Pernah gak ngerasa umur 25 tuh kayak momen trial hidup?Â
Rasanya kayak anda lagi main game open world, tapi belum paham tujuan utamanya. Pekerjaan masih meraba-raba, keuangan kadang seperti rollercoaster, dan hubungan? Ya, begitu-begitu aja.Â
Kalau kamu ngerasa gini, tenang aja, tentunya kamu nggak sendirian.
Quarter-Life Crisis: Masalah Semua Orang
Di umur 25, banyak dari kita yang mengalami quarter-life crisis. Istilah ini ngegambarin perasaan bingung, cemas, dan kadang nggak puas sama pencapaian hidup. Temen-temen udah mulai punya rumah, nikah, atau kerjaan mapan.Â
Sementara kamu masih mikir, "Aku mau jadi apa ya, sebenarnya?"
Tapi, coba lihat dari sudut pandang lain: umur 25 itu kayak masa trial untuk ngerasain hidup yang sesungguhnya. Kamu belajar dari kesalahan, eksperimen dengan pilihan, dan pelan-pelan nemuin apa yang cocok buat kamu.
Kenapa Hidup Terasa Kayak Trial?
1. Belum Stabil secara Finansial
Gaji cukup buat hidup sebulan aja udah syukur. Nabung? Hmm, kadang cuma niat. Tapi ini wajar. Usia 20-an emang buat belajar gimana caranya ngatur duit, salah beli, sampai akhirnya ngerti pentingnya investasi.
2. Eksperimen Karir
Pekerjaan yang kamu lakukan sekarang bisa jadi bukan yang akan kamu jalani selamanya. Banyak yang pindah-pindah kerja atau bahkan ganti karier karena sadar passion-nya ada di tempat lain.
3. Pencarian Identitas
Umur 25 sering jadi waktu buat nyari tahu: "Aku sebenarnya siapa, sih?" Kamu mulai mikir soal nilai-nilai hidup, mimpi yang ingin dikejar, dan orang-orang yang pantas kamu perjuangkan.
4. Tekanan dari Media Sosial
Feed Instagram isinya temen nikah, punya anak, atau posting liburan ke luar negeri. Kamu? Masih muda pusing mikirin deadline. Ingat, media sosial itu cuma highlight, bukan realitanya.
Gimana Cara Menghadapinya?
Pertama, berhentilah membandingkan hidupmu dengan orang lain. Ingat, setiap orang memiliki jalannya masing-masing, dengan tantangan dan pencapaiannya sendiri. Daripada sibuk melihat keberhasilan orang lain, lebih baik fokus pada apa yang ingin kamu capai. Tetapkan prioritas dan nikmati proses mencapai tujuanmu tanpa tekanan untuk memenuhi standar orang lain.
Selanjutnya, buatlah target kecil yang realistis. Hidup di usia 25 sering kali terasa penuh tekanan, tapi kamu tidak perlu menyelesaikan semuanya sekaligus. Mulailah dari hal sederhana, seperti menabung sedikit dari penghasilanmu atau belajar keterampilan baru yang relevan dengan minatmu.Â
Dengan langkah kecil yang konsisten, kamu akan membangun fondasi yang kuat untuk masa depan. Jangan lupa, nikmati prosesnya! Hidup bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi juga bagaimana kamu belajar dan berkembang melalui setiap pengalaman.
Terakhir, luangkan waktu untuk mengenali dirimu lebih dalam. Cobalah berbagai hal baru, mulai dari hobi hingga aktivitas yang belum pernah kamu coba sebelumnya. Ini bisa menjadi cara untuk menemukan potensi tersembunyimu.Â
Jangan ragu meminta dukungan dari teman atau keluarga yang suportif. Mereka bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi saat kamu merasa ragu. Percayalah, dengan eksplorasi dan dukungan yang tepat, kamu bisa menemukan apa yang membuatmu unik dan memberikan makna pada perjalanan hidupmu.
Hidup di umur 25 tahun bukanlah ajang perlombaan.Â
Namun, justru di masa ini kamu bisa belajar hal paling berharga. Salah itu biasa, bingung itu wajar. Yang penting, kamu terus melangkah sambil nikmatin perjalanan.
Kalau kamu merasa umur 25 itu masih trial, santai aja. Semua orang juga lagi trial. Bedanya cuma di level kesulitannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H