Mohon tunggu...
tessa ayutriana
tessa ayutriana Mohon Tunggu... Lainnya - universitas tanjungpura

apapun yang kamu lakukan sekarang. akan ngaruh dimasa depan nanti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Besarnya Harapan Penerima Bansos dari Seorang Janda

14 April 2024   21:16 Diperbarui: 14 April 2024   21:19 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rumah tampak depan/dokpri

Ibu Iin, Seorang janda yang berusia 53 tahun yang tinggal di Kecamatan Pontianak Kota, Desa Sungai jawi. Bu Iin dengan tingkat pendidikan terakhir dijenjang SMA ini memiliki 3 orang tanggungan keluarga yaitu anak, menantu dan cucu. Bu Iin memiliki 2 anak laki laki, salah satunya bekerja di Malaysia. Biaya sehari hari Bu Iin beberapa hasil dikasih oleh anak yang bekerja. 

Walaupun sudah diberi uang dengan anak sulungnya, ia tetap mencari pekerjaan dengan bantu bantu orang masak dengan kerja harian. Upah yang didapati Bu Iin setelah membantu orang masak perbulan nya yaitu Rp.500.000 hingga Rp.1.000.000 dengan pengeluaran kebutuhan sehari hari Rp.30.000 per hari. 

Dengan hasil pengeluaran kebutuhan keluarga Bu Iin ternyata mencukupi 2-3 kali makan sehari, dengan bahan bakar yang digunakan untuk masak sehari hari menggunakan gas.

Rumah Bu Iin berstatus milik sendiri dengan dinding rumah seluruh tembok, atap rumah menggunakan seng, dengan lantai rumah memakai keramik dan memiliki 4 jumlah ruangan. Jenis perangga yang digunakan untuk rumah menggunakan lampu listrik. Bu Iin menggunakan sumber air minum dengan air galon, sedangkan sumber air mandi dan cuci menggunakan PDAM. Pemilikan aset yang dipunyai bu Iin memilik sebuah motor yang dibeli dengan kredit, mempunya TV bekas, kulkas, VCD/DVD, rice cooker, HP dan mesin cuci bekas. Dengan pemakaian aset tersebut daya listrik Bu Iin menggunakan voucher dengan 900 watt.

rumah tampak belakang/dokpri
rumah tampak belakang/dokpri

Bu Iin memiliki ladang/kebun namun sedang bermasalah. Karena, Bu Iin saat masih gadis membeli tanah itu dengan pemilik tanah sebelum meninggal. Namun setelah pemilik tanah meninggal, anak pemilik tanah menjualkan tanah tersebut ke orang lain. Bu Iin telah bertahun tahun melakukan aksi protes atas mempertahankan kepemilikan aset yang dia punya, namun sampai sekarang tidak ada keputusan yang jelas akan asetnya.

Bu Iin adalah salah satu dari ribuan penerima bantuan sosial yang hidup di tepi kemiskinan. Setiap hari, Bu Iin bangun dengan harapan baru, meskipun realitas kehidupannya tidak selalu seindah impian. Sebagai penerima bansos PKH (Program Keluarga Harapan), Bu Iin merasa bahagia dan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Pemerintah. 

Bantuan ini sangat membantu meringankan perekonomian yang dihadapi Bu Iin, sehingga ia berharap terus menerus menerima bantuan. Bantuan berupa beras atau uang diberikan langsung ke rumah, sehingga tidak perlu mengeluarkan waktu dan biaya untuk mengambilnya. Terakhir bantuan bansos yang didapati Bu Iin berupa beras pada bulan Februari. Penerima bantuan sosial bagi Bu Iin bukanlah simbol kegagalan, tetapi pelampiasan harapan akan kesempatan yang lebih baik. Bantuan itu adalah napas hidup di saat-saat paling sulit, membantu mereka bertahan ditengah badai ekonomi yang tak kenal belas kasihan.

Wawancara dan observasi mendalam dilaksanakan pada bulan Februari--Maret 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun