Sebagai contoh, iklan atau kemasan obat sakit kepala kerap menampilkan laki-laki berpakaian formal, memegang kepala di tengah tumpukan dokumen atau layar komputer. Ini seolah menggambarkan bahwa sakit kepala adalah konsekuensi dari tanggung jawab besar yang sering diasosiasikan dengan peran laki-laki di dunia kerja. Â
Di sisi lain, strategi pemasaran juga bisa menjadi alasan. Produsen mungkin beranggapan bahwa visualisasi laki-laki lebih efektif dalam menarik perhatian segmen konsumen tertentu. Laki-laki sering dianggap sebagai "pembuat keputusan" dalam pembelian.
Meskipun faktanya perempuan juga berperan besar dalam konsumsi produk kesehatan.Â
Bagaimana Perempuan Terwakili?
Meski perempuan juga sering menggunakan obat sakit kepala, representasi mereka dalam kemasan produk ini jauh lebih minim.Â
Jika ada, perempuan biasanya digambarkan dalam konteks domestik, seperti mengurus rumah tangga atau anak-anak. Gambaran ini memperkuat stereotip gender yang kurang relevan dengan realitas saat ini, di mana perempuan juga menghadapi tekanan pekerjaan yang setara dengan laki-laki. Â
Minimnya representasi perempuan di kemasan obat sakit kepala dapat membuat sebagian konsumen merasa kurang terwakili. Padahal, desain produk yang inklusif tidak hanya lebih adil tetapi juga dapat memperluas daya tarik produk bagi berbagai kelompok konsumen. Â
Menuju Kemasan yang Lebih Inklusif
Desain kemasan yang inklusif dan netral gender dapat menjadi solusi untuk mencerminkan realitas bahwa sakit kepala adalah masalah semua orang.Â
Misalnya, produsen dapat menggunakan simbol atau ilustrasi netral seperti gambar kepala dengan lingkaran yang menunjukkan rasa sakit, tanpa mengasosiasikannya dengan gender tertentu.
Langkah lain adalah dengan memadukan berbagai representasi dalam kemasan, misalnya laki-laki, perempuan, dan bahkan anak-anak, jika produk tersebut memang dirancang untuk semua kalangan.Â