Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ngasih Asap Rokok Gratis di Jalan, Mau Sampai Kapan?

4 Januari 2025   12:39 Diperbarui: 4 Januari 2025   12:39 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merokok Sambil Naik Motor (Sumber: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi)

Sebagai pengendara motor, kita sudah cukup akrab dengan polusi udara di jalanan. 

Asap knalpot dari kendaraan, debu, dan udara panas sudah menjadi teman sehari-hari yang mau tidak mau harus kita terima. 

Tapi apa jadinya kalau di tengah-tengah itu semua, ada tambahan asap rokok dari pengendara lain? 

Kombinasi ini bukan hanya mengganggu, tapi juga terasa seperti "bonus" yang sama sekali tidak diinginkan.  

Bayangkan situasi ini. Anda sedang berhenti di lampu merah dan posisi ada di barisan kedua. 

Di depanmu ada seorang pengendara motor yang dengan santainya menghisap rokok, lalu menghembuskan asapnya tanpa peduli arah angin. 

Asap itu tentu saja langsung melayang ke arah wajah, terutama ke area mata. 

Bahkan, jika kamu memakai masker, baunya tetap terasa menyengat. Rasanya seperti mendapat "jatah racun" ekstra yang tidak kamu pesan.  

Bukan cuma soal baunya, asap rokok juga memiliki dampak kesehatan yang serius. 

Menurut penelitian, asap rokok mengandung lebih dari 7.000 zat kimia, di mana banyak di antaranya bersifat toksik, dan sekitar 70 zat diketahui sebagai penyebab kanker. 

Jika kamu merasa polusi udara dari kendaraan bermotor saja sudah cukup membuat sesak, bayangkan harus menghirup asap rokok juga. 

Ini tidak hanya merugikan perokok pasif yang kebetulan ada di dekatnya, tapi juga memperburuk kualitas udara secara keseluruhan. 

Lebih dari itu, abu rokok yang beterbangan juga sering menjadi masalah tambahan. 

Pernahkah kamu mengalami abu rokok yang beterbangan dan mendarat di helm atau bahkan jaketmu? 

Rasanya seperti mendapat "oleh-oleh" dari pengendara depan yang seharusnya tidak ada dalam perjalananmu. Atau lebih parah, jika abu tersebut masuk ke matamu, rasa pedihnya bisa langsung mengganggu konsentrasi berkendara.

Tidak hanya merugikan orang lain, ngerokok sambil naik motor juga sebenarnya berbahaya untuk diri sendiri. 

Mengendarai motor membutuhkan konsentrasi penuh, dan kedua tangan seharusnya fokus pada stang dan kontrol kendaraan. 

Ketika salah satu tangan digunakan untuk memegang rokok, ada risiko besar kehilangan kendali, terutama di situasi darurat. 

Belum lagi jika abu rokok terbawa angin dan mengenai tubuh atau mata sendiri, yang akhirnya justru membahayakan pengendara.  

Secara hukum, memang belum ada aturan spesifik yang melarang ngerokok sambil berkendara. 

Namun, ini bukan berarti kebiasaan ini bisa dibenarkan. 

Bayangkan saja, jika terjadi kecelakaan akibat kurangnya konsentrasi karena merokok, siapa yang paling dirugikan? Tentu saja bukan hanya si pengendara, tetapi juga orang lain yang mungkin menjadi korban.

Selain itu, ngerokok sambil berkendara juga menciptakan kesan buruk di mata orang lain. 

Di tengah kampanye untuk hidup lebih sehat dan ramah lingkungan, kebiasaan ini seolah menjadi langkah mundur. 

Bukannya menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan atau sesama pengguna jalan, perilaku ini justru memperburuk kondisi yang sudah cukup sulit di jalanan.

Jadi, apa solusinya? 

Jika memang sulit untuk meninggalkan kebiasaan merokok, setidaknya hindari melakukannya saat berkendara. Berhentilah sejenak di tempat yang aman dan khusus untuk merokok. 

Dengan cara ini, tidak hanya orang lain yang terbantu, tetapi juga kamu bisa lebih menikmati momen merokok tanpa gangguan. Lebih baik lagi, gunakan kesempatan ini untuk mulai mengurangi kebiasaan merokok, demi kesehatanmu sendiri dan lingkungan sekitar.  

Jalan raya adalah ruang bersama yang pengguna kendaraan gunakan setiap hari. 

Sebagai pengguna jalan, sudah seharusnya kita saling menghormati satu sama lain, termasuk dengan tidak menambah beban polusi udara yang sudah cukup berat. 

Karena sejatinya, menjadi pengendara yang baik bukan hanya soal mematuhi aturan lalu lintas, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga kenyamanan dan keselamatan orang lain di sekitar kita.  

Semoga ke depannya, semakin banyak pengendara yang sadar akan pentingnya menjaga kenyamanan bersama di jalan raya. Ingat, asap rokokmu mungkin hanya sesaat, tapi dampaknya bisa terasa lama bagi orang lain. 

Yuk mulai biasakan sekarang, jadilah pengendara yang lebih peduli. Sebab udara yang lebih bersih dan perjalanan yang lebih nyaman adalah hak semua orang.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun