Mohon tunggu...
Tesalonika Hasugian
Tesalonika Hasugian Mohon Tunggu... Penulis - Host Foodie yang gemar menulis

Pemerhati media dan seisi kata-katanya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kenaikan PPN 12%: Makan di Luar Jadi Mewah, Worth It-kah?

20 November 2024   12:20 Diperbarui: 20 November 2024   13:21 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makan Bersama di Restorant (Sumber: istockphoto.com/djiledesign)

Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12% yang akan diterapkan pada Januari 2025 langsung memicu kontroversi di media sosial.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dan jasa di dalam wilayah Indonesia, dan termasuk dalam kategori pajak tidak langsung. Artinya, meski konsumen yang menikmati barang atau jasa, yang bertanggung jawab menyetor pajaknya adalah pihak lain, bukan pembeli itu sendiri. Namun, banyak kalangan yang merasa khawatir bahwa kenaikan PPN ini bisa menurunkan daya beli masyarakat dan mempengaruhi kinerja perusahaan, yang pada gilirannya berdampak pada pendapatan dan kesejahteraan karyawan.

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR pada Rabu (13/11), Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa keputusan kenaikan PPN menjadi 12% mulai 2025 diambil setelah melalui pertimbangan yang sangat matang. Sri Mulyani menjelaskan bahwa kebijakan ini sudah dibahas panjang lebar dengan DPR RI, dengan berbagai indikator, termasuk kesehatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Di tengah pro dan kontra soal kebijakan ini, beliau juga menekankan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai keringanan dan pembebasan pajak untuk memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga dan tidak semakin terbebani.

"Bukannya membabi buta, tapi APBN memang tetap harus dijaga kesehatannya, namun pada saat yang lain APBN itu harus berfungsi dan mampu merespons seperti saat episode global financial crisis, waktu terjadinya pandemi (COVID-19) itu kita gunakan APBN," ucapnya.

Namun, di tengah janji pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat, muncul pertanyaan besar: Apakah masyarakat akan sepenuhnya percaya dengan kebijakan ini? Kebiasaan makan di luar rumah yang sudah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian besar masyarakat Indonesia menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap kebiasaan konsumsi. 

Makan di Luar: Mewah Sih, Tapi Apakah Worth It? 

Persentase Frekuensi Masyarakat Indonesia untuk Makan Di Luar Rumah (Sumber: Rakuten)
Persentase Frekuensi Masyarakat Indonesia untuk Makan Di Luar Rumah (Sumber: Rakuten)

Berdasarkan data survei dari Rakuten Insight Center bulan Desember 2022, sebanyak 43% responden di Indonesia mengaku makan di luar rumah beberapa kali dalam seminggu. Survei yang melibatkan 13.670 responden ini juga mencatat bahwa 17 persen lainnya makan di luar rumah beberapa kali dalam sebulan. Di sisi lain, hanya 2% responden yang mengaku tidak pernah makan di luar rumah. 

Bayangkan? Fakta ini menggambarkan bahwa makan di luar bukan hanya sekadar kebutuhan, tapi sudah menjadi bagian dari pola hidup yang sulit dihindari, yang bisa jadi akan terdampak oleh kebijakan ini.

Makan di luar setelah kenaikan PPN bagaikan membeli tiket nonton film di bioskop favorit, tapi tiba-tiba ada biaya tambahan yang tak terduga. Dulu, kamu bisa menikmati film dengan nyaman tanpa khawatir, tapi kini harus memikirkan apakah film tersebut masih layak ditonton dengan harga tiket yang lebih mahal. Sama halnya dengan makan di luar, yang dulu terasa seperti sebuah pelarian ringan dari rutinitas, sekarang terasa seperti memilih hidangan mewah yang harus dipertimbangkan dengan hati-hati, karena setiap suapan kini memiliki 'biaya tambahan' yang harus kamu bayar.

Dengan kenaikan PPN, harga makanan dan minuman di restoran, kafe, dan tempat makan lainnya kemungkinan akan melonjak. Ini menandakan makan di luar terasa lebih mahal dan seakan menjadi barang mewah yang hanya bisa dijangkau oleh sebagian orang. Apalagi kita tidak bisa menentukan apakah restoran atau kedai-kedai tertentu akan menyesuaikan tarif produksi bahan makanan juga.

Jika makan di luar rumah yang sudah menjadi bagian dari rutinitas masyarakat, kini harus dipikirkan ulang akibat kenaikan PPN. Dengan harga makanan dan minuman yang kemungkinan besar akan melonjak, makan di luar yang dulu terasa terjangkau kini bisa berubah menjadi barang mewah yang hanya bisa dijangkau sebagian kalangan. Apalagi, kita tak bisa memastikan apakah restoran atau kedai-kedai makanan akan menyesuaikan tarif bahan baku mereka. Bisa saja tahun depan ada peningkatan harga yang lebih tinggi lagi.

Apakah konsumsi makanan di luar rumah masih bisa jadi pilihan utama ketika harga semakin tidak terjangkau bagi kalangan menengah ke bawah?

Bagi banyak orang, makan di luar bukan hanya soal kebutuhan perut, tetapi juga pengalaman sosial yang menyenangkan. Makan bersama keluarga atau teman, merayakan momen penting, atau sekadar melepaskan penat setelah seharian bekerja. 

Namun dengan adanya kenaikan PPN, apakah kebiasaan ini masih akan terasa worth it? Bagi sebagian orang, pilihan untuk makan di luar mungkin akan semakin terbatas. Kita yang sebelumnya rutin menikmati makanan di restoran atau kafe mungkin akan beralih mencari tempat yang lebih terjangkau, atau bahkan memasak sendiri di rumah. Di sisi lain, beberapa restoran mungkin akan merespons dengan memberikan penawaran diskon atau menurunkan porsi untuk menjaga daya tarik pelanggan.

Makan di Luar dengan Bijak: Tips Menikmati Kuliner Tanpa Merogoh Kocek Terlalu Dalam

Dompet Terisi (Sumber: Pexels)
Dompet Terisi (Sumber: Pexels)
Makan di luar rumah memang selalu menyenangkan---menikmati hidangan lezat sambil bersantai bersama teman atau keluarga. Namun kenaikan PPN sebesar 12% ini mempengaruhi biaya makan di luar meningkat tajam; membuat kita harus lebih bijak dalam memilih tempat dan menu. 

Tidak perlu khawatir, masih ada cara untuk menikmati kuliner favorit tanpa merogoh kocek terlalu dalam. Dengan sedikit perencanaan dan strategi, kamu tetap bisa menikmati pengalaman makan di luar yang menyenangkan tanpa membebani anggaran. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu kamu makan di luar dengan bijak meski harga semakin melambung. 

  1. Pilih Waktu yang Tepat: Banyak restoran atau kafe yang menawarkan promo tertentu di hari-hari tertentu atau selama jam-jam tertentu (happy hour). Misalnya, beberapa tempat makan memberikan diskon pada makan siang atau selama weekday yang biasanya lebih sepi pengunjung. Manfaatkan waktu-waktu ini untuk menikmati makanan enak dengan harga yang lebih terjangkau.

  2. Manfaatkan Promo Angka Kembar dan Diskon: Jangan ragu untuk mencari tahu promo yang sedang berlangsung. Banyak restoran, kafe, dan aplikasi pengiriman makanan menawarkan diskon atau cashback untuk pembelian tertentu. Manfaatkan penawaran seperti "buy one get one", "ulang tahun", atau potongan harga di aplikasi delivery makanan. Ini dapat membantu mengurangi beban biaya makan di luar.

  3. Pilih Menu yang Hemat Ketika Makan di Luar: Cobalah memilih menu yang lebih ekonomis. Banyak restoran menyediakan pilihan menu yang lebih terjangkau tanpa mengurangi kualitas rasa. Pilihlah menu yang mengenyangkan namun tidak terlalu mahal, atau berbagi porsi dengan teman atau keluarga untuk menghemat biaya.

  4. Perhatikan Porsi Makanan: Beberapa restoran menawarkan porsi yang cukup besar untuk satu orang. Jika merasa porsi terlalu banyak, jangan ragu untuk berbagi dengan teman atau bahkan membungkus sisa makanan untuk dibawa pulang. Ini tidak hanya mengurangi biaya, tetapi juga mengurangi pemborosan makanan.

  5. Cek Aplikasi Pencari Makanan seperti Shopeefood, Grabfood, dan Gofood: Restoran-restoran ada yang menawarkan promo spesial atau voucher diskon untuk berbagai tempat makan. Gunakan aplikasi seperti Gojek, Grab, atau Zomato untuk mencari tempat makan yang menawarkan harga lebih terjangkau atau promo menarik.

  6. Buat Anggaran Makan di Luar:Tetapkan anggaran bulanan untuk makan di luar, dan berpegang pada batasan tersebut. Dengan cara ini, kamu tetap bisa menikmati kuliner tanpa khawatir melebihi pengeluaran yang sudah direncanakan.

  7. Perhatikan Kualitas dan Harga: Pastikan bahwa harga yang kamu bayar sebanding dengan kualitas dan pengalaman yang didapat. Jika harga terasa terlalu mahal dibandingkan dengan kualitas makanan atau suasana restoran, pertimbangkan untuk mencari tempat lain yang lebih terjangkau tetapi tetap memuaskan.

Dengan begini, strategi makan di luar tetap lancar jaya! Ini bisa jadi pengalaman yang menyenangkan tanpa harus menguras dompet. Jadi, jangan biarkan kenaikan PPN menghalangi kebiasaan makan di kuliner favoritmu, ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun