Siapa bilang melatih abundance mindset itu sulit?Â
Kadang, kebahagiaan dan rasa syukur justru bisa dimulai dari hal sederhana, seperti menikmati jam makan siang. Di tengah kesibukan, makan siang sering dianggap sebagai rutinitas biasa, bahkan terabaikan. Padahal, jika dilakukan dengan benar, momen ini bisa jadi peluang untuk merefleksikan rasa syukur dan menghargai hidup.
Apa itu Abundance Mindset?
Abundance mindset adalah pola pikir yang mendorong kita untuk menginvestasikan hal-hal baik ke dalam diri masing-masing, baik itu waktu, energi, maupun sumber daya. Semakin besar energinya, semakin besar pula dampak positif yang bisa terciptakan. B
erbeda dengan scarcity mindset yang berakar pada ketakutan akan kekurangan, abundance mindset memandang dunia sebagai tempat dengan peluang tak terbatas untuk bertumbuh dan berbagi. Pola pikir ini membantu individu untuk lebih fokus pada potensi dan kolaborasi, daripada fokus hanya kepada keterbatasan yang ada.
Yang menarik dari abundance mindset ini adalah bahwa ini bukan sekadar optimisme, tetapi juga diajarkan tentang menjadi proaktif. Mereka yang memiliki pola pikir ini cenderung lebih murah hati, terbuka terhadap ide baru, dan berani mengambil risiko dengan keyakinan bahwa setiap kegagalan adalah pelajaran berharga. Seseorang maupun kelompok yang mengadopsi pola pikir ini mampu menciptakan solusi inovatif, seperti membangun komunitas mandiri atau merancang program berkelanjutan yang memberdayakan banyak orang.
Pentingnya abundance mindset terletak pada kemampuannya untuk membebaskan kita dari rasa takut; memberikan sedikit demi sedikit keberanian untuk mengambil keputusan besar. Dengan pola pikir ini, kita tidak hanya meningkatkan kapasitas diri, tetapi juga menciptakan dampak yang lebih luas melalui kolaborasi.Â
Sebagaimana nasihat klasik mengatakan, "Pasang masker oksigenmu sendiri dulu sebelum membantu orang lain," berinvestasi pada diri sendiri adalah langkah pertama untuk mencapai perubahan yang lebih besar.
Kenapa Menikmati Momen Kecil Seperti Makan Siang itu Penting?
Terkadang momen kecil seperti makan sambil nonton itu dianggap remeh. Sudah seperti rutinitas istirahat pada tengah hari saja, tanpa benar-benar memanfaatkan waktu tersebut untuk merayakan diri. Padahal 'kan, makan siang itu bukan sekadar makan saja, ya? Yang dimana pikiran kita bisa saja masih terjebak pada pekerjaan yang belum selesai, deadline yang menunggu, atau masalah yang belum terselesaikan.