. Pohon-pohon ini membantu menambah tutupan hijau desa, menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan berkelanjutan. Dengan demikian, program ini tidak hanya berdampak pada aspek ketahanan pangan tetapi juga pada pelestarian lingkungan.
Untuk memastikan keberlanjutan program, dilakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala. Pemantauan ini mencakup pertumbuhan tanaman dan dampaknya terhadap ketahanan pangan serta kualitas lingkungan desa. Evaluasi yang konsisten membantu mengidentifikasi kendala dan menemukan solusi untuk perbaikan di masa mendatang. Program kerja penanaman tanaman keras di Desa Cokro ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan program serupa. Dengan dukungan penuh dari masyarakat, pemerintah desa, dan pemangku kepentingan lainnya, Desa Cokro bergerak menuju masa depan yang lebih mandiri, hijau, dan sejahtera. Keberhasilan program ini tidak hanya membawa manfaat langsung tetapi juga membangun fondasi bagi pembangunan yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H