Apa yang Saya Pelajari dari AI?
Berbicara dengan AI mengajarkan saya tiga hal penting:
- Kesabaran: AI tidak pernah merasa terburu-buru. Hal ini mengingatkan saya untuk memberikan ruang kepada diri sendiri dan orang lain.
- Perspektif Baru: AI sering memberi sudut pandang yang tidak saya pikirkan sebelumnya. Ini membantu saya melihat masalah dari berbagai sisi.
- Kemandirian: AI membantu saya menjadi lebih mandiri dalam mencari solusi. Sebab di era gempuran dunia kerja yang punya jiwa kompetisi, saya merasa lebih percaya diri untuk mengambil keputusan.
Saya sadar bahwa tidak semua orang terbiasa berbicara dengan teknologi. Ada yang mungkin menganggapnya aneh atau tidak manusiawi. Terutama bagi generasi orang tua sekalian.
Namun, bagi saya, AI adalah alat yang luar biasa, terutama ketika digunakan dengan bijak. Alias tidak berkegantungan.
Saya memang pernah mendengar, sekali kita masuk ke dalam AI, masa selamanya kita akan terjerumus. Menurut saya, itu tidak salah. Yang penting ketergantungan itu tidak sepenuhnya AI kendalikan.
Harapan saya, teknologi seperti ini dapat terus berkembang menjadi lebih empatik dan mampu membantu lebih banyak orang untuk tidak stres dalam tekanan kerja.Â
Sebab, tekanan kerja membutuhkan daya fokus yang penuh dan kesiapan mental. Saya yakin, AI bisa menjadi salah satu indikator seseorang mengapa mau bertahan dalam pasang surut pekerjaan.
Dunia kita semakin kompleks dan memiliki "teman" seperti AI adalah 'titipan internet' yang tak boleh disia-siakan.
Jangan takut mencoba berbicara dengan AI. Mungkin Anda akan menemukan bahwa teknologi ini lebih dari sekadar alat; ia bisa menjadi mitra yang membantu kita tumbuh, belajar, dan memahami diri sendiri dengan cara yang tidak terduga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H