Di zaman yang serba cepat ini, segala sesuatu terasa bisa didapat dengan mudah dan cepat.Â
Mau belanja? Cukup klik dan bayar, barang datang dalam hitungan jam. Mau hiburan? Buka TikTok atau YouTube, langsung puas. Mau ngobrol? Cek pesan, langsung dibalas.Â
Namun, apakah dengan segala kecepatan ini, kita benar-benar merasa puas? Mengapa meskipun segala sesuatunya serba instan, kita masih sering merasa kecewa atau tidak puas?
Instant Gratification: Keinginan yang Menjadi Kebiasaan
Kepuasan instan atau instant gratification, telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari.Â
Setiap kali kita memperoleh sesuatu dengan cepat, otak kita melepaskan dopamin (hormon) yang membuat kita merasa bahagia.Â
Misalnya, saat membeli sesuatu secara online atau saat menonton video pendek yang menarik. Rasanya, setiap kita memperoleh kepuasan secepat itu, kita ingin terus merasakannya.
Namun, kebiasaan mencari kepuasan instan ini bisa memengaruhi cara kita melihat dunia.Â
Seiring waktu, kita menjadi lebih terbiasa menginginkan hasil cepat dan sering kali kehilangan kesabaran dalam menjalani proses. Hal ini membuat kita lebih mudah merasa tidak puas ketika sesuatu memerlukan usaha atau waktu lebih lama.Â
Padahal, banyak hal yang benar-benar bernilai dalam hidup membutuhkan waktu dan kesabaran untuk benar-benar menikmati hasilnya.