Ketika perusahaan menganggap keluhan yang tengah beredar sebagai ancaman, perusahaan dapat melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan memperbaiki produk atau layanan mereka. Menunjukkan bahwa keluhan pelanggan benar-benar diambil dengan serius dan menjadi bahan evaluasi internal akan membuat konsumen merasa dihargai.
5. Komunikasi yang Terbuka dan Personal
Berbicara langsung dengan konsumen yang mengeluh, baik melalui DM di media sosial atau percakapan telepon pribadi, sering kali bisa lebih efektif daripada hanya memberi jawaban generik. Hal ini juga memberi kesan bahwa perusahaan peduli dengan pengalaman pribadi setiap pelanggan.
Keluhan online yang terungkap dengan jelas dan terbuka dapat mengungkapkan kekurangan dalam produk atau bahkan praktik pemasaran yang menyesatkan. Ini memberikan informasi berharga kepada konsumen lain yang sedang mencari produk yang aman dan terpercaya. Keluhan yang disampaikan secara luas dapat mendorong perusahaan untuk bertindak cepat dalam memperbaiki kualitas produk mereka atau menariknya dari peredaran, seperti yang dilakukan BPOM dalam mengungkapkan produk berbahaya.
Selain itu, keluhan juga berfungsi sebagai bentuk pengawasan sosial yang dapat menekan perusahaan untuk lebih bertanggung jawab terhadap kualitas dan keamanan produk yang mereka jual. Sebagai konsumen, dengan berbagi pengalaman kita, kita tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga berperan dalam menciptakan pasar yang lebih transparan dan aman bagi semua.
Jangan mudah tergiur dengan harga murah atau janji-janji instan yang tidak realistis. Periksa lebih dalam label produk, pastikan produk tersebut terdaftar di BPOM, dan baca ulasan dari pengguna lain untuk memastikan keamanannya. Selalu ingat, kesehatan kulit kita lebih berharga daripada sekadar tampilan instan yang bisa berisiko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H