Fenomena anonymous username tidak lepas dari dampak positif dan negatif.Â
Dampak positifnya adalah ruang diskusi yang lebih inklusif, di mana orang-orang yang sebelumnya takut berbicara dapat berkontribusi dalam dialog publik.Â
Selain itu, anonimitas sering digunakan untuk advokasi atau curahan hati, seperti akun curhat atau penggalangan dukungan.Â
Di sisi lain, anonimitas juga memiliki sisi gelap. Meningkatnya kasus cyberbullying dan ujaran kebencian menjadi salah satu dampak negatif yang paling terlihat.Â
Selain itu, sulitnya menegakkan akuntabilitas terhadap tindakan yang merugikan dan penyebaran informasi palsu menjadi tantangan besar.Â
Sebuah penelitian dari Journal of Social Media Research (2023) menemukan bahwa akun anonim memiliki risiko 25% lebih tinggi digunakan untuk penyalahgunaan dibanding akun dengan identitas asli.
Antara Anonimitas dan Autentisitas di Dunia Digital
Fenomena anonymous username juga memunculkan perdebatan tentang autentisitas di era digital.Â
Dalam budaya digital, identitas disimbolkan sebagai kredibiltas individu, tetapi anonimitas menantang norma ini dengan menyajikan ruang tanpa batas bagi penggunanya.Â
Misalnya, platform seperti CuriousCat mempopulerkan interaksi anonim, tetapi di saat yang sama juga memicu risiko cyber harassment.
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana pengguna dan platform dapat memitigasi risiko tersebut tanpa mengorbankan kebebasan berekspresi.