Tanggung Jawab Influencer dalam Mengedukasi Audiens
Para influencer memiliki tanggung jawab untuk tidak sekadar hanya menghibur atau berbagi konten yang menarik, tetapi juga untuk mendidik audiens mereka. Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan jangan malas untuk periksa fakta dan kebenarannya sebelum posting ke media sosial. Tidak sekadar hanya mencari viralitas agar produk jualannya laku atau ludes habis.
Sebagai figur publik yang memiliki pengaruh besar, tanggung jawab tersebut tidak bisa dianggap remeh. Pekerjaannya kurang lebih sama seperti seorang jurnalis, memastikan informasi yang mereka sebarkan sudah terverifikasi kebenarannya.
Untuk mengatasi masalah ini, UNESCO, bekerja sama dengan Knight Center for Journalism in the Americas dari Universitas Texas, telah meluncurkan kursus daring gratis dengan tema "how to be a trusted voice online" untuk membantu meningkatkan literasi media di kalangan kreator konten.
Laporan tersebut menekankan bahwa kurangnya evaluasi kritis terhadap informasi menunjukkan betapa pentingnya peningkatan keterampilan literasi informasi media di kalangan para kreator konten.
Berperan Positif untuk Masyarakat yang Lebih Cerdas
Di era yang semakin terhubung dengan media sosial, tanggung jawab influencer untuk menyebarkan informasi yang akurat dan kredibel semakin besar. Misinformasi dapat merusak opini publik, menciptakan kebingungan, dan bahkan memicu ketegangan di masyarakat. Oleh karena itu, sudah saatnya para influencer tidak hanya berpikir tentang popularitas atau engagement, tetapi juga tentang dampak yang bisa mereka berikan kepada masyarakat.
Melalui verifikasi fakta yang lebih ketat, penggunaan sumber yang terpercaya, dan kesediaan untuk memperbaiki kesalahan, influencer dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi audiens mereka. Dengan cara ini, mereka tidak hanya menjadi pembuat konten, tetapi juga edukator yang mengedepankan literasi media di tengah banjir informasi yang ada saat ini.
1. Peran Influencer dalam Meningkatkan Literasi Media
Influencer yang lebih cerdas dapat menjadi agen perubahan dengan memperkenalkan audiens mereka pada pentingnya verifikasi informasi. Dengan mendalami sumber yang terpercaya dan menghindari penyebaran informasi yang belum terverifikasi, mereka bisa meningkatkan kualitas diskursus publik dan memberikan edukasi kepada pengikut mereka untuk lebih kritis terhadap informasi yang mereka konsumsi.
2. Menyaring Informasi Sebelum Disebarkan