Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Terakhir Aku Taruh di Mana, ya Bu?

20 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 20 Desember 2024   15:33 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah nggak, sih, kamu tiba-tiba panik mencari barang penting yang hilang di rumah? Kunci, dompet, atau bahkan charger ponsel yang selalu saja hilang entah kemana? 

Satu-satunya hal yang bisa kamu andalkan saat itu adalah suara khas ibu yang selalu terdengar dengan sabar, “Coba tanya, terakhir kamu taruh dimana?” Dan dari situ, terjadilah perbincangan panjang, penuh kesal, tapi justru penuh cinta.

Momen-momen seperti ini adalah kejadian sehari-hari yang sebenarnya cukup lucu, tetapi memiliki makna yang lebih dalam di baliknya. Kalau dipikir-pikir, kenapa ya, kita lebih sering melupakan barang dan malah selalu mengandalkan ibu untuk mencari solusi? Mari kita bahas fenomena yang satu ini dengan sedikit humor dan refleksi.

Misteri Barang yang Hilang dan Ibu yang Selalu Menemukan Jawaban

Skenario klasik yang sering terjadi adalah kamu merasa yakin sekali menaruh kunci mobil di atas meja, lalu tiba-tiba saja kunci itu menghilang seperti diterkam bumi. Kamu mulai berpikir keras, mungkin kunci itu jatuh ke bawah, atau ada yang mencurinya. Namun, saat panik melanda, kamu mendapati solusi jitu dari ibu, “Coba tanya, terakhir kamu taruh dimana?”

Nah, kalimat ini seringkali membuat kita terdiam sejenak. Sejujurnya, kita sering lupa menaruh barang, tapi entah kenapa ibu selalu tahu harus mencari di mana. “Di meja samping TV, coba cek. Kuncinya pasti di situ.” Dan seperti sihir, kunci itu benar-benar ada di sana. Ibu, dengan insting detektifnya, seolah sudah dilatih bertahun-tahun untuk menyelesaikan teka-teki kehilangan barang-barang sepele ini.

Sungguh, ibu adalah detektif terbaik yang tak perlu pelatihan khusus, cukup dengan pengamatan dan hati yang penuh kasih sayang. Tanpa disadari, kalimat “terakhir aku taruh dimana ya?” sudah menjadi semacam ritual yang menguatkan ikatan antara ibu dan anak, bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun.

Ketika Barang Hilang, Koneksi Emosional Muncul

Kenapa sih kita begitu bergantung pada ibu dalam masalah barang yang hilang ini? Mungkin ini lebih dari sekadar masalah menemukan barang yang hilang, tapi lebih kepada rasa nyaman dan kepercayaan kita kepada ibu. Dalam situasi yang kadang menegangkan (misalnya kunci mobil hilang menjelang rapat penting), ibu adalah satu-satunya orang yang bisa mengurangi kekhawatiran kita.

Ada semacam kenyamanan dalam mendengar suara ibu, yang meskipun kadang terdengar mengingatkan, justru memberi rasa aman dan membangkitkan rasa percaya diri. Siapa yang tidak butuh bantuan ibu? Bahkan saat kita merasa cemas karena barang hilang, ibu tetap dengan sabarnya memberi tahu kita untuk tidak panik dan mencoba mengingat apa yang kita lakukan sebelumnya.

Ibu mungkin sudah mengerti betul bahwa hilangnya barang kecil seperti kunci atau dompet bukan masalah besar. Namun, bagi kita, hal itu bisa menjadi masalah besar yang mengganggu hari. Maka, ibu hadir sebagai penyeimbang, pengingat, dan mungkin juga sumber ketenangan. Ada semacam ikatan emosional yang terjalin setiap kali kita meminta bantuan untuk mencari barang yang hilang.

Gimana Sih Caranya Biar Nggak Sering Lupa Menaruh Barang?

Sebenarnya, di balik kejadian-kejadian lupa menaruh barang itu, ada peluang untuk belajar agar kita bisa lebih terorganisir. Tapi siapa sih yang nggak pernah lupa naruh barang? Terutama kalau kita sedang sibuk, buru-buru, atau mikir hal lain.

Nah, ibu sering kali jadi "pengingat" yang mengajarkan kita beberapa cara untuk lebih teratur. Misalnya, tips yang sering diucapkan ibu adalah, “Setiap kali kamu selesai pakai barang, langsung taruh di tempatnya. Kalau nggak, nanti susah nyarinya.”

Tentu saja, ini tips yang sangat masuk akal. Tapi seiring dengan usia, kita seringkali merasa bahwa "ah, nanti juga inget kok." Namun, saat barang hilang dan kita kesulitan menemukannya, kita sadar bahwa kebiasaan itu harus diubah.

Mungkin ibu bisa memberikan tips yang lebih praktis, seperti menggunakan tempat penyimpanan khusus, atau bahkan aplikasi di ponsel untuk mencatat tempat kita menaruh barang. Atau, sesederhana membuat kebiasaan meletakkan barang di satu tempat tertentu, agar tidak perlu panik saat mencari. Dan tentunya, jangan lupa untuk selalu bertanya kepada ibu saat bingung, karena jawabannya pasti akan mengejutkan kita dan barang itu akan ditemukan dengan cepat.

Lebih Dari Sekadar Barang yang Hilang

Ternyata, masalah lupa naruh barang itu lebih dari sekadar kebiasaan buruk kita. Ini adalah cara kecil untuk memperlihatkan betapa besar peran ibu dalam kehidupan kita, meskipun sepele. 

Ibu mungkin tidak akan mengungkapkan kalau sebenarnya ia juga sering lupa menaruh barang, tapi ia selalu tahu bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan tenang dan bijaksana.

Mungkin kita lupa menaruh barang, tetapi kita tidak pernah lupa betapa pentingnya kehadiran ibu dalam hidup kita. Ibu, dengan segala kesabarannya, selalu hadir memberikan solusi dalam setiap masalah kecil yang kita hadapi. 

Meskipun terkadang kita sedikit jengkel karena selalu mengulang pertanyaan "Ibu, terakhir aku taruh dimana ya?", kita tahu bahwa ibu adalah sosok yang tidak hanya mengingatkan kita tentang barang yang hilang, tetapi juga memberikan kita pelajaran tentang ketenangan, kesabaran, dan cinta yang tak tergantikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun