Mohon tunggu...
Tessa Sitorini
Tessa Sitorini Mohon Tunggu... -

Education Background > SMA 3 Bandung > Medical Faculty Padjadjaran University (Class of 96) ,eCornell 2010 Working Experiences: Jamsostek Clinic, PT Indorama, PT East West Seed, RS Asri, PT Meiji Indonesia, PT IDS Marketing Indonesia (Li & Fung Group)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencoba Memahami Sentimen Anti-Islam di Belanda

30 November 2014   07:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:28 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Moslims veranderen niet, assimileren niet, integreren niet. Nee, ze verbouwen op onze kosten Nederland tot hun eigen huis, met al die moskeeën."

"Orang muslim tidak mau berubah, tidak berasimilasi dan tidak berintegrasi !"
Lontar De Graaf, anggota partai PVV di dalam debat parlemen di Belanda, dia menambahkan bahwa partainya mempunyai ketakutan jika Negara Belanda akan "di-Islamisasi" oleh para muslim.

Belanda merupakan negara di Eropa yang tinggi populasi muslimnya (6%) dibandingkan dengan Austria, Swiss dan Jerman (4%). Sebanyak 76% dari populasi muslim di Belanda terdiri dari orang-orang Turki dan Maroko, sisanya berasal dari Iraq, Iran, Somalia, Afghanistan, Somalia dll. Fakta demografi ini penting dicatat untuk berasumsi bahwa yang dimaksud "anti-Islam" bisa jadi adalah penolakan terhadap perilaku terhadap praktik Islam yang ditunjukkan oleh orang-orang Turki dan Maroko sebagai mayoritas populasi muslim di Belanda.

Opini negatif terhadap para imigran yang kebetulan kebanyakan beragama Islam ini telah dimulai lama, tercatat di tahun 1990 diadakan survei terhadap para penduduk asli Belanda dan mereka menyatakan ketidaksukaannya terhadap gelombang imigran yang besar memasuki Belanda yang nota bene kebanyakan adalah imigran muslim dari kedua negara di atas. Sentimen negatif terhadap Islam kemudian makin meningkat setelah kejadian 9/11 di Amerika (2001), serangan teroris di Madrid (2004) dan pembunuhan kejam Theo van Gogh - seorang sutradara film yang dianggap membuat film yang melecehkan Islam, dan serangkaian berita dari penjuru dunia yang membuat orang takut terhadap Islam, karena Islam kemudian diasosiasikan sebagai agama kekerasan.

Di dalam negeri Belanda sendiri terdapat sejumlah fakta yang membawa imej yang kurang baik bagi Islam. Misalnya angka pengangguran di kalangan orang Turki dan Maroko yang tinggi (21-27%) dibandingkan orang Belanda (9%), hal ini bisa jadi diakibatkan tingkat pendidikan mayoritas orang Turki dan Maroko yang rendah. Dalam hidup bermasyarakat wajah Islam yang kebanyakan dibawa oleh imigran dari Maroko, Turki dan Afrika dikenal kurang ramah dan cenderung eksklusif, setidaknya dari pengalaman saya dan beberapa teman.

BELAJAR DARI METODE AKULTURASI WALI SONGO

Fenomena ini mengingatkan saya pada sebuah periode dimana para Wali Songo yang notabene semuanya terdiri dari orang luar Indonesia (ekspatriat) kecuali Sunan Kalijaga - sukses berbaur di masyarakat Indonesia yang saat itu kepercayaan dan budayanya bukan Islam. Metoda dakwah yang dibawa oleh para waliyullah itu tentu tidak lain bersumber dari Al Qur'an dan Al Hadits dengan penyampaian yang elegan dan cerdik sehingga bisa diterima baik oleh masyarakat.

1. Berinteraksi dengan memperlihatkan sifat yang baik sebanyak-banyaknya
"Serulah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik dan berdebatlah denganmereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahuitentang siapa yang tersesat daripada jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang yang mendapat petunjuk." (QS An Nahl: 125).
Perilaku yang baik, ramah, tenggang rasa, empati dan sifat-sifat baik lainnya akan sangat efektif meraih hati orang.

2. Menjadikan mesjid sebagai pusat kegiatan dan pendidikan.
Di jaman wali songo, mesjid tidak hanya dijadikan sebagai tempat ibadah tetapi juga tempat pembinaan masyarakat dan aktivitas diskusi yang berkaitan dengan politik, sosial , kebudayaan dan kehidupan. Yang menarik adalah arsitektur masjid yang menunjukkan perbauran dengan kepercayaan setempat, berbeda dengan model-model mesjid yang ada di daerah Timur Tengah. Hal ini penting untuk dipertimbangkan di Belanda yang penduduknya mulai menganggap mesjid gaya 'Timur Tengah' sebagai "unimaginative", "cheap imitation" dan seolah-olah sekadar nostalgia orang akan kampung halamannya.

3. Partisipasi yang tinggi dalam politik dan kenegaraan
Kegiatan politik para wali songo yang merupakan sufi di tanah Jawa tercatat jelas dalam sejarah. Kemunculan kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di tanah Jawa yang kemudian dapat melumpuhkan kerajaan besar seperti Majapahit tanpa mengorbankan nyawa adalah hasil kegigihan Sunan Ampel yang mendapat bantuan dari Sunan Giri, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang.

4. Penguasaan di bidang Ekonomi.
Sumbangan Wali Songo dalam bidang ekonomi dapat dibuktikan melalui tindakan Maulana Malik Ibrahim menyempurnakan kehidupan di Leran dengan memelihara sawah dan kebun secara cermat dan baik. Di samping meningkatkan taraf ekonomi penduduk, beliau menerapkan nilai-nilaiIslam dalam kehidupan seperti menggalakkan memberi sede kah kepada fakir miskin.Maulana Malik Ibrahim memperkenalkan sistem pengairan untuk pertanian yang kemudian memajukankota Gresik (Hasanu Simon, 2004: 167). Sunan Drajat berjaya meningkatkan prasarana pengangkutan dan pembangunan perumahan. Sunan Gunung Jati menggalakkan penduduk memanfaatkan hutan sebagai tempat kediaman dan pemanfataan hasil bumi. Dan Sunan Kalijaga turut menghasilkan karya mengenai pertanian seperti filsafat bajak dan cangkul (Ridin Sofwan, 2000;279).

5. Berkata-kata melalui sastra, budaya dan kesenian
Sunan Kalijaga menggunakan seni wayangsebagai salah satu strategi dakwah kerana tradisi wayang telah berkembang berabad-abad padazaman kerajaan Majapahit. Sementara itu, Sunan Bonang pula mahir dalam penggunaan alat musik bonang. Ini karena kebanyakan masyarakat di Tuban amat menggemari lagu-lagu gending gamelan, maka beliau menggunakan kesenian rakyat tersebut. Kepandaian beliau memainkan alat musik tersebut diiringi tembang-tembang yang berupa pantun keagamaan berhasil mempengaruhi masyarakat Tuban mempelajari lagu tembang dan akhirnya mempelajari agama Islam.
Sunan Ampel memperkenalkan huruf Pegon yaitu sejenis tulis Arab berbahasa Jawa, beliau juga memperkenalkan perkataan baru untuk disesuaikan dengan masyarakat Jawa seperti solatdiganti dengan "sembah hyang "agar mudah difahami masyarakat yang sebelum beragama Hindu, istilah santri (pelajar yang menuntut di pesantren) yang berasal daripada kata "shastri" yaitu orangyang tahu buku suci agama Hindu.

6. Toleransi dalam menjalankan agama
Dakwah "bil hal" atau "uswah hasanah" merupakan suatu yang berkesan dalam berdakwah. Sunan Kudus misalnya mengambil sikap toleransi yang tinggi terhadap penduduk Kudus yang masih ramai beragama Hindu. Suatu ketika beliau membeli sapi (lembu betina) dari India ditambat di halaman rumahnya, maka orang ramai - yang kebanyakan terdiri dari pemeluk agama Hindu dan Budha membanjiri rumahnya dan ternanti-nanti apa yang akan dilakukan kepada sapi tersebut. Beliau pun berkata kepada khalayak, “Saya melarang saudara menyakiti sapi ini apalagi menyembelihnya sebab di waktu saya masih kecil dulu saya hampir mati kehausan lalu seekor sapi datang menyusui saya.” Beliau turut menegaskan bahawa dalam al-Qur`an ada surat bernama al-Baqarah (sapi betina). Selain itu, beliau membina menara mirip candi Hindu. Sikap toleransi beliau itu menyebabkan penduduk Kudus menerima Islam . Sunan Kudus juga berdakwah secara hikmah kepada umat Budha, beliau membuat tempat wuduk dengan lapan pancuran. Setiap pancuran masing-masing diberi arca kepala lembu betina di atasnya. Hal ini disesuaikan dengan ajaran Budha yaitu Jalan berlipat lapan.

Singkat kata, para Wali Songo berhasil memperkenalkan Islam sebagai suatu cara hidup yang menyeluruh. Masing-masing menggunakan bakat dan bakat alaminya sendiri-sendiri untuk menyampaikan ajaran Islam. Pendekatan sufi yang dinamik, penuh hikmah adalah satu langkah yang bijak dalam usaha mendekatkan masyarakat Jawa kepada Islam, suatu cara pendekatan yang patut ditiru menghadapi masyarakat yang berbeda di negeri kincir angin ini.

Referensi :
1. Islam in Netherlands. http://www.euro-islam.info/country-profiles/the-netherlands/
2. PVV: geen Islam in Nederland. http://nos.nl/arti…/2005845-pvv-geen-islam-in-nederland.html
3. Nation of Anti-Islam. Is there more Muslims-bashing in the Netherlands than in any other countries? http://www.slate.com/…/exp…/2010/10/nation_of_antiislam.html
4. Hikmah Berdakwah: Suatu Penelitian Terhadap Pendekatan Dakwah Wali Songo. http://drahmadzakilatiff.blogspot.nl/…/hikmah-berdakwah-sua…

Like


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun