Kegunaan Diglosia
Pada dasarnya, masyarakat menggunakan dialek tinggi atau dialek T pada saat menulis. Bahasa ini lebih diakui keberadaaanya karena dialek T adalah dialek dasar dan cocok dipraktikkan dalam situasi penting, seperti pendidikan formal.
Sebaliknya masyarakat lebih cocok menggunakan dialek rendah (dialek R) pada saat berbicara. Bahasa ini lebih banyak keberagamannya karena ada pengaruh secara langsung dari bahasa asing maupun bahasa daerah Indonesia.
Praktik Diglosia
Penerapan diglosia dapat kita temui dalam penggunaan kata saya, aku, gue, dan ane. Padahal kalau dicermati, kata tersebut hanya mengganti tokoh utama yang sedang berbicara atau menulis.
Contoh yang lain lagi bisa dilihat pada penerapan kata duit dan uang, gawe dan kerja, serta bokap dan bapa.Â
Selain itu, seringkali terjadi di masyarakat kota saat berbicara dengan campuran bahasa Indonesia. Siapa yang pernah bilang jujurly?
Dampak Diglosia
Keragaman bahasa memang menjadi kegalauan kita saat mempraktikkan bahasa, terutama pada saat menulis.
Bagaimana cara kita menulis dengan baku dengan menggunakan kalimat yang sederhana sehingga dapat tersampaikan kepada pembaca?