Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie

Menyelami komunikasi pada bidang multidisipliner.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

BPOM Temukan 55 Produk Kosmetik Berbahaya, Apa Strategi Perusahaan Atasi Keluhan Netizen?

30 November 2024   12:42 Diperbarui: 30 November 2024   12:42 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan temuan yang mengejutkan: 55 produk kosmetik yang beredar di pasar Indonesia terbukti mengandung bahan berbahaya. Temuan ini berasal dari proses sampling dan pengujian selama November 2023 hingga Oktober 2024. Tidak main-main, produk-produk ini bahkan mencakup kosmetik lokal yang dibuat berdasarkan kontrak produksi, hingga impor yang dipasarkan secara online.

BPOM pun telah mengambil langkah tegas dengan mencabut izin edar serta menghentikan sementara kegiatan produksi, distribusi, dan impor kosmetik tersebut. "Terhadap produk kosmetik yang terbukti mengandung bahan dilarang dan atau bahan berbahaya, BPOM telah mencabut izin edar serta melakukan penghentian sementara kegiatan (PSK)," jelas Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam pernyataan tertulisnya pada 29 November 2024.

Fenomena ini kembali menyoroti betapa promosi kosmetik yang menggiurkan sering kali membuat konsumen lengah. Harga miring, klaim manfaat instan, atau strategi pemasaran bombastis di media sosial kerap menjadi jebakan. Namun, di balik promosi yang menggiurkan, ada risiko kesehatan yang tak bisa diabaikan.

Lalu, bagaimana kita sebagai konsumen bisa lebih cerdas dalam menghadapi promosi kosmetik sesaat?

Apa yang Salah dengan Promosi Sesaat?

Akhir-akhir ini memang sering sekali produk brand kecantikan mengadakan promosi besar atau penawaran diskon gila-gilaan. Ini berpengaruh pada konsumen yang demen tergoda "harga murah dapat banyak" tanpa berpikir panjang. 

Namun, di balik tawaran menggiurkan tersebut, ada risiko yang seringkali tersembunyi. Banyak brand yang menggunakan strategi promosi untuk menutupi kekurangan pada produk mereka. Sebagai contoh, diskon besar atau klaim manfaat instan, seperti "hasil  instan hanya dalam 3 hari", sering juga tidak didukung dengan bukti yang jelas atau berbasis penelitian. Iklan semacam ini mengaburkan kenyataan bahwa produk tersebut mungkin mengandung bahan-bahan yang tidak aman untuk kulit atau bahkan berbahaya bagi kesehatan.

Dampak Kosmetik Berbahaya pada Konsumen

Penggunaan produk kecantikan yang mengandung bahan berbahaya tidak hanya berisiko bagi kesehatan kulit, tetapi juga dapat menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang. Bahan berbahaya seperti merkuri yang sering ditemukan dalam produk pemutih kulit, misalnya, dapat menyebabkan kerusakan pada kulit secara permanen, bahkan menembus lapisan dermis dan merusak sel-sel kulit. Penggunaan produk ini dalam jangka panjang dapat memicu iritasi, alergi, hingga gangguan pada organ dalam tubuh, seperti kerusakan ginjal atau sistem saraf. 

Bahkan, beberapa bahan kimia yang terkandung dalam produk kosmetik ilegal bisa menyebabkan kebengkakan yang bisa saja berujung pada kanker jika terpapar terlalu lama. Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksa komposisi produk yang kita gunakan dan memastikan bahwa produk tersebut terdaftar di BPOM untuk menghindari bahan berbahaya.

Selain dampak kesehatan, produk kosmetik yang tidak aman juga bisa mengarah pada kerugian finansial yang cukup besar. Ketika kulit kita terpapar bahan kimia berbahaya, sering kali kita perlu mengeluarkan biaya lebih untuk perawatan medis dan perawatan kulit yang lebih intensif. Pengobatan untuk reaksi alergi, iritasi, atau gangguan kulit lainnya bisa sangat mahal, terutama jika memerlukan terapi jangka panjang atau perawatan di klinik kecantikan. 

Dalam beberapa kasus, bahkan biaya untuk memulihkan kulit yang rusak bisa lebih tinggi daripada biaya yang awalnya kita bayarkan untuk produk tersebut. Oleh karena itu, memilih produk yang aman dan terjamin kualitasnya adalah investasi terbaik untuk menjaga kesehatan kulit, serta menghindari kerugian finansial di masa depan.

Strategi Perusahaan Menyikapi Keluhan Pelanggan Setia

Bagi perusahaan di Indonesia, terutama yang sudah memiliki basis pelanggan setia, menghadapi keluhan dengan strategi yang tepat adalah kunci untuk mempertahankan loyalitas dan kepercayaan konsumen. Berikut beberapa langkah yang perlu diambil:

1. Tanggap dan Cepat Menanggapi Keluhan

Kecepatan dalam merespons keluhan adalah hal yang tidak bisa ditawar. Konsumen yang merasa diabaikan cenderung merasa frustrasi dan lebih cenderung membagikan pengalaman buruk mereka secara luas. Perusahaan yang cepat merespons keluhan melalui platform media sosial atau customer service dapat mengurangi dampak negatif yang lebih besar.

2. Permintaan Maaf yang Tulus dan Transparansi

Menerima kesalahan dan mengungkapkan permintaan maaf yang tulus adalah langkah pertama untuk membangun kembali kepercayaan pelanggan. Pengguna internet lebih menghargai transparansi, seperti menjelaskan bagaimana masalah tersebut muncul dan langkah-langkah yang diambil untuk mencegahnya terjadi lagi. Ini menunjukkan bahwa perusahaan bertanggung jawab dan berkomitmen terhadap kualitas produk dan pelayanan.

3. Tawarkan Kompensasi yang Adil

Memberikan kompensasi berupa pengembalian dana, produk pengganti, atau diskon untuk pembelian selanjutnya dapat mengurangi rasa ketidakpuasan konsumen. Hal ini juga dapat memperkuat hubungan jangka panjang dengan pelanggan setia yang merasa dihargai.

4. Gunakan Keluhan sebagai Umpan Balik untuk Perbaikan

Ketika perusahaan menganggap keluhan yang tengah beredar sebagai ancaman, perusahaan dapat melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan memperbaiki produk atau layanan mereka. Menunjukkan bahwa keluhan pelanggan benar-benar diambil dengan serius dan menjadi bahan evaluasi internal akan membuat konsumen merasa dihargai.

5. Komunikasi yang Terbuka dan Personal

Berbicara langsung dengan konsumen yang mengeluh, baik melalui DM di media sosial atau percakapan telepon pribadi, sering kali bisa lebih efektif daripada hanya memberi jawaban generik. Hal ini juga memberi kesan bahwa perusahaan peduli dengan pengalaman pribadi setiap pelanggan.

Keluhan online yang terungkap dengan jelas dan terbuka dapat mengungkapkan kekurangan dalam produk atau bahkan praktik pemasaran yang menyesatkan. Ini memberikan informasi berharga kepada konsumen lain yang sedang mencari produk yang aman dan terpercaya. Keluhan yang disampaikan secara luas dapat mendorong perusahaan untuk bertindak cepat dalam memperbaiki kualitas produk mereka atau menariknya dari peredaran, seperti yang dilakukan BPOM dalam mengungkapkan produk berbahaya.

Selain itu, keluhan juga berfungsi sebagai bentuk pengawasan sosial yang dapat menekan perusahaan untuk lebih bertanggung jawab terhadap kualitas dan keamanan produk yang mereka jual. Sebagai konsumen, dengan berbagi pengalaman kita, kita tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga berperan dalam menciptakan pasar yang lebih transparan dan aman bagi semua.

Jangan mudah tergiur dengan harga murah atau janji-janji instan yang tidak realistis. Periksa lebih dalam label produk, pastikan produk tersebut terdaftar di BPOM, dan baca ulasan dari pengguna lain untuk memastikan keamanannya. Selalu ingat, kesehatan kulit kita lebih berharga daripada sekadar tampilan instan yang bisa berisiko.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun