Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dilema Generasi Alpha Berkomunikasi dengan Senior

7 Januari 2025   12:00 Diperbarui: 7 Januari 2025   12:00 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi Alpha tumbuh di era kemajuan teknologi yang amat pesat. Mereka tergolong orang-orang yang mengusung gaya komunikasi jauh berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. 

Perbedaan ini terlihat jelas dalam cara mereka berinteraksi, dengan lebih mengandalkan platform digital dan media sosial untuk menyampaikan pesan.

Sementara generasi senior mengutamakan tata krama dan komunikasi langsung yang terasa lebih personal. 

Perbedaan ini seringkali menciptakan dilema, terutama saat mereka harus berinteraksi dalam keluarga, pendidikan, atau lingkungan kerja.  

1. Perbedaan Medium Komunikasi: Offline vs. Online

Generasi Alpha terbiasa dengan komunikasi berbasis teknologi. Mereka lebih memilih aplikasi pesan singkat atau video call dengan filter menarik daripada bertatap muka langsung. 

Namun, senior sering kali merasa bahwa komunikasi tatap muka atau panggilan telepon lebih personal dan sopan.

Misalnya, seorang senior mungkin merasa diabaikan ketika Generasi Alpha memilih mengirim pesan singkat dibandingkan menelepon. Bagi Generasi Alpha, pesan singkat dianggap cukup efektif, tetapi bagi senior, hal itu bisa menunjukkan kurangnya penghormatan.  

2. Formalitas dalam Bahasa

Para senior cenderung mengutamakan tata krama dalam komunikasi, seperti penggunaan sapaan formal dan kalimat yang terstruktur. Sementara itu, Generasi Alpha lebih nyaman menggunakan bahasa santai, singkatan, atau bahkan emoji sebagai pengganti kata-kata.

Misalnya, ketika Generasi Alpha mengirim pesan dengan "" atau "Oke" kepada senior. Hal itu bisa dianggap tidak sopan atau terlalu singkat. Senior sering mengharapkan pesan yang lebih panjang dan terperinci.  

3. Ketergantungan pada Teknologi

Generasi Alpha sangat mengandalkan teknologi untuk berkomunikasi, tetapi tidak semua senior terbiasa atau merasa nyaman dengan teknologi tersebut. Hal ini menciptakan jurang komunikasi yang cukup lebar.  

Misalnya, ketika Generasi Alpha ingin berbicara dengan senior melalui platform seperti Zoom atau WhatsApp, senior yang tidak terbiasa menggunakan teknologi mungkin merasa frustrasi. 

Sebaliknya, Generasi Alpha merasa repot harus menyesuaikan diri dengan cara-cara lama seperti surat atau tatap muka.  

4. Persepsi tentang Etika dan Empati 

Generasi Alpha yang sering multitasking, membaca pesan sambil bermain game. Hal ini terkadang dianggap kurang fokus oleh senior. Senior juga lebih menghargai kontak mata dan bahasa tubuh, yang sering kali hilang dalam komunikasi digital.  

Misalnya, dalam pertemuan keluarga atau diskusi formal, Generasi Alpha yang sibuk memeriksa ponsel mungkin dianggap tidak peduli, meskipun mereka sebenarnya mendengarkan.  

5. Kesenjangan Generasi dalam Gaya Penyampaian

Generasi Alpha cenderung to the point dan menyukai komunikasi yang cepat. Sebaliknya, senior sering kali lebih suka menjelaskan sesuatu secara mendalam dengan konteks yang panjang.  

Ketika Generasi Alpha langsung memberikan jawaban singkat, senior mungkin merasa mereka tidak serius atau tidak mendengarkan sepenuhnya.  

Cara Mengatasi Dilema Bagi Gen Alpha

1. Menghargai Perbedaan Gaya Komunikasi

   Generasi Alpha perlu memahami pentingnya pendekatan tradisional, seperti berbicara langsung atau menggunakan sapaan formal, terutama dalam situasi profesional atau keluarga. 

2. Mengedukasi Gen Sebelumnya tentang Teknologi  

Senior juga perlu diberikan pemahaman tentang cara kerja teknologi modern agar mereka merasa lebih nyaman dalam berkomunikasi secara digital. Hal ini juga mengurangi mispersepsi antara Gen Alpha dengan gen sebelumnya.

3. Menyeimbangkan Teknologi dan Interaksi Personal

Generasi Alpha bisa mengombinasikan pendekatan digital dengan cara-cara tradisional, seperti mengirim pesan singkat tetapi tetap diikuti panggilan telepon atau kunjungan langsung.

4. Memperkuat Empati dalam Komunikasi

Kedua pihak harus lebih peka terhadap kebutuhan komunikasi masing-masing. Generasi Alpha bisa menunjukkan empati dengan meluangkan waktu untuk mendengarkan secara langsung, sementara senior bisa lebih menerima gaya komunikasi yang lebih santai.  

Dilema komunikasi antara Generasi Alpha dan senior adalah cerminan dari perubahan zaman yang cepat. Namun, dengan saling memahami dan beradaptasi, generasi muda dan senior dapat menciptakan harmoni dalam berkomunikasi.  

Komunikasi yang efektif bukan hanya soal medium atau gaya, tetapi juga tentang menghormati kebutuhan dan perspektif masing-masing generasi. 

Bagaimana menurut Anda, apakah generasi muda dan senior dapat menemukan jalan tengah dalam komunikasi mereka?  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun