Sayangnya, diamnya seseorang dalam sebuah konflik justru bisa memperburuk keadaan, membuat orang lain merasa diabaikan, bahkan bisa meninggalkan trauma emosional.
Dampak Psikologis dan Cara Mengatasinya
Secara psikologis, silent treatment dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan perasaan tidak dihargai.Â
Orang yang menerima perlakuan ini sering kali merasa bingung, bertanya-tanya apa yang salah, atau bahkan menyalahkan diri sendiri.
Bagaimana cara mengatasi kebiasaan ini?
Membangun Kesadaran: Sadari bahwa diam bukanlah solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah. Jika memang butuh waktu untuk menenangkan diri, komunikasikan dengan jelas, misalnya, "Aku butuh waktu sebentar untuk berpikir sebelum kita lanjut bicara."
Belajar Mengekspresikan Diri: Berlatih menyampaikan perasaan secara jujur tanpa takut dianggap kasar. Gunakan I-messages, seperti "Aku merasa sedih ketika kamu mengabaikanku," daripada "Kamu selalu mengabaikan aku!"
Meningkatkan Budaya Diskusi:Â Dalam keluarga, pertemanan, dan pekerjaan, ciptakan ruang di mana komunikasi terbuka lebih dihargai daripada menghindari konflik. Ini bisa dimulai dari kebiasaan sederhana, seperti menanyakan perasaan orang lain dengan tulus.
Membangun kebiasaan untuk berbicara jujur dan terbuka memang butuh keberanian, tapi justru di situlah kunci hubungan yang sehat.Â
Komunikasi yang baik bukan soal siapa yang paling banyak bicara, tapi bagaimana kita bisa saling memahami.Â
Jadi, benarkah diam selalu emas? Atau jangan-jangan, diam yang salah tempat justru menyisakan luka yang tak terlihat?