Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Bicara Dari Hari ke Hati: Menguatkan Hubungan Ibu Dengan Anak

16 Januari 2025   19:15 Diperbarui: 16 Januari 2025   19:15 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu dengan Anak Perempuan (Sumber: Unsplash)

Hubungan antara ibu dan anak perempuan sering kali diwarnai dinamika komunikasi yang kompleks. Di satu sisi, ibu ingin memberikan yang terbaik melalui nasihat. 

Namun, anak perempuan kadang merasa apa yang disampaikan lebih terdengar seperti kritik daripada dukungan. Lalu, di mana batas antara nasihat dan kritik? Dan bagaimana ibu bisa menyampaikan pesan dengan lebih efektif tanpa melukai perasaan anak?

Sebagai sosok yang paling dekat, ibu sering kali merasa bertanggung jawab untuk membimbing anak perempuannya agar menjadi pribadi yang lebih baik. Seringkali niat baik tersebut tidak diimbangi dengan cara penyampaian yang tepat. 

Kalimat seperti, "Mama dulu nggak seperti kamu, lho," atau "Kamu tuh harusnya lebih rajin kayak si A," mungkin dimaksudkan sebagai motivasi, tetapi bisa diterima sebagai perbandingan yang menyakitkan.

Di sinilah seni komunikasi berperan. Penting bagi ibu untuk memahami bahwa cara berbicara sama pentingnya dengan apa yang disampaikan. Anak perempuan yang sedang dalam fase pencarian jati diri lebih sensitif terhadap ucapan yang bersifat menghakimi.

Setiap anak perempuan memiliki kebutuhan emosional yang berbeda-beda. Ada yang lebih nyaman dengan nasihat langsung, ada juga yang butuh pendekatan yang lebih halus. Ibu perlu mengenali bagaimana anaknya merespons berbagai cara komunikasi.

Misalnya, saat anak mengalami kegagalan, alih-alih berkata, "Mama sudah bilang kan jangan begitu," lebih baik ucapkan, "Mama tahu kamu sudah berusaha. Ada yang bisa Mama bantu?" Dengan begitu, ibu menunjukkan empati dan dukungan tanpa menghakimi.

Teknik Komunikasi yang Lebih Efektif

  1. Gunakan Kalimat Positif Fokus pada hal positif yang sudah dilakukan anak sebelum memberikan saran. Contohnya, "Mama suka lihat kamu semangat belajar. Mungkin kalau jam belajarnya lebih teratur, kamu bisa lebih maksimal."

  2. Dengarkan Lebih Banyak Kadang, anak hanya butuh didengar tanpa solusi. Berikan ruang bagi anak untuk berbicara dan ceritakan perasaannya. Respon dengan kalimat seperti, "Ceritakan lebih banyak, Mama mau dengar."

  3. Hindari Perbandingan Setiap anak unik. Membandingkan anak dengan orang lain bisa membuatnya merasa tidak cukup baik. Fokuslah pada potensi dan perkembangan pribadinya.

  4. Gunakan Pengalaman Pribadi dengan Bijak Ibu bisa berbagi pengalaman masa muda sebagai pembelajaran, bukan pembenaran. Misalnya, "Dulu Mama juga pernah merasa bingung soal pilihan karier, tapi Mama coba banyak hal sampai tahu apa yang Mama suka."

  5. Berikan Apresiasi Kecil Apresiasi sederhana seperti, "Ibu bangga sama kamu," bisa berdampak besar. Anak akan merasa dihargai dan lebih terbuka menerima masukan.

Mengatasi Perbedaan Pandangan

Perbedaan generasi membuat ibu dan anak perempuan sering memiliki pandangan yang berbeda, terutama dalam hal gaya hidup, pendidikan, atau pekerjaan. Di sinilah komunikasi yang terbuka dan saling menghargai sangat penting. Ibu perlu menyadari bahwa zaman sudah berubah dan cara pandang anak mungkin berbeda, sementara anak juga perlu memahami bahwa pengalaman ibu adalah bentuk kepedulian.

Membuka ruang diskusi dua arah bisa menjadi solusi. Misalnya, berdiskusi tentang pilihan karier atau gaya berpakaian tanpa menghakimi, tetapi dengan memberikan pandangan dari berbagai sisi.

Nasihat dan kritik memang sering kali memiliki garis yang tipis, terutama dalam hubungan ibu dan anak perempuan. Namun, dengan memahami kebutuhan emosional anak dan menggunakan teknik komunikasi yang lebih efektif, ibu dapat menyampaikan nasihat dengan cara yang lebih diterima dan tidak terasa seperti kritik. Komunikasi yang hangat dan penuh pengertian adalah kunci untuk memperkuat hubungan ibu dan anak perempuan. Karena pada akhirnya, tujuan ibu bukanlah untuk mengkritik, melainkan membimbing dan mendukung anaknya tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun