Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Angkot Tangerang: Moda Transportasi yang Mulai Ditinggalkan

17 Januari 2025   07:09 Diperbarui: 17 Januari 2025   09:18 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angkot 07 (Sumber: WartaKota)

Dulu, Angkutan kota (angkot) menjadi andalan masyarakat untuk bepergian di berbagai kawasan Tangerang. Masyarakat bisa bepergian jarak jauh atau dekat menggunakan angkot.

Dengan rute yang menjangkau berbagai kawasan, mulai dari perumahan hingga pasar tradisional, angkot menjadi tulang punggung mobilitas harian.

Tapi makin ke sini, saya melihat semakin sepi kendaraan angkot. Di beberapa wilayah, menunggu angkot bukan lagi perkara mudah. Hanya satu atau dua unit yang melintas dalam kurun waktu satu jam.

Terlebih lagi jika saya butuh angkot di kondisi mendesak, seperti membawa barang belanjaan pasar. Situasi ini mencerminkan perubahan besar dalam pola transportasi masyarakat di era modern.

Pergeseran Transportasi dan Kehadiran Ojol 

Salah satu penyebab utama penurunan jumlah penumpang angkot adalah kehadiran ojol, seperti contoh Uber, Grab, dan Gojek. 

Adanya fitur pemesanan yang praktis melalui aplikasi, konsumen merasa lebih diuntungkan. Mereka tidak perlu lagi menunggu lama di pinggir jalan atau menyesuaikan diri dengan rute tertentu. Ojol menawarkan fleksibilitas dan kenyamanan yang sulit disaingi oleh angkot tradisional.

Salah satu sopir angkot di kawasan Tangerang, mengungkapkan bahwa ia kini hanya mampu membawa tiga hingga empat penumpang dalam satu perjalanan. "Kalau dulu penumpang penuh dalam sekali jalan, sekarang sepi. Banyak yang lebih suka naik ojek online karena lebih cepat," ujarnya.

Sepenglihatan saya, penumpang angkot lebih didominasi oleh anak-anak sekolah dan Ibu-ibu yang sehabis belanja dari pasar tradisional. Termasuk penumpang yang rela menunggu angkot dibandingkan membayar mahal ke kendaraan online.

Benar, hal ini tidak hanya berdampak pada penurunan pendapatan sopir, tetapi juga memaksa banyak dari mereka untuk meninggalkan profesi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun