Mohon tunggu...
Masruri Masruri
Masruri Masruri Mohon Tunggu... -

#Inspirator#Cahaya#Pendidikan di #LangitEropa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Berkemah Melatih Kecerdasan Jamak Anak

3 November 2015   04:53 Diperbarui: 4 November 2015   19:37 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Zahra (depan) bersama grup putri SDIT Insan Mandiri, Pasar Minggu, Jaksel di Kemnas 3 PSIT Coban Rondo, Batu Malang."][/caption]

Pada tanggal 3 sampai dengan 7 November 2015, di bumi perkemahan Wana Wisata Coban Rondo, Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur digelar Kemah Ukhuwah Nasional III (Kemnas 3) Satuan Komunitas Pramuka Sekolah Islam Terpadu 2015. Perkemahan Nasional yang mengambil tema, "Tangguh, Tangkas, Bahagia, Berukhuwwah" ini diikuti oleh sekitar 7092 siswa dalam 710 regu dari SD dan SMP Islam Terpadu di seluruh Indonesia meliputi Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa Barat, Jawa Tengah & DIY, Jawa Timur & Bali, dan Indonesia Timur (Maluku, NTB, NTT, Papua). Jumlah keseluruhan peserta SD adalah 4225 siswa tergabung dalam 224 regu putra dan 199 regu putri. Sisanya sekitar 2867 siswa SMP tergabung dalam 146 regu putra dan 141 regu putri. Peserta dibagi dalam kategori SD/SMP dan Putra/Putri misalnya SD Putra, SD Putri, di mana setiap kategori tersebut dibagi dalam Kecamatan. Setiap Kecamatan disusun menjadi beberapa kelurahan dan setiap kelurahan terdiri dari tenda-tenda yang berasal dari regu yang terdiri dari rata-rata 10 anggota yang mewakili sekolahnya. Kemnas ini diselenggarakan oleh JSIT Indonesia dengan penasihat di antaranya  Ka Kwarnas, Kamabida (Gubernur Jatim), dan Ka Kwarda Jawa Timur.

Bumi perkemahan Coban Rondo memiliki landscape yang indah di mana terdapat air terjun Coban Rondo yang memiliki ketinggian sekitar 84 meter. Di sekitar air terjun terdapat hutan dengan pohon-pohon pinus dan cemara serta rumput-rumput ilalang dengan panorama kota Batu yang indah. Terdapat juga sungai dengan arus yang deras yang cocok untuk kegiatan rafting. Hutan yang berbukit cocok untuk kegiatan trekking baik dengan jalan kaki maupun menggunakan sepeda. Instalasi Outbound juga bisa disiapkan dengan memanfaatkan ketinggian pohon pinus dan cemara.

Di tempat yang indah inilah siswa-siswa SD dan SMP ditempa selama 5 hari untuk mengikuti semua kegiatan dalam Kemnas. Anak-anak dilatih untuk menaati peraturan yang berlaku di area perkemahan yang telah disusun dalam wilayah kelurahan, kecamatan, dalam lingkup kabupaten. Dalam satu regu anak-anak dilatih kesolidan, team work, dan leadership. Kesigapan dalam memenuhi panggilan panitia dari pagi hari ketika senam pagi sampai melalui berbagai kegiatan yang sudah dijadwalkan. Selain kedisiplinan dalam ketepatan waktu dan baris berbaris, anak-anak dilatih kreatifitasnya dalam berbagai sarana yang disediakan seperti keterampilan tali temali dalam menyusun formasi dengan tongkat dan kegiatan permainan.

Kreatifitas dalam hal seni juga dilatih dalam pentas seni dan budaya. Rasa saling berbagi (ukhuwwah) dilatih dalam jungle tracking, halang rintang, dan aktifitas outbound atau game yang melatih juga kerja sama dan kesetiakawanan antar anggota regu. Kegiatan yang dilakukan bersama alam dapat melatih anak-anak untuk menyatu dengan alam, mengamati tumbuhan, satwa, dan lingkungan termasuk dalam menjaga kebersihan. Dan yang terpenting adalah mengamati dan memikirkan indahnya alam ciptaan Allah Swt.  Anak-anak juga dilatih dalam life skill misalnya menyusun tenda, serta mengurus diri sendiri seperti menjahit pakaian, membersihkan badan, menjaga makanan dan menjaga kesehatan selama kegiatan.

Sarana perkemahan ini sangat efektif dalam melatih semua aspek kecerdasan anak. Kecerdasan spiritual akan terlatih ketika anak-anak dapat menyatu dengan alam dan mengagumi keindahan ciptaan-Nya. Pada Kemnas ini panitia juga menfasilitasi sholat berjamaah, berdzikir, sholat malam, serta tentu saja refleksi dari apa yang dialami dalam kegiatan sebelumnya dengan memberikan hikmah atau pelajaran sehingga anak-anak bisa berlatih untuk merenungi pelajaran/hikmah yang bisa diambil. Menyatu dengan alam melatih anak-anak untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan (flora) dan berbagai jenis satwa (fauna) yang hidup di lingkungan wana wisata sehingga dapat melatih kecerdasan alam (natural smart) mereka. Di samping itu juga dengan mengunjungi sebuah tempat misalnya kunjungan ke Jatim Park dan Arhadud (Alutsista TNI) dan berlatih menkonstruksi bangunan dengan tali dan tongkat dapat melatih anak-anak menstimulasi kecerdasan visual spasial.  Dalam satu regu dan melewati berbagai kegiatan bersama termasuk tracking menyusuri hutan, anak-anak dilatih untuk dapat mengendalikan emosi dan saling memperhatikan temannya dalam satu regu. Selalu bersama dan tidak meninggalkan anggotanya yang kebetulan dalam kondisi lemah. Saling menolong dan berbagi misalnya membagi air minum, serta melatih kesabaran dalam perjalanan. Dengan ini anak-anak dapat dilatih kecerdasan emosinya. Kesetiakawanan, leadership, mampu mengungkapkan pendapat dan perasaan dalam satu group ataupun dalam kegiatan gabungan, mendengarkan pendapat teman yang lain dapat melatih kecerdasan sosial (interpersonal smart) anak-anak disamping juga kecerdasan bahasa (linguistic smart). Melatih kemandirian dengan mengurus dirinya sendiri yang biasanya di rumah dibantu orang tuanya, dapat menstimulasi kecerdasan intrapersonal (self smart). Berpartisipasi dalam pentas seni dan budaya dapat mengembangkan kecerdasan musik di mana anak-anak dilatih mengekspresikan lagu dan mengenali ketukan, tempo dari nada musik.

Dalam baris berbaris, tali temali, kecepatan dalam mengumpulkan regu dan memenuhi panggilan kakak Pembina, bermain games dan outbound, jungle tracking, dapat melatih kecerdasan fisik sehingga anak-anak berkembang kecerdasan bodily kinesthetic. Tentu saja dengan berbagai kegiatan yang memerlukan pemikiran seperti kemampuan membaca kode semaphore, menyingkap pesan tersembunyi, pesan berantai, bahkan kegiatan workshop dapat melatih kecerdasan logika-matematika anak-anak. 

Pendekatan pembagian kecerdasan yang dilakukan oleh Gardner ini mengakui bahwa setiap anak memiliki kekuatan dan bobot yang berbeda dari setiap kecerdasan tersebut. Ada yang lebih menonjol kecerdasan logika matematikanya namun lemah di sisi kecerdasan interpersonal. Teori kecerdasan jamak ini mempunyai penekanan agar anak-anak mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving) dan mampu menghasilkan suatu karya. Dengan melakukan stimulasi-stimulasi orang tua dan guru dapat mengidentifikasi kekuatan kecerdasan mana yang menonjol disamping menstimulasi kecerdasan lain yang mungkin belum muncul sehingga diharapkan pendidik serta orang tua dapat memberikan fasilitas sesuai dengan bakat dan minat mereka sehingga ketika dewasa mereka mampu berkarya dan menggapai kesuksesan dalam kehidupannya. Anak-anak yang kreatif dan menonjol dalam kecerdasan musik dan interpersonal, jika dikembangkan akan memungkinkan anak tersebut sukses dalam industri kreatif. Orang tua tidak perlu memaksakan anak tersebut dalam bidang exact (matematika, fisika) dan mengikuti kehendaknya untuk menjadi seorang dokter, insinyur ataupun ilmuwan. Identifikasi bakat dan minatnya dan kembangkanlah dengan memberikan stimulasi sehingga kecerdasannya berkembang mengikuti naturalnya.

Afifah Taqiyyah Az Zahra, siswa kelas enam mewakili SDIT Insan Mandiri Pasar Minggu, Jakarta Selatan dan terpilih sebagai ketua regu putri, berangkat bersama 29 siswa lain (1 regu putri dan 2 regu putra) ke Coban Rondo. Zahra selama dua setengah tahun tinggal di Italia dan baru Juni yang lalu kembali ke Indonesia. Di Italia anak usia dini seusia Zahra tidak boleh keluar tanpa didampingi orang dewasa termasuk ke Sekolah. Jadi waktu lebih banyak dihabiskan antara Sekolah dan Rumah, kecuali ada kegiatan keluar seperti Gita (kunjungan) yang diselenggarakan sekolah atau jalan-jalan bersama keluarga. Mengikuti perkemahan merupakan pengalaman yang berharga bagi Zahra. Ketika ditanya mengapa jauh-jauh ke Jawa Timur mengikuti Perkemahan, Zahra mengungkapkan "Kan aku akan dapat pengalaman banyak, Aku bisa belajar tentang ilmu pramuka, Aku bisa tidur di alam bebas pake tenda dan menyatu dengan alam, Aku bisa pindah belajarnya. Ga hanya di kelas aja. Tapi bisa belajar di alam bebas, dan Bisa merasakan indahnya alam ciptaan Allah mii...." Kata Zahra kepada Uminya.

Semoga Zahra dan teman-teman lain di Kemnas 3 Sako PSIT 2015 ini dapat melatih semua aspek kecerdasan dan ketika selesai menjalani semua kegiatan dapat menjadi insan yang Tangguh dan Tangkas secara fisik dan intelektual, Bahagia secara spiritual dan dapat Berukhuwwah dengan memiliki kepekaan sosial dan kesetiakawanan.

 

(Penulis Sri Rejeki, Guru SDIT Insan Mandiri Pasar Minggu, Masruri, Parma, Italia)

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun