Tidak mudah bagi mereka untuk mengalahkan para Ksatria. Ali yang kehilangan kekuatan saat melawan lumpu menggunakan konstum buatan Eins sehingga berhasil mengalahkan salah satu Ksatria. Seli menemukan teknik bertarung baru saat melawan Ksatria. Teknik bertarung Raib yang semakin meningkat dan semakin kuat.Â
Dalam novel ini juga terungkap masa kecil Ali sejak ditinggalkan oleh kedua orang tuanya Ia dibesarkan oleh Kakek Ban sampai umur 9 tahun. Dan alangkah terkejutnya Ali karena Kakek Ban datang pada jeda pertandingan sebagai koki untuk menjamu Ali, Raib, Seli dan Batozar. saat menjamu Kakek menceritakan kisah kedua oarng tua Ali. yang dimana ibu Ali yang bernama Eli berasal dari Klan SagaraS dan Ayahnya merupakan salah satu keturunan dari penjelajah Klan Aldebaran.Â
Orang tua Ali hidup di Klan Bumi sampai akhirnya pada saat hamil mereka melakukan perjalanan karena suatu alasan untuk pergi ke Klan SagaraS. Tetapi mereka tidak diterima, Ayah Ali meninggal karena berusaha mati-matian agar istrinya dapat melewati gerbang menuju klan SagaraS. Saat sampai di Gerbang terluar Eli melahikan Ali. Kakek Ban yang ternyata adalah Ksatria SagaraS No.2 luluh dan membiarkan Eli masuk Klan tetapi dengan syarat yang sangat mahal harganya yaitu Eli harus dipisahkan dengan anak yang baru ia lahirkan yaitu Ali.Â
pada akhir novel ini saat Raib, Seli, Ali dan Batozar  telah berhasil memenangkan semua pertarungan. Kakek Ban membawa mereka untuk bertemu Ibu Ali yang masih hidup yang ternyata adalah Ksatria SagaraS No.1
Hal yang Menarik Pada Novel Ini
Di novel ini diperlihatkan pergolakan batin Ali yang ingin mengetahui mengenai misteri kematian kedua orang tuanya. Sama seperti di novel Lumpu dimana Raib yang ingin mengetahui kebenaran dari kedua orang tuanya.Â
Halaman demi halaman dengan konflik yang rumit menambah keseruan pada novel ini. Raib, Seli dan Ali yang ditemani kembali dengan Batozar sehingga membuat pembaca flashback pada novel sebelumnya saat Raib, Ali dan Seli bertarung melawan Si tanpa mahkota. gaya penulisan Tere Liye yang ringan dan detail memudahkan pembaca untuk memahami jalan cerita meskipun bergenre fantasy pembaca akan mudah masuk pada imajinasi penulis.Â
saat membaca novel ini kita akan merasakan berbagai emosi dari mulai kesal, senang, sedih juga terharu. cerita yang diselingi dengan komedi juga sangat menghibur pembaca.Â
Karakter Batozar yang digambarkan sebagai sosok yang menyeramkan tetapi mempunyai selera humor sehingga tidak membuat jenuh pembaca karena terdapat percakapan-percakapan yang mengelitik perut pembaca.Â
Tetapi saat tiba pada halaman-halaman akhir buku kita akan dibuat menangis sedih saat Kakek Ban menceritaka kisah kedua orang tua Ali dan kisah Batozar mengenai keluarganya. Juga menangis terharu membaca perjuangan Raib dan Seli membantu sahabatnya Ali untuk menjawab teka-teki mengenai kedua orang tuanya meskipun mengorbankan nyawa. Dan juga menangis terharu saat Ali dapat bertemu lagi dengan ibunya,Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H