Mohon tunggu...
Cika Tesazabalia
Cika Tesazabalia Mohon Tunggu... Guru - Panggil saja cika

Masih belajar, banyak kurangnya. Dibaca ya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berdiferensiasi

17 Februari 2023   20:39 Diperbarui: 17 Februari 2023   20:42 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyesuaian yang dimaksud yakni terkait minat, profil belajar dan kesiapan peserta didik agar tercapai peningkatan hasil belajar (Herwina, 2021: 176). pembelajaran berdiferensiasi diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang efektif serta menjawab kebutuhan belajar peserta didik yang beragam serta potensi yang dimilikinya dapat berkembang sehingga peserta didik mempunyai kebebasan dalam belajar serta hak-hak belajarnya dapat terpenuhi.

Langkah awal untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi adalah memetakan kebutuhan belajar peserta didik. Menurut Tomlinson (2001) kebutuhan belajar peserta didik tersebut dapat dikatergorikan menjadi tiga aspek, yaitu:

  • Kesiapan belajar (readiness) peserta didik.
  • Kesiapan belajar (readiness) merupakan kapasitas dan kemampuan peserta didik untuk mempelajari dan memahami materi baru. Dengan kesiapan belajar, guru berusaha mengajak peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran yang keluar dari zona nyaman, tetapi dengan dukungan lingkungan belajar yang benar dan fasilitas yang memadai agar peserta didik dapat menguasai suatu materi baru.Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan peserta didik akan membawa peserta didik keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.
  • Minat peserta didik Kita tahu bahwa seperti juga kita orang dewasa, peserta didik juga memiliki minat sendiri. Ada peserta didik yang minat nya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains, drama, memasak, dsb. Minat adalah salah satu motivator penting bagi peserta didik untuk dapat 'terlibat aktif' dalam proses pembelajaran. Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat peserta didik dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan diantaranya:
  • Membantu peserta didik menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar;
  • Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran;
  • Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi peserta didik sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang familiar atau baru bagi mereka, dan;
  • Meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar.
  • Profil belajar peserta didik Profil belajar peserta didik terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan berhubungan dengan gaya belajar seseorang. Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara natural dan efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka. Penting juga untuk diingat bahwa kebanyakan orang lebih suka kombinasi profil. Menurut Tomlinson (2001), ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang. Berikut ini adalah beberapa yang harus diperhatikan diantaranya:
  • Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik organisator)
  • Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik)
  • inestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).

Pemetaan kebutuhan belajar dari aspek profil belajar peserta didik memiliki tujuan sebagai upaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat belajar secara aktif, efesien, dan natural. Faktor yang mempengaruhi pembelajaran seseorang antara lain: lingkungan, budaya, visual, auditori, dan kinestetik. Oleh karena itu, pentingnya guru memvariasikan strategi dan metode pembelajaran.

Berdasarkan pemaparan mengenai ketiga aspek dalam mengkategorikan kebutuhan belajar peserta didik, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa untuk mengoptimalkan pembelajaran dan tentunya hasil dari pembelajaran peserta didik diperlukan pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Selain itu dengan mengembangkan kebutuhan belajar peserta didik tujuan pembelajaran dapat tercapai sehingga dengan adanya pembelajaran berdiferensiasi ini dapat:

  • Membantu proses belajar bagi semua peserta didik. Guru bisa merefleksi dan meningkatkan kesadaran terhadap kemampuan peserta didik sehingga seluruh peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran.
  • Meningkatkan motivasi dan hasil belajar karena guru memahami dan memberikan bimbingan berdasarkan tingkat kesulitan materi dan peserta didik memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan kemampuan dan tingkat kesulitan materi tersebut.
  • Terjalinya hubungan yang selaras dan harmonis antara pendidik dan peserta didik. Relasi antara guru dan peserta didik menjadi meningkat dan kuat dengan pembelajaran berdiferensiasi ini, sehingga peserta didik menjadi semangat dalam pembelajaran.
  • Membantu peserta didik untuk lebih percaya diri dan mandiri.
  • Menggali potensi dan kemampuan peserta didik

Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilaksanakan dengan 4 cara (Tomlinson, 2000) diantaranya:

  • Konten/isi, yang berkaitan dengan kurikulum dan materi apa yang dipelajari oleh peserta didik. Contoh diferensiasi konten dapat laksanakan seperti beberapa kegiatan berikut:
  • Menyediakan bahan bacaan/literatur pada berbagai tingkat keterbacaan.
  • Menyediakan beragam bahan ajar yang disajikan melalui modul, kaset, video atau praktek.
  • Menggunakan tabel kosakata untuk mengetahui tingkat kesiapan peserta didik.
  • Mempresentasikan ide secara audio,visual ataupun dua-duanya.
  • Menggunakan teman bacaan. 
  • Menggunakan kelompok kecil atau tutor sebaya.
  • Proses, merupakan cara peserta didik dalam mengolah informasi dan ide. Contoh kegiatanya antara lain sebagai berikut:
  • Menggunakan kegiatan berjenjang dengan berbagai tingkat tantangan, dukungan, dan kompleksitas.
  • Menggali potensi peserta didik dengan menyediakan pusat minat dan bakat.
  • Menyusun agenda pribadi atau daftar tugas yang harus diselesaikan selama waktu yang ditentukan oleh guru.
  • Memberikan dukungan secara langsung bagi peserta didik yang membutuhkan.
  • Memfasilitasi ketersediaan waktu dalam menyelesaikan tugas.
  • Produk, merupakan interpretasi terhadap apa yang telah diperoleh/dipelajari oleh peserta didik. Contoh kegiatan dapat berupa berikut ini:
  • Memberi peserta didik pilihan cara mengekspresikan kebutuhan pembelajaran atau mempresentasikan hasil belajarnya misal dalam tulisan, gambar, video ataupun narasi.
  • Menggunakan rubrik/standar penilaian yang cocok dan memperluas keberagaman tingkat keterampilan peserta didik.
  • Lingkungan belajar, merupakan keadaan, perasaan dan cara peserta didik bekerja dalam pembelajaran. Contoh kegiatan ini antara lain sebagai berikut:
  • Adanya ruangan atau lingkungan dimana peserta didik dapat berkolaborasi.
  • Menyediakan materi yang melukiskan apsek sosial dan budaya yang terlihat nyata.
  • Membantu memfasilitasi peserta didik yang suka bergerak dengan peserta didik yang suka duduk tenang.
  • Mengembangkan rutinitas atau kebiasaan yang memungkinkan peserta didik mendapatkan bantuan ketika pendidik atau guru sibuk dengan peserta didik lain.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada peserta didik. Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua peserta didik bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka hal tersebut dapat menghambat peserta didik untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. 

Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, peserta didik dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan peserta didik berkolaborasi, kebutuhan belajar peserta didik terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal.

Daftar Pustaka:

Faiz, A., Pratama, A., & Kurniawaty, I. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Program Guru Penggerak pada Modul 2.1. Jurnal Basicedu, 6(2), 2846--2853.

Herwina, W. (2021). Optimalisasi Kebutuhan Peserta didik dan Hasil Belajar dengan Pembelajaran Berdiferensiasi. Perspektif Ilmu Pendidikan, 35(2), 175--182.

Marlina, M. (2020). Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Inklusif. Padang: Afifa Utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun