Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Choice Paralysis: Ketika Banyak Pilihan Justru Bikin Susah Gerak

10 Desember 2024   21:36 Diperbarui: 10 Desember 2024   21:36 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak Pilihan (Sumber: Unsplash/NEOM)

Pernah nggak sih, kamu baru aja buka hape. Terus langsung terbesit, "Gue harus pilih apa ya? Karier mana yang bakal bikin gue sukses, tapi juga happy?" Atau mungkin kamu baru aja bikin keputusan gede, tapi malah nggak bisa tidur karena mikir, "Ini beneran pilihan yang tepat nggak, ya?"

Kalau pernah, welcome to the club. Sebagai Gen Z dan generasi lainnya, hidup di zaman di mana pilihan itu banyak banget, tapi malah bikin pusing.

Ditambah lagi, sekarang kita nggak cuma dihadapkan pada pilihan yang tak terhitung jumlahnya, tapi juga teknologi yang berkembang pesat, terutama AI. AI yang dulunya hanya sekadar alat, kini mulai menggantikan banyak pekerjaan manusia dan membuat kita semakin bingung memilih jalur karier yang tepat. Mulai dari influencer yang dibantu AI untuk bikin script konten, hingga aplikasi yang menawarkan saran investasi otomatis. 

Kayak kita jadi mau gak mau harus berkembang pesat atau menerima untuk tertinggal.

Pilihan Banyak, Tapi Kok Malah Overthinking?

Dulu, generasi orang tua atau generasi X mungkin cuma punya dua pilihan untuk menjadi seorang sukses: jadi PNS atau kerja di perusahaan besar. Simpel, 'kan? 

Tapi sekarang, pilihannya tuh kayak menu all you can eat. Banyak banget! Mau jadi content creator? Bisa. Freelance graphic designer? Gas! Buka bisnis online? Why not?

Masalahnya, pilihan yang banyak inilah yang bikin gampang ke-trigger sama FOMO. Pas scroll Instagram, ada temen yang baru balik liburan ke Eropa. Di LinkedIn, ada lagi yang dapet promosi kerja. Eh, di TikTok, ada orang umur 23 udah punya passive income 100 juta. Terus kita mikir, "Gue ngapain aja sih selama ini?"

Tapi, ya, jangan salah, perasaan kayak gini tuh wajar banget. Di dunia yang serba cepat dan penuh dengan pilihan ini, hampir semua orang pasti ngerasain kebingungannya. Dari yang tua sampai yang muda, kadang kita malah kejebak dalam spiral mikirin, "Kalau gue nggak ngikutin tren ini, apa gue bakal ketinggalan?" 

Yang jadi masalah bukan cuma pilihan yang nggak ada habisnya, tapi juga tekanan untuk selalu terlihat sukses di depan orang lain. Jadi, nggak perlu ngerasa aneh atau minder kalau kamu merasa kayak gitu. Ini adalah bagian dari hidup di zaman di mana pilihan lebih banyak, tapi kadang malah bikin bingung.

Udah Milih, Tapi Tetap Nggak Tenang

Lucunya, bahkan setelah kita bikin keputusan, rasanya tetep nggak puas. Misalnya, kamu pilih jurusan kuliah A karena mikir itu yang paling logis. Tapi beberapa bulan kemudian, kamu liat temen-temen di jurusan B lebih happy, terus mulai mikir, "Harusnya gue pilih jurusan itu aja kali, ya."

Fenomena ini disebut choice paralysis---ketika kita terlalu banyak mikir tentang apa yang bisa terjadi kalau kita ambil pilihan lain, sampai lupa bersyukur sama apa yang udah ada. Kita terjebak dalam siklus what if yang nggak ada habisnya. Apa jadinya kalau dulu gue ambil jurusan lain? Apa kalau gue mulai bisnis lebih cepat? Apa kalau gue nggak ragu buat ngomong ke dia waktu itu? Kita terlalu fokus sama kemungkinan-kemungkinan yang nggak pernah terjadi, sampai akhirnya lupa menikmati perjalanan yang sedang kita jalani sekarang.

Padahal, hidup itu nggak cuma soal pilihan yang kita buat, tapi juga bagaimana kita menjalani pilihan tersebut. Ketika kita terus-menerus melihat ke belakang dan bertanya, "Kalau gue pilih lain, hasilnya bakal beda nggak ya?" kita malah melewatkan kesempatan untuk menikmati apa yang kita punya sekarang.

Yuk, Kita Pelan-pelan Berdamai!

  1. Stop Bandingin Diri Sama Orang Lain
    Serius, apa yang kamu liat di media sosial itu cuma highlight reel. Nggak ada yang posting struggling-nya. Jadi, fokus sama perjalananmu sendiri.

  2. Punya Mindset 'No Wrong Choice'
    Percaya deh, nggak ada pilihan yang 100% salah. Kalau kamu belajar sesuatu dari keputusanmu, berarti itu udah jadi pilihan yang tepat.

  3. Latihan Mindfulness
    Kadang, overthinking itu muncul karena kita mikir tentang masa depan terlalu jauh. Coba tarik napas, fokus ke momen sekarang, dan tanyakan, "Apa langkah kecil yang bisa gue ambil hari ini?"

  4. Celebrate Progress, Bukan Hasil Akhir
    Buat daftar hal-hal yang udah kamu capai, sekecil apa pun itu. Boleh juga diselingin dengan self reward. Percaya deh, ini bakal bikin kamu lebih percaya diri sama perjalananmu.

Semua Pilihan Itu Bagian dari Perjalananmu

Hidup itu nggak kayak game yang dimainin di ponsel, di mana kamu harus pilih opsi yang 'benar' supaya bisa jadi pemenang. Biarlah hidup itu lebih kayak vlog perjalanan, di mana setiap langkah adalah kesempatan buat eksplorasi dan belajar.

Jadi, apapun yang kamu pilih, ingat: kamu nggak sendiri, dan perjalananmu itu valid. Keep going, ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun