Seiring waktu, Boxing Day meluas ke masyarakat umum dan diadopsi oleh berbagai negara persemakmuran, seperti Kanada, Australia, dan Selandia Baru.Â
Hari ini bahkan dijadikan sebagai hari libur nasional, dengan masing-masing negara memiliki cara unik untuk merayakannya.
Evolusi Boxing Day Modern
Jika dulu Boxing Day erat kaitannya dengan nilai spiritual dan berbagi, kini lebih dikenal sebagai momen belanja besar-besaran. Banyak toko menawarkan diskon besar-besaran dan orang-orang berbondong-bondong ke pusat perbelanjaan untuk berburu barang murah.
Tradisi belanja pada Boxing Day mirip dengan Black Friday di Amerika Serikat. Pusat perbelanjaan menjadi lautan manusia, semua berlomba mendapatkan penawaran terbaik.Â
Meski menggiurkan, hal ini memunculkan refleksi penting: apakah kita memberi untuk berbagi kebahagiaan atau sekadar memuaskan hasrat pribadi?
Boxing Day dan Hiburan: Sepak Bola hingga Balapan Kuda
Boxing Day tidak hanya tentang belanja; di Inggris, hari ini juga dikenal sebagai momen pertandingan sepak bola yang sangat dinanti. Tim-tim liga Inggris saling bertanding, menghadirkan duel sengit yang menjadi hiburan utama bagi para penggemar olahraga. Selain itu, ada pula tradisi balapan kuda yang menambah keseruan Boxing Day di Inggris.
Sementara itu, di negara-negara seperti Australia dan Selandia Baru, Boxing Day sering dirayakan dengan acara sosial seperti pesta pantai atau pertandingan olahraga lokal. Di Kanada, hari ini lebih difokuskan pada kebersamaan keluarga, menjadikannya hari libur yang sarat kehangatan.
Kembali ke Esensi: Nilai Berbagi dan Kebersamaan
Meski tradisi Boxing Day telah berevolusi, esensi utamanya tetap relevan. Hari ini mengingatkan kita untuk kembali ke nilai-nilai dasar: berbagi rezeki, menghargai orang lain, dan menikmati kebersamaan.